Simpatisanmu
sarana informasi bagi simpatisan Muhammadiyah
*KAJIAN JUM’AT PAGI*
Jum’at Pahing. 2 Desember 2022/
8 Jumadil Awal 1444 H
======================
*WANITA DAN PERGAULAN*
لْحَمْدُ ِللّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللّٰهِ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَآءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ
وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
أَمَّا بَعْدُ
Sahabat Kajianmuh yang dirahmati Allah, kami sampaikan bahwa kajian Jumat pagi pada hari ini tidak dapat kami share. Dikarenakan Ustadz Wardi sedang berhalangan. Maka sebagai gantinya kami share materi tentang "wanita dan Pergaulan" yang bersumber dari Kitab Adabul mar'ah fil Islam. Semoga bermanfaat..
Uraian bagaimana cara dan gayanya "Wanita dengan Pergaulan” dalam pandangan Islam tidaklah lepas dari akidah, budi dan akhlak
Bahwa satu di antara tujuan pokok dari agama Islam ialah memperbaiki budi pekerti umat manusia. Sabda Rasulullah saw
إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق (وفي رواية : صالح الأخلاق ).
"Aku ini diangkat menjadi Rasul semata-mata untuk memerbaiki budi akhlak yang mulia". Riwayat lain dengan perkataan "budi akhlak yang shalih" ( H.R. Hakim, Baihaqi dari Abu Hurairah.)
مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللّٰهِ ۗوَالَّذِيْنَ مَعَهٗٓ اَشِدَّاۤءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاۤءُ بَيْنَهُمْ تَرٰىهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَّبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيْمَاهُمْ فِيْ وُجُوْهِهِمْ مِّنْ اَثَرِ السُّجُوْدِ ۗذٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِى التَّوْرٰىةِ ۖوَمَثَلُهُمْ فِى الْاِنْجِيْلِۚ كَزَرْعٍ اَخْرَجَ شَطْـَٔهٗ فَاٰزَرَهٗ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوٰى عَلٰى سُوْقِهٖ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيْظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗوَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ مِنْهُمْ مَّغْفِرَةً وَّاَجْرًا عَظِيْمًا ٢٩
Firman Allah:
Muhammad Rasulullah dan pengikut-pengikutnya bersikap teguh dan tegas terhadap orang-orang yang tidak beriman, bersifat kasih sayang antara sesama mereka. Engkau lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia dan keridlaan Tuhan. Di muka mereka ada tanda-tanda bekas sujud. Itulah perumpamaan mereka di dalam Taurat dan perumpamaan mereka di dalam Injil; bagaikan tanaman yang mengeluarkan tunasnya yang lembut, kemudian besar dan bertambah kuat dapat tegak di atas batangnya, menyebabkan orang-orang yang menanam menjadi takjub, menjadikan orang-orang yang tidak beriman marah karenanya. Tuhan telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar". (Qur'an: surat Al-Fath: 29).
Perumpamaan "bagaikan tanaman yang mengeluarkan tunasnya yang lembut, kemudian bertambah besar dan bertambah kuat dapat tegak di atas batangnya, menyebabkan orang-orang yang menanam menjadi takjub, menjadikan orang-orang yang tidak beriman marah karenanya", adalah dimaksudkan kekuatan dan kekukuhan iman dan akhlak dari Nabi Muhammad saw beserta dengan pengikut-pengikutnya umat Islam.
Ahli-ahli sejarah di luar Islam yang menyelidiki secara seksama dan obyektif, kehidupan serta perjuangan Nabi Muhammad saw, semuanya berkesimp**an, mereka kagum terhadap nilai-nilai kepemimpinan (leadership) yang terdapat pada diri beliau. Serta yang terutama, dan sangat menonjol ialah tentang budi dan akhlak yang menjiwai segala bidang hidup dan perjuangannya.
"Saya sangat menaruh penilaian yang tinggi terhadap agama (yang jdikembangkan) oleh Muhammad, karena agama tersebut mengandung tenaga hidup yang mengagumkan," demikian ujar George Bernard Shaw, seorang sarjana dan ahli fikir Inggris yang kenamaan. Selanjutnya, dinyatakannya: "Islam adalah satu-satunya agama yang memiliki daya kemampuan untuk merubah tingkat-tingkat suatu keadaan yang amat penting pada setiap abad. Saya telah mempelajari riwayat hidup manusia yang mengagumkan itu (maksudnya Nabi Muhammad saw) dan menurut pendapat saya, ia selayaknya digelarkan sebagai "penyelamat kemanusiaan". Selanjutnya, dikatakan: "Saya percaya jika seorang seperti Muhammad diserahi pertanggunganjawab pemimpin tunggal dari dunia modern ini, dia pasti akan berhasil memecahkan persoalan-persoalan ke suatu jalan yang akan membawa dunia ke arah perdamaian dan kebahagiaan yang diinginkan. Saya meramalkan, bahwa ajaran Muhammad akan diterima oleh dunia Eropa di hari esok (zaman yang akan datang). Seperti halnya, suatu kelihatan tanda-tanda permulaan penerimaan itu oleh dunia Eropa pada hari ini."
Bagian yang khusus dari sifat kepemimpinan (leadership) Rasulullah yang hendak kita bicarakan dalam uraian ini ialah tentang akhlak dan budi pekerti, yang beliau tunjukkan dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak beliaulah yang menjadi daya tarik, dan merupakan salah satu rahasia suksesnya perjuangan Nabi Muhammad saw. Tak ubahnya setamsil, “Laksana besi baja yang menarik jarum”.
Kesimp**annya, Rasulullah sendiri dalam berbagai perbuatan dan uraian-uraiannya, memandang soal akhlak itu sebagai ajaran yang pokok. Pernah seorang lelaki bertanya di hadapan Nabi: “Apakah hakekat agama, ya Rasulullah?" Beliau menjawab: "Akhlak yang baik." Lelaki penanya itu mungkin belum puas, lalu berpindah tempat ke sebelah kanan Rasulullah dan bertanya lagi: "Apakah hakekat agama, ya Rasulullah?." Beliau menjawab juga: "Akhlak yang baik." Lelaki itu berpindah ke sebelah kiri Nabi, dan akhirnya ke belakang, masih juga mengajukan pertanyaan yang sama dan untuk itu, Rasulullah memberikan jawaban yang sama p**a, yaitu akhlak yang baik.
Akhlak Rasulullah itulah yang berhasil melembutkan hati manusia yang kesat menundukkan sikap manusia yang kasar menimbulkan respek orang-orang yang terhormat menambah kecintaan orang-orang yang lemah dan miskin terhadap beliau; meyakinkan kaum wanita atas perlindungan yang beliau berikan. Akhlak dan budi pekerti serta suri tauladan Rasulullah jualah yang telah merubah keadaan suatu masyarakat “jahiliyah" yang pada waktu itu disebutkan oleh ahli-ahli sejarah dengan julukan "dark ages". Yaitu, "abad yang gelap gulita”, ke suatu masyarakat yang berbudi dan berakhlak tinggi.
Dari budi pekerti dan akhlak ini p**alah terciptanya rukun dan damai. Dengan itu, lahirnya sopan santun, menjelmanya cinta dengan kasih sayang, tumbuhlah ikatan persaudaraan yang berpadu dengan tulus serta ikhlas yang berdasar perikemanusiaan. Dan dari ini p**alah, berwujudnya pergaulan yang mesra dengan landasan harga menghargai, hormat menghormati yang melimpah menyeruak ke setiap rumah tangga, masyarakat dan bangsa yang akan membawa bahagia dan sejahtera serta keselamatan dunia dan akhirat.
Bahwa ungkapan singkat tentang kesimp**an budi pekerti dan akhlak dari Nabi Muhammad saw, sebagai dikemukakan di atas merupakan dasar, dan landasan pokok yang merupakan asas dan sendi dari "Pergaulan wanita menurut pandangan (hukum) Islam".
┈┈┈◎❅❀❦🌹❦❀❅◎┈┈┈
Jika dirasa bermanfaat, jangan lupa dibagikan kepada yang lainnya.
Fanspage FB Kajianmuh :
https://www.facebook.com/kajianmuhammadiyah1/
Instagram Kajianmuh :
https://www.instagram.com/kajian_muh
Telegram Kajianmuh:
https://t.me/Kajian_mu
Kajianmuh Channel :
https://m.youtube.com/channel/UC_P3rupgzC2ZHdNtEo5zh8g
Tiktok
tiktok.com/
Twitter
https://twitter.com/kajian_muh?t=l4OHMFVaI_Y-1Wx6ScTrhQ&s=09
Nashrun Minallahi Wafathun Qarieb
Kajian Muh Menebarkan Islam sesuai dengan kepahaman Muhammadiyah
MEMAHAMI KARAKTER MUHAMMADIYAH
4. Karakter Wasithiyah
Muhammadiyah sebagai gerakan keIslaman dan kemasyarakatan memiliki sifat tengahan (wasithiyah), sehingga tidak tampak ekstrem dan radikal dalam makna cenderung serba keras dan serba apriori. Sifat tengahan itu kuat dalam prinsip tetapi luwes dalam cara. Hal prinsip pun benar-benar yang bersifat prinsip, sehingga tidak semua hal dijadikan prinsip manakala hal itu menyangkut furu' atau cabang dan ranting dari persoalan.
Sikap tawasuth (tengahan) atau tawazun (kesetimbangan) benar-benar menjadi watak Muhammadiyah. Islam dipandang dari sudut akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah secara komprehensif sehingga semua aspek itu Islami. Berbicara tentang Islami bukan hanya dalam urusan akidah, ibadah, atau akhlak saja, tetapi juga muamalah secara saling terkait satu sama lain dalam relasi habluminallah dan habluminannas. Tengahan dan setimbang dalam mengaitkan iman, ilmu, dan amal sehingga Islam itu luas dan tidak parsial, sekaligus membumi.
Kadang ada anggapan sempit yang disebut Islami itu jika berpakaian tertentu atau beratribut tertentu. Jangan anggap berislam itu atau apa yang disebut Islami itu terbatas pada urusan pakaian, tatacara makan, dan fisik saja. Tetapi Islam harus meluas menjadi urusan dunia yang multiaspek, termasuk membangun peradaban ilmu dan kemajuan di segala bidang kehidupan. Di sinilah sifat tengahan Muhammadiyah yang memposisikan dan memfungsikan Islam secara seimbang dalam berbagai aspek kehidupan.
Sikap tengahan juga tercermin dalam cara berdakwah, antara amar makruf dan nahi mungkar haruslah seimbang sesuai dengan sasaran, aspek, cakupan, kepentingan, dan misinya. Dalam bersikap pun warga Muhammadiyah harus memiliki sifat tengahan sebagaimana tercermin dalam Sepuluh Sifat Muhammadiyah dalam Kepribadian Muhammadiyah. Sifat tengahan jangan diartikan lembek, membebek, dan lemah. Sebab yang tampak garang, keras, dan kencang pun tidak selalu identik dengan kokoh dalam prinsip dan lurus.
Sumber : Kuliah Kemuhammadiyahan jilid 1
┈┈┈◎❅❀❦🌹❦❀❅◎┈┈┈
Jika dirasa bermanfaat, jangan lupa dibagikan kepada yang lainnya.
Telegram
https://t.me/kalendermuhammadiyah
Instagram
https://www.instagram.com/kalendermuhammadiyah/
Nashrun Minallahi Wafathun Qarieb
Kalau tidak bisa menyesuaikan diri ya tidak perlu menumpang. Pada dasarnya antara fiqih Muhammadiyah dan Salafi banyak persamaannya walaupun begitu tidak semunya sama. Ada juga perbedaan- perbedaan yang perlu di ketahui oleh kader Muhammadiyah. Dalam buku perbedaan fiqih salafi - Muhammadiyah Dr. H. Ali Trigiyatno ( Ketua PDM Batang, Jawa tengah ) membahas tuntas apa saja perbedaan-perbedaan tersebut.
Mari miliki segera
Buku perbedaan Fiqih Salafi dan Muhammadiyah.
Dengan harga Rp 170.000/paket ( dua buku ) silahkan menghubungi : 0853-1444-6006 ( chat only ) atau kunjungi Toko kami di Shopee ( bisa COD ). shopee.co.id/kajianmuh.store
┈┈┈◎❅❀❦🌹❦❀❅◎┈┈┈
Jika dirasa bermanfaat, jangan lupa dibagikan kepada yang lainnya.
Fanspage FB Kajianmuh :
https://www.facebook.com/kajianmuhammadiyah1
Instagram Kajianmuh :
https://www.instagram.com/kajian_muh
Telegram Kajianmuh:
https://t.me/Kajian_mu
Kajianmuh Channel :
https://m.youtube.com/channel/UC_P3rupgzC2ZHdNtEo5zh8g
Tiktok
tiktok.com/
Twitter
https://twitter.com/kajian_muh?t=l4OHMFVaI_Y-1Wx6ScTrhQ&s=09
Nashrun Minallahi Wafathun Qarieb
┏━━━ KAJIAN SELASA PAGI━━━┓
🗓 6 Jumadil Awal 1444 H
🗓 1 November 2022 M
┗━━━━━━━━━━┛
TAFSIR LANGKAH MUHAMMADIYAH TAHUN 1938-1940. bagian 4
Sahabat Kajianmuh yang dirahmati Allah hari ini kita masih melanjuti kajian kita tentang tafsir langkah Muhammadiyah yang Kedua: Memperluas Faham Agama dengan contohnya, agar kita warga Muhammadiyah tidak sempit dalam memahami perintah agama sehingga tidak s**a menerima anugrah Allah Ta'ala
2. Hal Pakaian
Hadits:
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ. رواه ابوراورعن ابن عمر .
"Barangsiapa yang menyerupai sebuah kaum, maka dia termasuk golongan kaum itu". (H.R. Abu Daud dari Ibnu 'Umar)
Meskipun hadits di atas dhoif atau lemah, tetapi bagi orang yang berpaham sempit, lalu tidak mau memakai dasi, karena menyerupai orang bukan Islam. Kalau masalah pakaian itu kita masuk-masukkan, tentu saja kita tidak dapat berpakaian, karena 'jas' pun dipakai juga oleh orang yang bukan Islam, demikian p**a celana, ikat pinggang, sepatu dan lain-lainnya. Padahal masalah pakaian itu agama tidak memberi petunjuk yang pasti, terserah kesenangan orang yang akan memakai, asal dapat menutup aurat.
Di dalam agama, masalah pakaian itu hanya diberi batasan, bagi orang laki-laki tidak boleh memakai sutera dan tidak boleh memakai pakaian perempuan (yang tertentu bagi perempuan), begitu p**a sebaliknya, orang perempuan tidak boleh berpakaian laki-laki. Inilah batasan di dalam agama. Sedang perkara yang lain-lain seperti model potongan kain, blacu atau lena, terserah kes**aan yang akan memakainya.
Di atas kami jelaskan, bahwa agama tidak mengikat paham, supaya jangan sampai mendatangkan kekeliruan paham, maka perlulah kami jelaskan bagian-bagian agama yang boleh diperluas. Agama itu boleh dibedakan menjadi dua bagian:
1. Bagian 'Pokok' dan
2. Bagian 'Furu'.
_*Bagian pertama*_
(pokok) ialah yang berhubungan dengan kepercayaan i'tiqad. Bagian ini kita harus taslim (menerima saja) kepada adanya nas-nas yang sudah pasti.
Bagian kedua (furu')
Ialah yang berhubungan dengan ibadah, mu'amalah, hudud (perbatasan), dan lain-lain. Dalam bagian ini, kita dibolehkan memperluas paham dengan menggunakan "Qiyas" dan lain-lainnya.
Kami beri contoh-contoh perluasan paham dalam bagian yang kedua. Contoh pertama masalah ath'imah (makanan).
قُلْ لَّآ اَجِدُ فِيْ مَآ اُوْحِيَ اِلَيَّ مُحَرَّمًا عَلٰى طَاعِمٍ يَّطْعَمُهٗٓ اِلَّآ اَنْ يَّكُوْنَ مَيْتَةً اَوْ دَمًا مَّسْفُوْحًا اَوْ لَحْمَ خِنْزِيْرٍ فَاِنَّهٗ رِجْسٌ اَوْ فِسْقًا اُهِلَّ لِغَيْرِ اللّٰهِ بِهٖۚ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَّلَا عَادٍ فَاِنَّ رَبَّكَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ١٤٥
“Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaKu, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi - karena Sesungguhnya semua itu kotor - atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam Keadaan terpaksa, sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak (p**a) melampaui batas, Maka Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (Q.s. Al-An'am : 145)
نهى رسول الله عن أكل كل ذي ناب من السباع وعن كل ذي مخلب من الطير . رواه مسلم عن عباس .
“Rasulullah telah mencegah memakan semua yang mempunyai gigi taring dari binatang buas dan dari semua yang mempunyai cengkeram dari beruang". (H.R. Muslim dari Abbas)
Dari ayat dan hadits itu, Imam Malik berpendirian, “Semua makanan itu halal, kecuali empat ialah bangkai, darah yang mengalir, daging babi, dan hewan yang disembelih tidak dengan nama Allah. Adapun hadits yang melarang memakan binatang buas yang mempunyai gigi taring dan beruang yang mempunyai cengkeram, larangan itu tidak jatuh haram".
Imam Syafi'i berpendapat lain lagi: "Binatang buas yang mempunyai gigi taring dan beruang yang mempunyai cengkeram, itu haram juga karena ada hadits shahih yang menegaskan (melarangnya)".
Contoh kedua. Dikutip dari kitab,
رحمة الأمة في اختلاف الأمة .
Para Imam-imam berselisih pendapat dalam masalah debu yang sah untuk tayamum. Pendapat Imam Syafi'i dan Hambali, "Tanah yang suci atau pasir yang ada debunya". Pendapat Imam Hanafi, "Bumi dan semua bagiannya". Jadi sah juga tayamum dengan batu, meskipun tidak ada debunya. Pendapat Imam Maliki seperti Imam Hanafi, bahkan menambah: "Semua barang yang melekat dengan bumi, seperti pohon dan lain-lain, itupun sah juga untuk tayamum".
Demikian p**a para imam-imam itu berlainan pendapat dalam takbir shalat Ied (yang selain takbiratul ikhram). Pendapat Imam Hanafi, "Di raka'at pertama tiga kali dan raka'at keduapun tiga kali juga". Pendapat Imam Maliki dan Imam Hambali, "Pada raka'at pertama enam kali dan di raka'at kedua lima kali". Pendapat Imam Syafi'i, "Di raka'at pertama tujuh kali dan pada raka'at kedua lima kali". Cukuplah kiranya dengan contoh yang singkat ini, betapa luas persoalannya, untuk ini kami persilahkan melihat kitab "Rahmatul Ummah", "Bidayatul Mutahid", dan kitab fiqih menurut empat mazhab yang
ditulis oleh kump**an ulama-ulama Al-Azhar dan lain-lain.
Untuk menutup langkah yang kedua ini, kami berseru kepada Pemimpin-pemimpin, penganjur, dan muballigh Muhammadiyah pada umumnya, hendaklah selalu diingat dan memegang teguh langkah ini, dengan mempelajari dan memahami agama dengan seluas-luasnya (luas paham), akan tetapi harus dengan dan menurut syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh agama. Berikanlah buah paham itu kepada warga Muhammadiyah lainnya, agar merekapun dapat menjalankan agama tidak dengan kesempitan dan dapat p**a merasakan nikmat Allah Ta'ala.
Untuk ketertiban, agar jangan sampai mendatangkan perselisihan di dalam kalangan kita, maka sebelum buah paham itu disampaikan kepada umum, lebih dahulu supaya dimusyawarahkan di dalam lajnah atau Majelis Tarjih dan di dalam musyawarah itu, hendaklah langkah ini menjadi dasar. ( Bersambung )
Sumber : Manhaj gerakan Muhammadiyah, ideologi, khittah dan Langkah. Hal 415
┈┈┈◎❅❀❦🌹❦❀❅◎┈┈┈
Jika dirasa bermanfaat, jangan lupa dibagikan kepada yang lainnya.
Fanspage FB Kajianmuh :
https://www.facebook.com/kajianmuhammadiyah1
Instagram Kajianmuh :
https://www.instagram.com/kajian_muh
Telegram Kajianmuh:
https://t.me/Kajian_mu
Kajianmuh Channel :
https://m.youtube.com/channel/UC_P3rupgzC2ZHdNtEo5zh8g
Tiktok
tiktok.com/
Twitter
https://twitter.com/kajian_muh?t=l4OHMFVaI_Y-1Wx6ScTrhQ&s=09
Nashrun Minallahi Wafathun Qarieb
Kajian Muh Menebarkan Islam sesuai dengan kepahaman Muhammadiyah
FUNGSI DAN TUGAS ORGANISASI OTONOM MUHAMMADIYAH
1. Membentuk dan membina kader Persyarikatan.
2. Membina warga Muhammadiyah dan membimbing kelompok masyarakat tertentu dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.
3. Mengembangkan Persyarikatan.
Sumber : Himpunan pedoman dan peraturan organisasi Muhammadiyah. Hal 328
┈┈┈◎❅❀❦🌹❦❀❅◎┈┈┈
Jika dirasa bermanfaat, jangan lupa dibagikan kepada yang lainnya.
Telegram
https://t.me/kalendermuhammadiyah
Instagram
https://www.instagram.com/kalendermuhammadiyah/
Nashrun Minallahi Wafathun Qarieb
┏━━━ KAJIAN SENIN PAGI ━━━┓
🗓 5 Jumadil Akhir 1444 H
🗓 31 Oktober 2022 M
┗━━━━━━━━━━┛
TAFSIR LANGKAH MUHAMMADIYAH TAHUN 1938-1940. bagian 3
Langkah yang Kedua: Memperluas Faham Agama
سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسِّرُوا وَلَا تُعَسِّرُوا وَسَكِّنُوا وَلَا تُنَفِّرُوا
"Mudahkanlah dan jangan kamu mempersusahkan serta gembirakanlah dan jangan kamu membikin orang lari". (H.R. Bukhari dan Muslim dari Anas)
إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَيْءٍ مِنْ الدُّلْجَةِ
رواه البخاري عن ابي هريرة
"Sesungguhnya agama itu ringan dan tiada seseorang yang memberat-beratkan agama, melainkan ia dikalahkan oleh agama. Maka hendaklah kamu sekalian menjalankan agama itu dengan lurus, berdekat-dekat dan bergembiralah. Bermohonlah pertolongan pada waktu pagi dan sore dan sebagian dari waktu malam". (H.R. Bukhari dari Abi Hurairah)
Menilik dua buah hadits tersebut, jelaslah bahwa agama itu ringan. Dan keringanan agama Islam itu, disebabkan:
1. Hukum-hukum Islam itu dapat berubah-ubah dengan mengingat keadaan orang; dan
2. Agama Islam tidak mengikat faham.
Hukum-hukum Islam dapat berubah-ubah dengan mengingat keadaan orang. Untuk menjelaskan keterangan pasal itu, di sini perlu kami beri sekedar contoh-contohnya:
1. Agama Islam mewajibkan shalat dengan berdiri, tetapi bagi orang yang tidak kuasa berdiri, diperkenankan ia dengan duduk, bahkan kalau duduk saja ia tidak dapat, diperbolehkan ia shalat dengan berbaring.
2. Agama mewajibkan berwudlu' bagi orang yang akan shalat, tetapi di waktu tidak ada air atau sedang berhalangan memakai air karena sakit, diperbolehkan ia bertayamum.
3. Agama mewajibkan shalat Jum'at, tetapi di waktu ada halangan seperti sakit atau sedang turun hujan yang sangat lebat, boleh tidak pergi shalat Jum'at.
4. Agama mewajibkan puasa, tetapi bagi orang yang sedang sakit atau bepergian, diperbolehkan ia tidak puasa, hanya harus mengganti (qadla) pada hari yang lain.
5. Agama mewajibkan pergi haji, tetapi bagi orang yang tidak kuasa atau sedang tidak aman perjalanannya, diperbolehkan ia tidak menjalankan haji.
6. Dan lain-lain.
Agama Tidak Mengikat Paham
Kalau kita kembali kepada pokok-pokok agama Islam, ialah Al-Qur'an dan Hadits Nabi, kita akan menjumpai beberapa kalimat, diantaranya ada yang “mujmal" dan diantaranya ada p**a yang "musytarak", artinya kalimat yang boleh dipahami dengan macam-macam paham dan kalimat-kalimat yang mengandung dua arti, seperti kalimat "Laamastumunnisaa". Kalimat "Laamisa" dapat diartikan persentuhan biasa dan boleh juga diartikan bersetubuh menurut arti kinayah.
Perluasan paham di dalam agama itu, harus dengan syarat-syarat dan bahan-bahan yang telah ditetapkan di dalam agama. Sekali-kali tidak boleh orang memahami agama menurut hawa nafsu, kehendak hati sendiri.
Menurut keterangan ulama-ulama, maka perluasan paham yang dengan menurut syarat-syaratnya itu, suatu pemberian anugerah dari Allah. Oleh sebab itu, kita kaum "Muhammadiyah" harus mencari anugerah tersebut dan harus kita jalankan dengan seksama.
Hendaklah sama ingat, bahwa yang harus kita perluaskan itu "paham agama", bukan agama, karena agama itu sudah sempurna, tidak boleh diperluas dan tidak boleh p**a dipersempit.
Kalau kita amati orang yang menjalankan perintah agama dengan kes**aran dan kesempitan, sebenarnya kes**aran dan kesempitan itu tidak dari perintah agama, tetapi timbul dari dirinya sendiri, yang disebabkan dari sempitnya paham, sehingga ia tidak s**a menerima anugerah Allah Ta'ala tersebut di atas. Supaya jelas, di sini kami contohkan:
1. Agama melarang orang memakan bangkai dan semua binatang yang mati tidak disembelih dengan nama Allah (inipun bangkai hukumnya)
Bagi orang yang tidak sempit paham agamanya, perintah ini diterima dengan ringan. Umpama akan membeli daging. Kalau orang yang menjual itu bukan orang kafir dan biasa hewan itu disembelih, cukuplah daging itu dimakan dengan tidak ragu-ragu. Tetapi bagi orang yang dasarnya memang terbatas (membatasi dirinya sendiri), ia belum berani makan sebelum menyelidiki dengan beberapa pertanyaan. Disembelihkah hewan itu? Dengan menyebut nama Allah? Datang darimana? Dengan membeli atau mencuri? Dan lainlain dari segala macam hal sehingga akhirnya ia tidak jadi makan, takut karena syak yang ditimbulkan oleh keterbatasan dirinya itu.
Jika perintah agama itu kita terima dengan keterbatasan seperti di atas, tentulah kita tidak bisa hidup. Umpama: kita merasa lapar, kebetulan ada orang berjualan nasi dan sate kambing. Kita belum dapat makan sebelum menyelidiki dengan beberapa pertanyaan terlebih dahulu. Daging apakah sate itu? Hewannya datang darimana? Adakah dengan disembelih? Siapa yang menyembelih? Orang Islamkah yang menyembelih? Bagaimana cara menyembelihnya? Dan dengan apa? Adakah kambing ini 100% turunan kambing, tidak kecampuran turunan babi? Bagaimana cara waktu jual belinya kambing itu? Dan lain sebagainya.
Dengan jawaban dari penjual sate itu, tentu belum memuaskan hatinya. Banyak yang belum dapat menghilangkan keragu-raguannya. Seperti pertanyaan, "Adakah kambing itu seratus persen turunan kambing?" Ini baru penyelidikan kepada sate, belum nasinya, belum lauk pauknya, belum bumbu-bumbunya, belum cara memasaknya, belum airnya itu suci atau najis, belum..... lain-lainnya. ( Bersambung )
Sumber : Manhaj gerakan Muhammadiyah, ideologi, khittah dan Langkah. Hal 412
┈┈┈◎❅❀❦🌹❦❀❅◎┈┈┈
Jika dirasa bermanfaat, jangan lupa dibagikan kepada yang lainnya.
Fanspage FB Kajianmuh :
https://www.facebook.com/kajianmuhammadiyah1
Instagram Kajianmuh :
https://www.instagram.com/kajian_muh
Telegram Kajianmuh:
https://t.me/Kajian_mu
Kajianmuh Channel :
https://m.youtube.com/channel/UC_P3rupgzC2ZHdNtEo5zh8g
Tiktok
tiktok.com/
Twitter
https://twitter.com/kajian_muh?t=l4OHMFVaI_Y-1Wx6ScTrhQ&s=09
Nashrun Minallahi Wafathun Qarieb
Kajian Muh Menebarkan Islam sesuai dengan kepahaman Muhammadiyah
BOLEH BERPRINSIP ASAL JANGAN FANATIK
"Kita itu boleh punya prinsip, asal jangan fanatik, karna fanatik itu suatu ciri dari orang bodoh, Dan sebagai orang Islam , kita harus tunjukan kalau kita dapat bekerja sama dengan siapapun, asalkan 'lakum dinukum wallyadin, untukmu agamamu, untukku agamaku. " ( KH Ahmad Dahlan )
┈┈┈◎❅❀❦🌹❦❀❅◎┈┈┈
Jika dirasa bermanfaat, jangan lupa dibagikan kepada yang lainnya.
Telegram
https://t.me/kalendermuhammadiyah
Instagram
https://www.instagram.com/kalendermuhammadiyah/
Nashrun Minallahi Wafathun Qarieb
DIDUNIA HANYA ADA TIGA HARI SAJA
Apakah kamu tak mendengar nasehat Nabi Isa bin Maryam Alaihis Salam?
Bahwa di dunia hanya ada tiga hari.
1. Kemarin, yaitu sesuatu yang hilang dari tanganmu.
2. Esok, yaitu sesuatu yang bisa kamu dapatkan atau tidak.
3. Hari ini. Itulah kamu yang ada didalamnya. Maka manfaatkanlah..
┈┈┈◎❅❀❦🌹❦❀❅◎┈┈┈
Semoga bermanfaat.
Al-QUR'AN SEBAGAI PETUNJUK DAN RAHMAT
وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتٰبَ اِلَّا لِتُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِى اخْتَلَفُوْا فِيْهِۙ وَهُدًى وَّرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ ٦٤
Kami tidak menurunkan Kitab (Al-Qur’an) ini kepadamu (Nabi Muhammad), kecuali agar engkau menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan serta menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.
Tafsir Wajiz
Kami mengutus para rasul untuk menjelaskan hukum-hukum Allah kepada kaum masing-masing, memberi mereka ketenangan batin, dan menyelesaikan perselisihan di antara mereka. Dan Kami tidak menurunkan Kitab Al-Qur’an ini kepadamu, wahai Nabi Muhammad, melainkan agar engkau dapat menjelaskan kepada mereka (umatmu) apa yang mereka perselisihkan dalam hal agama, sehingga mereka dapat membedakan perkara yang benar dan yang salah. Kami menurunkan Al-Qur’an dengan tujuan tersebut serta menjadi petunjuk dan penuntun bagi manusia menuju jalan yang benar, dan menjadi rahmat bagi orang-orang yang sudah dan hendak
┈┈┈◎❅❀❦🌹❦❀❅◎┈┈┈
Jika dirasa bermanfaat, jangan lupa dibagikan kepada yang lainnya.
Telegram
https://t.me/kalendermuhammadiyah
Instagram
https://www.instagram.com/kalendermuhammadiyah/
Nashrun Minallahi Wafathun Qarieb
PEREMPUAN TERBAIK
أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ قَالَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ ابْنِ عَجْلَانَ عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ
Telah mengabarkan kepada kami Qutaibah, ia berkata, telah menceritakan kepada kami Al Laits dari Ibnu 'Ajlan dari Sa'id Al Maqburi dari
Abu Hurairah, ia berkata, dikatakan kepada Rasulullah ﷺ; siapakah wanita yang paling baik? Beliau menjawab, " Yang paling menyenangkannya jika dilihat suaminya, dan mentaatinya jika ia memerintahkannya dan tidak menyelisihinya dalam diri dan hartanya dengan apa yang dibenci suaminya." ( HR. Nasa'i )
┈┈┈◎❅❀❦🌹❦❀❅◎┈┈┈
Jika dirasa bermanfaat, jangan lupa dibagikan kepada yang lainnya.
Telegram
https://t.me/kalendermuhammadiyah
Instagram
https://www.instagram.com/kalendermuhammadiyah/
Nashrun Minallahi Wafathun Qarieb
*12 LANGKAH MUHAMMADIYAH*
Dalam upaya melaksanakan langkah ke 7 yaitu *melakukan kebijaksanaan,* maka tanpa mengurangi segala gerakan ke-Muhammadiyahan, maka pada tahun 1938-1940. H.B Muhammadiyah mengemukakan pekerjaan yang menjadi langkah Muhammadiyah yang ke duabelas yaitu :
*12. Mempersambungkan Gerakan Luar.*
Kita berdaya upaya untuk berhubungan dengan pihak luar (ekstern), Dengan organisasi dan pergerakan di Indonesia, dengan dasar silaturahim, tolong-menolong dalam segala kebaikan, dengan tidak mengubah asasnya masing-masing, terutama hubungan kepada persyarikatan dan pemimpin Islam.
Dikutip dari Buku manhaj gerakan Muhammadiyah, ideologi, khittah dan langkah
┈┈┈◎❅❀❦🌹❦❀❅◎┈┈┈
Jika dirasa bermanfaat, jangan lupa dibagikan kepada yang lainnya.
Telegram
https://t.me/kalendermuhammadiyah
Instagram
https://www.instagram.com/kalendermuhammadiyah/
Nashrun Minallahi Wafathun Qarieb
KAJIAN JUM’AT PAGI
Jum’at Kliwon, 21 Oktober 2022/25 Rabi’ul Ula 1444 H
==============================
AL-IRHASH PADA DIRI NABI MUHAMMAD SAW
(Oleh: WARDI,S.PD.M.A.
NBM : 1205 6088 620153
PCM Semin Majelis Pustaka)
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ َأَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ
Sahabat KAMUH Jum’at Pagi yang dirahmati Allah Subhanallah Wa Ta'ala.
Allah berfirman:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (31) قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ (32)
Katakanlah, "Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian," Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah, "Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kalian berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir." Katakanlah, "Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian," Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah, "Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kalian berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir." (Qs.Ali ‘Imran: 32-32)
Kandungan Ayat:
Ayat yang mulia ini menilai setiap orang yang mengakui dirinya cinta kepada Allah, sedangkan sepak terjangnya bukan pada jalan yang telah dirintis oleh Nabi Muhammad Saw.; bahwa sesungguhnya dia adalah orang yang dusta dalam pengakuannya, sebelum ia mengikuti syariat Nabi Saw. dan agama yang dibawanya dalam semua ucapan dan perbuatannya. (Tafsir Ibnu Katsier)
Irhas adalah keistimewaan yang diberikan oleh Allah SWT kepada calon Rasul yang belum dinyatakan sebagai Rasul. Banyak sekali al-irhashs (peristiwa tanda calon Nabi dan Rasul) diberikan Allah kepada diri Muhammad binn Abdullah bin Abdul Muthalib. calon Nabi dan Rasul pamungkas ini.
Karena keterbatasan, kita sampaikan sebagian saja, Semoga bermanfaat dan menambah rasa cinta kita kepada beliau..
Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ؛ أَنَّ رَجُلاً قَالَ : يَا رَسُولَ اللهِ ، مَتَى السَّاعَةُ ؟ قَالَ : وَمَاذَا أَعْدَدْتَ لِلسَّاعَةِ ؟ قَالَ : لاَ ، إِلاَّ أَنِّي أُحِبُّ اللهَ وَرَسُولَهُ ، قَالَ : فَإِنَّكَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ .قَالَ أَنَسٌ : فَمَا فَرِحْنَا بِشَيْءٍ ، بَعْدَ الإِسْلاَمِ ، فَرَحَنَا بِقَوْلِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم : إِنَّكَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
“Ada seorang lelaki datang kepada Nabi SAW, lalu berkata, ‘Wahai Rasulullah, kapan Hari Kiamat tiba?’ Beliau bertanya kembali kepadanya, ‘Apa yang sudah kamu persiapkan untuk menghadapi Hari Kiamat?’ Lelaki tersebut menjawab, ‘Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.’ Kemudian Rasulullah SAW berkata, ‘Sesungguhnya engkau akan bersama-sama orang yang engkau cintai’,” (Muttafaq ‘alaih).
TENTARA GAJAH (AL-FIIL)
Tahun kelahiran NabiMumammad saw disebut tahun Gajah. Ini adalah al-irhashatun, tanda-tanda kenabian dan calon Rasul.
Berkenaan ini, Allah menurunkan Alqur’an surat al-Fill ayat 1-5, untuk mengingatkan kaum Quraisy bahwa Allah telah menyelamatkan mereka dari serangan tentara bergajah
Allah, dengan tangan keluarga Nabi Irahim, telah membangun Baitullah (Ka’bah). Sejak itu p**a Ka’bah sudah dikenal sebagai pusat kegiatan ibadah haji.
Abrahah Bangun Gereja Al-Qullais
Abrahah bin ash-Shabah adalah wakil raja Najasyi untuk wilayah Yaman. Dia bermaksud menyaingi Ka’bah itu. Dia membangun sebuah gereja diberi nama Al-Qullais yang bermakna bangunan tinggi, megah dan indah. Tujuannya, agar orang-orang tidak lagi berbondong-bondong berhaji ke Makkah/Baitullah akan tetapi pindah menuju gerejanya tersebut.
Mendengar rencana buruk ini, seorang laki-laki dari Kinanah, datang memasuki gereja itu di waktu malam lalu dia buang hajat dan mengoles-ngoleskannya di dinding gereja. Melihat perbuatan ini, Abrahah merasa dihina, dia marah dan bersumpah akan rnenghancurkan Ka’bah/Baitullah.
Kemudian dia berangkat menuju Makkah dengan membawa pas**an gajah. Gajah terbesar diberi nama Mahmud, dan pawangnya bernama Unisa. Gajahnya berjumlah 13 ekor.
Abdul Muttalib
Sikap Abdul Mutthalib patut diteladani. Dia adalah penguasa Mekah, nenek Rasulullah Muhammad Saw. Ketika beliau merasa tidak mampu menandingi kekuatan Raja Abrahah itu, beliau hanya pasrah total kepada Allah.
Abrahah memasuki kawasan Makkah, sambil merampas harta penduduk, termasuk 200 ekor unta milik Abdul Mutthalib (kakek Rasulullah SAW) itu.
Abrahah berkata “Kami datang tidak untuk memerangi kalian, Kami datang untuk merobohkan Ka’bah. Jika kalian tidak menghalang-halangi, maka kami tidak akan membunuh kalian.”
Abdul Mutthalib menjawab, “Demi Allah, kami pun tidak ingin memerangimu. Kab’bah adalah Baitullahal-Haram dan rumah khailulaah Nabi Ibrahim AS). Jika Allah melindunginya dari Abrahah, itu semua karena rumah-Nya dan tanah haram-Nya. Semua itu kami pasrahkan kepada Allah. Kami tidak mempunyai kekuatan untuk melawan Abrahah.”
Abdul Mutthalib berkilah:‘Saya ini hanya tuannya unta. Saya minta kembali 200 unta saya yang kalian rampas.”
“lho!!!???” Abrahah heran, “Kenapa hanya masalah unta? Kenapa tidak membicarakan Ka’bah yang merupakan lambang kemuliaan dan agama Tuan Abdul Mutthalib dan nenek moyangnya.”
Abdul Mutthalib menjawab:‘Sekali lagi, saya ini hanya tuannya unta. Baitullah, Tuhan Allah yang punya. Tuhan akan melindunginya dari kamu.”
Abrahah berkata, “Tidak mungkin. Tuhan tidak bisa mencegah saya.”
Abdul Mutthalib menjawab, “Silahkan teruskan tujuanmu!”
Thairan Ababil
Tidak lama setelah unta dikembalikan, datanglah serangan sekump**an burung. (Thairan Abaabil) atau burung Ababil namanya,. Masing-masing membawa 3 buah batu kerikil (satu kerikil dibawa dengan paruhnya, sedangkan yang dua dibawa dengan dua kakinya).
Burung-burung itu melempari Abrahah dan tentaraya. Setiap yang terkena lemparan, pastilah dia mati, sedangkan yang tidak terkena lemparan dia juga mati karena lari tunggang langgang, ketakutan dan berjatuhan di mana-mana. Termasuk, Abrahah,
*Kelahiran Nabi Muhammad Saw dan Massa Bayinya.*
Beberapa saat setelah peristwa Burung Ababil dan tentara Gajah itulah Rasulullah lahir. Tepatnya tanggal 9 Rabi’ul Awal, hari Senin. Nabi Muhammad lahir di Makkah pada 571 M atau sekitar 1451 tahun lalu, bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 April tahun 571 M. Kitab Sarah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury..
Muhammad lahir dari rahim Aminah binti Wahab bin Abdi Manaf bin Zuhra sebagai anak yatim. Ayahnya, Abdullah bin Abdul Muthalib meninggal dalam perjalanan niaga dari Syam. Abdullah meninggal ketika singgah ke tempat saudara ibunya di Yatsrib (Madinah).
Abdul Muthalib kakeknya amat gembira dan membawa bayi yang baru lahir itu ke Ka'bah, serta memberinya nama Muhammad. Pada hari ketujuh diadakan walimahan dan cucunya itu dikhitankan..
Wanita pertama yang menyusui Muhammad Saw setelah ibundanya adalah Tsuaibah. yang saat itu juga tengah menyusui empat bayi bayinya yaitu Masruh bin Abu Lahab, Hamzah bin 'Abdul Muththalib, Muhammad bin Abdullah, dan Abu Salamah bin 'Abdul Asad al-Makhzumi.
'Abdul Muththalib juga mencari wanita-wanita yang dapat menyusui Muhammad Saw; dia memilih seorang wanita dari kabilah Bani Sa'ad bin Bakr, yaitu Halimah binti Abu Dzuaib sebagai wanita penyusu beliau.
*Pengalaman Luar Biasa Para Pengasuh Muhammad Saw*
Irhas adalah keistimewaan yang diberikan oleh Allah SWT kepada calon Rasul yang belum dinyatakan sebagai Rasul. Banyak sekali al-irhashs (peristiwa tanda calon Nabi dan Rasul) diberikan Allah kepada diri Muhammad calon Nabi dan Rasul pamungkas ini.
Sejak kecil, Muhammad sudah memperlihatkan kelebihan yang luar biasa. Usia 5 bulan beliau sudah pandai berjalan, usia bulan dia sudah pandai berbicara. Pada usia 2 tahun dia sudah bisa dilepas bersama-sama anak Halimah yang lain untuk menggembala kambing.
Saat itulah beliau berhenti menyusu dan karenanya harus dikembalikan lagi kepada ibunya. Dengan berat hati Halimah terpaksa mengembalikan anak asuhnya yang telah membawa berkah itu, sementara Aminah sangat senang melihat anaknya kembali dalam keadaan sehat dan segar
Namun tak lama setelah itu, Muhammad Saw diasuh kembali oleh Halimah karena karena terjadi wabah penyakit di kota Mekah Dalam masa asuhannya kali ini, Halimah maupun anak-anaknya sering menemukan keajaiban di sekitar diri Muhammad Saw. Anak-anak Halimah sering mendengar suara yang memberi salam kepada Muhammad Saw, “Assalamu ‘alaika ya Muhammad,” padahal mereka tidak melihat ada orang di situ.
Dalam kesempatan lain, Dimrah, anak Halimah, berlari-lari sambil menangis dan mengadukan ada dua orang bertubuh besar-besar berpakaian putih menangkap Muhammad Saw. Halimah bergegas menyusul Muhammad Saw. Saat ditanyai, Muhammad Saw menjawab, “Ada 2 malaikat turun dari langit. Mereka memberikan salam kepadaku, membaringkanku, membuka bajuku, membelah dadaku, membasuh dengan air yang mereka bawa, lalu menutup kembali dadaku, tanpa aku merasakan sakit.”
Halimah sangat gembira melihat keajaiban-keajaiban pada diri Muahmmad Saw, namun karena kondisi ekonomi keluarganya yang semakin melemah, ia terpaksa mengembalikan Muhammad Saw, yang saat itu berusia 4 tahun, kepada ibu kandungnya di Mekah.
Dalam Kitab Sarah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury juga dikisahkan beberapa testimoni tentang irhash pada diri Muhammad Saw.
a. Testimoni Ibunda
Rasulullah, farjinya bersinar
Ibnu Sa'ad meriwayatkan bahwa ibunda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "ketika aku melahirkannya, dari farajku keluar cahaya yang menerangi istana-istana negeri Syam". Imam Ahmad, ad-Darimi dan selain keduanya juga meriwayatkan versi yang hampir mirip dengan riwayat tersebut
b. Testimoni Halimah: penuh keberkahan
Ibnu Ishaq berkata: 'Halimah pernah berkisah: bahwa suatu ketika dia pergi keluar bersama suami dan bayinya yang masih kecil dan menyusui. Dia juga membawa serta beberapa wanita yang sama-sama tengah mencari bayi-bayi susuan. Ketika itu sedang dilanda musim paceklik sedangkan kami sudah tidak memiliki apa-apa lagi, lalu aku pergi dengan mengendarai seekor keledai betina berwarna putih kehijauan milikku beserta seekor onta yang sudah tua. Demi Allah! Tidak pernah hujan turun meski setetespun, kami juga tidak bisa melewati malam dengan tidur p**as lantaran tangis bayi kami yang mengerang kelaparan sedangkan ASI di payudaraku tidak mencukupi. Begitu juga dengan air susu onta tua yang bersama kami tersebut sudah tidak berisi. Akan tetapi kami selalu berharap pertolongan dan jalan keluar.
Aku kembali pergi keluar dengan mengendarai onta betina milikku yang sudah tidak kuat lagi untuk meneruskan perjalanan sehingga hal ini membuat rombongan kami gelisah akibat letih dan kondisi kekeringan yang melilit. Akhirnya kami sampai juga ke Mekkah untuk mencari bayi-bayi susuan akan tetapi tidak seorang wanita pun diantara kami ketika disodorkan untuk menyusui Muhmama Saw melainkan menolaknya setelah mengetahui kondisi beliau yang yatim. Sebab, tujuan kami (rombongan wanita penyusu bayi), hanya mengharapkan imbalan materi dari orang tua si bayi sedangkan Muhammad Saw bayi yang yatim, lantas apa gerangan yang dapat diberikan oleh ibu dan kakeknya buat kami?.
Kami semua tidak menyukainya karena hal itu; akhirnya, semua wanita penyusu yang bersamaku mendapatkan bayi susuan kecuali aku. Tatkala kami semua sepakat akan berangkat p**ang, aku berkata kepada suamiku: 'demi Allah! Aku tidak sudi p**ang bersama teman-temanku tanpa membawa seorang bayi susuan. Demi Allah! Aku akan pergi ke rumah bayi yatim tersebut dan akan mengambilnya menjadi bayi susuanku. Lalu suamiku berkata: 'tidak ada salahnya bila kamu melakukan hal itu, mudah-mudahan Allah menjadikan kehadirannya di tengah kita suatu keberkahan.
Akhirnya aku pergi ke rumah beliau Shallallahu 'alaihi wasallam dan membawanya serta. Sebenarnya, motivasiku membawanya serta hanyalah karena belum mendapatkan bayi susuan yang lain. Setelah itu, aku p**ang dengan membawanya serta dan mengendarai tungganganku. Ketika dia kubaringkan di pangkuanku dan menyodorkan puting susuku ke mulutnya supaya menetek ASI yang ada seberapa dia s**a, diapun meneteknya hingga kenyang, dilanjutkan kemudian oleh saudara sesusuannya (bayiku) hingga kenyang p**a. Kemudian keduanya tertidur dengan p**as padahal sebelumnya kami tak bisa memicingkan mata untuk tidur karena tangis bayi kami tersebut.
Suamiku mengontrol onta tua milik kami dan ternyata susunya sudah berisi, lalu dia memerasnya untuk diminum. Aku juga ikut minum hingga perut kami kenyang, dan malam itu bagi kami adalah malam tidur yang paling indah yang pernah kami rasakan. Pada pagi harinya, suamiku berkata kepadaku: “Demi Allah! Tahukah kamu wahai Halimah? Kamu telah mengambil manusia yang diberkahi’. Aku berkata: “Demi Allah! Aku berharap demikian”. Kemudian kami pergi keluar lagi dan aku menunggangi onta betinaku dan membawa serta bayi Muhammad Saw. diatasnya. Demi Allah! Onta betinaku tersebut sanggup menempuh perjalanan yang tidak sanggup dilakukan oleh onta-onta teman-temanku, sehingga teman-teman wanitaku dengan penuh keheranan berkata kepadaku:”wahai putri Abu Zuaib! Celaka! Kasihanilah kami bukankah onta ini yang dulu pernah bersamamu?” Aku menjawab: “Demi Allah! Inilah onta yang dulu itu!”. Mereka berkata: Demi Allah! Sesungguhnya onta ini memiliki keistimewaan’.
Kemudian kami mendatangi tempat tinggal kami di perkampungan kabilah Bani Sa'ad. Sepanjang pengetahuanku tidak ada bumi Allah yang lebih tandus darinya. Ketika kami datang, kambingku tampak dalam keadaan kenyang dan banyak air susunya sehingga kami dapat memerasnya dan meminumnya padahal orang-orang tidak mendapatkan setetes air susupun walaupun dari kambing yang gemuk. Kejadian ini membuat orang-orang yang hadir dari kaumku berkata kepada para pengembala mereka: “Celakalah kalian! Pergilah membuntuti ke mana saja pengembala kambing putri Abu Zuaib mengembalakannya.” Meskipun demikian realitasnya, kambing-kambing mereka tetap kelaparan dan tidak mengeluarkan air susu setetespun sedangkan kambingku selalu kenyang dan banyak air susunya.
Demikianlah, kami selalu mendapatkan tambahan nikmat dan kebaikan dari Allah hingga tak terasa dua tahun pun berlalu dan tiba waktuku untuk menyapihnya. Dia tumbuh besar namun tidak seperti kebanyakan anak-anak sebayanya; sebab belum mencapai usia dua tahun dia sudah tumbuh dengan postur yang bongsor. Akhirnya, kami mengunjungi ibunya dan dalam hati yang paling dalam kami sangat berharap dia masih berada di tengah keluarga kami dikarenakan keberkahan yang kami rasakan sejak keberadaannya. Dan itu semua kami ceritakan kepada ibundanya. Aku berkata kepadanya: 'Kiranya anda sudi membiarkan anak ini bersamaku lagi hingga dia besar, sebab aku khawatir dia terserang penyakit menular yang ada di Mekkah.” Kami terus mendesaknya hingga dia bersedia mempercayakannya kepada kami lagi"
c. Testimoni Abdul Muthalib, kakek Rasulullah:
Dia kan menjadi orang besar
Ibnu Hisyam berkata: " Biasanya, 'Abdul Muththalib menghamparkan permadaninya di naungan Ka'bah, lalu anak-anaknya duduk di sekitar permadani tersebut hingga dia keluar, dan ketika itu, tak seorangpun dari anak-anaknya tersebut yang berani duduk-duduk disitu untuk menghormati kedudukannya. Namun tidak demikian halnya dengan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam ; tatkala beliau masih berusia di bawah dua tahun dengan postur tubuh yang bongsor datang dan langsung duduk-duduk di atas permadani tersebut, paman-pamannya serta merta mencegahnya agar tidak mendekati tempat itu.
Melihat tindakan anak-anaknya itu, 'Abdul Muththalib berkata kepada mereka: '”Biarkan saja anakku ini melakukan apa saja! Demi Allah! Sesungguhnya dia nanti akan menjadi orang yang besar!'. Kemudian dia duduk-duduk bersama beliau di permadani itu, mengelus-elus punggungnya dengan tangan kasihnya. Dia merasa senang dengan apa yang dilakukan oleh cucunya tersebut"
d. Testimoni Abuthalib, paman Rasulullah: meminta hujan
Ibnu 'Asaakir mengeluarkan hadits dari Jalhamah bin 'Arfathah, dia berkata: " Ketika aku datang ke Mekkah, Mekah sedang mengalami musim paceklik (tidak turunnya hujan). Orang-orang Quraisy berseru: “Wahai Abu Thalib! Lembah telah mengering airnya dan kemiskinan merajalela, untuk itu mari kita meminta turun hujan!”.
Kemudian Abu Thalib keluar dengan membawa seorang (Muhammad Saw) anak yang laksana matahari yang diselimuti oleh awan tebal pertanda hujan lebat akan turun, dan di sekitarnya terdapat sumber mata air sumur; Abu Thalib memegang anak tersebut, menempelkan punggungnya ke Ka'bah, serta menggandengnya dengan jari-jemarinya. Ketika itu tidak ada sama sekali gumpalan awan, maka tiba-tiba awan menggumpal kemudian turunlah hujan dengan lebatnya sehingga lembah jebol dan lahan-lahan tanah menjadi subur.
e. Testimoni sang Rahib, Buhaira: Cincin kenabian
Ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam berusia dua belas tahun - ada riwayat yang menyatakan; dua belas tahun dua bulan sepuluh hari - pamannya, Abu Thalib membawanya serta berdagang ke negeri Syam hingga mereka sampai di suatu tempat bernama Bushra yang masih termasuk wilayah Syam dan merupakan ibukota Hauraan . Ketika itu juga, Syam merupakan ibukota negeri-negeri Arab yang masih dibawah kekuasaan Romawi.
Di negeri inilah dikenal seorang Rahib yang bernama Buhaira. Ketika rombongan tiba, dia langsung menyongsong mereka padahal sebelumnya tidak pernah dia lakukan hal itu, kemudian menyampiri mereka, satu-persatu hingga sampai kepada Rasulullah lalu memegang tangannya sembari berkata: "Inilah penghulu para makhluk, inilah Rasul Rabb alam semesta, dia diutus oleh Allah sebagai rahmat bagi alam semesta ini".
Abu Thalib dan pemuka kaum Quraisy bertanya kepadanya: "Bagaimana Anda tahu hal itu?". Dia menjawab: "Sesungguhnya ketika kalian menanjak bebukitan, tidak satupun dari bebatuan ataupun pohon melainkan bersujud terhadapnya, dan kedua makhluk itu tidak akan bersujud kecuali terhadap Nabi. Sesungguhnya aku dapat mengetahuinya melalui cincin kenabian yang terletak pada bagian bawah tulang rawan pundaknya yang bentuknya seperti apel. Sesungguhnya kami mengetahui beritanya dari kitab suci kami. Kemudian barulah sang Rahib mempersilahkan mereka dan menjamu mereka secara istimewa. Lalu dia meminta kepada Abu Thalib agar memulangkan keponkannya tersebut ke Mekkah dan tidak lagi membawanya serta ke Syam sebab khawatir bila tercium oleh orang-orang Romawi dan Yahudi. Akhirnya, pamannya mengirimnya bersama sebagian anak-anaknya ke Mekkah.
Wallahu a’lam bish-shomad. Allah yang Mahatahu. Dan hanya kepada-Nya kita bergantung.
نَصْرٌ مِّن اللَّهِ وَفَتْحٌ قَرِيبٌ
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Click here to claim your Sponsored Listing.
Videos (show all)
Contact the organization
Website
Address
Opening Hours
Monday | 09:00 - 14:00 |
Tuesday | 09:00 - 14:00 |
Wednesday | 09:00 - 14:00 |
Thursday | 09:00 - 14:00 |
Friday | 09:00 - 12:00 |
Saturday | 09:00 - 12:00 |
Jalan Banjarnegara No. 14 RT 05 RW 11 Antapani
Bandung, 40291
A volunteer based organisation working to response humanitarian and development crisis in Indonesia,
Sunken Court W-03, Kampus ITB, Jalan Ganesha No. 10
Bandung, 40132
Bandung, 40535
We are a family, not jus't a friends... We are brothers, because we are a family.. We have a strong
Bandung
Wanita bijak WOW.. Anda diberkati Yes !! Melalui KEUNIKANNYA Wanita BERFUNGSI dan menjadi TELADAN (Titus 2:3-7)
Jalan Kembar Baru No. 23
Bandung, 40253
REUNI AKBAR SMUN 11 BANDUNG
Jln. PHH Mustapha 61
Bandung, 40124
Lulusan IAB, IMB, STAMPB, STIEB, STT Widyatama, STTB, STDKV, MM, Univ. Widyatama di bawah bendera Ya