Mada Wafa

Bayangkan kamu lagi jualan limun. Ini dia cara jago ngomong biar laku.

Tapi sebelumnya, pastikan kamu follow @‌mumtazwava untuk tips berpenghasilan dari jualan.

1. "HLD" (Hook, Lead, Deliver)

Hook: "Bosen air putih? Coba limun asem SEGER ini!" (Cepet bikin penasaran)

Lead: "Dijamin bikin melek seketika, cocok buat cuaca panas!" (Ngasih tau kenapa menarik)

Deliver: "Dingin, perasan asli, cuma Rp 10.000!" (Tawaran jelas, kayaknya murah)

2. "PAS" (Pain, Agitate, Solution)

Pain: "Capek main bola? Haus tapi nggak ada yang enak diminum?"

Agitate: "Minuman biasa ga mempan, butuh yang BIKIN SEMANGAT!"

Solution: "Limunku bikin kamu berasa kayak bisa lari ekstra sejam!"

3. "BAB" (Before, After, Bridge)

Before: "Panas, bosen, pinginnya ke kolam renang..."

After: "Bayangin ngadem sambil minum limun terenak, seger dan happy!"

Bridge: "Ini bukan cuma minuman, tapi tiket ke sore yang lebih menyenangkan!"

4. "SOA" (Story, Offer, Action)

Story: "Kemarin, haus banget sampe mulut kayak padang pasir. Terus bikin limun ini, dan JLEB! Semangat balik!"

Offer: "Pembeli pertama kali dapet sedotan gratis pas beli limun!"

Action: "Datang ke stand aku, bilang tau ceritanya, dan dapetin gratisanmu!"

Ngerti polanya, kan? Bukan cuma APA yang kamu omongin, tapi GIMANA ngomongnya biar orang mau beli!

Siapa sangka di tengah gempuran iklan otomotif di Super Bowl 2015, Volvo justru bersinar tanpa iklan? 🤔

Alih-alih mengeluarkan jutaan dolar untuk slot iklan, Volvo memilih strategi kreatif: . 💡

Setiap kali iklan mobil lain muncul, Volvo menantang penonton untuk men-tweet mengapa orang terkasih mereka pantas mendapatkan Volvo XC60 dengan hashtag . 📲

Hasilnya? Luar biasa! 💥

70% peningkatan penjualan Volvo XC60 di bulan berikutnya! 🚀
Lebih dari 15 juta tweet dengan hashtag ! 🤯
Volvo menjadi merek yang paling banyak dibicarakan di Super Bowl 2015 di media sosial! 🏆
Volvo membuktikan bahwa kreativitas dan kejelian dalam memanfaatkan momen bisa mengalahkan strategi marketing tradisional. 👏

Bagaimana menurutmu? Apakah kamu akan mencoba strategi ini untuk brandmu? 🤔

Pernahkah kamu merasa tergoda untuk menambahkan "sedikit ekstra" pada produk atau layananmu, dengan harapan dapat menarik lebih banyak pelanggan? 🤔

Hati-hati! Menambahkan hal yang tidak perlu dalam bisnismu justru bisa sangat merugikan, lho! 😱

Mengapa? ⤵️

- Meningkatkan biaya: Setiap tambahan fitur atau layanan membutuhkan biaya, baik untuk bahan baku, produksi, maupun tenaga kerja. Hal ini dapat memotong keuntunganmu 💸.

- Membingungkan pelanggan: Terlalu banyak pilihan dapat membuat pelanggan bingung dan sulit memutuskan. 🤯 Lebih baik fokus pada produk atau layanan inti yang benar-benar dibutuhkan pelangganmu.

- Menurunkan kualitas: Menambahkan fitur yang tidak perlu dapat mengalihkan fokus dari pengembangan produk atau layanan inti. Hal ini dapat menurunkan kualitas dan membuat pelanggan kecewa. 😞

Ingat:
- Fokus pada nilai inti: Apa yang membuat produk atau layananmu berbeda dan lebih baik dari pesaing? Tekankan nilai ini dalam messagingmu dan hindari menambahkan hal yang tidak relevan.

- Pahami pelangganmu: Lakukan riset untuk memahami kebutuhan dan keinginan pelangganmu. Prioritaskan pengembangan produk atau layanan yang benar-benar mereka butuhkan.

- Jaga kesederhanaan: Desain dan penawaran yang sederhana dan mudah dipahami akan lebih menarik bagi pelanggan.

Dengan menghindari penambahan yang tidak perlu, kamu dapat:
- Meningkatkan keuntungan 📈
- Meningkatkan kepuasan pelanggan 🤩
- Membangun bisnis yang lebih berkelanjutan 🌱

Yuk, jadikan bisnismu lebih cerdas dan efisien! 💪

Di dunia yang serba cepat dan penuh gempita viral, ada risiko yang sering terlupakan. 💥 Viralitas bisa berdampak negatif pada sebuah bisnis yang tak siap menghadapinya. Dikenal sebagai 'Wirecutter Effect', terlalu cepat dikenal luas justru bisa memotong sayap kesuksesan karena tantangan logistik dan kualitas. 📉 Seimbangkan antara ketenaran dan kapasitas produksi, serta jaga kepuasan konsumen agar viralitas menjadi berkah bukan musibah.