MTs Asrorus Syifa Landeyan
transaksi online
VISI Misi IMAN TAQWA MANDIRI
PENGERTIAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
Pengertian Kemandirian Belajar Siswa. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pengertian mandiri adalah keadaan yang dapat berdiri sendiri; tidak tergantung pada orang lain. Sedangkan pengertian Kemandirian adalah hal atau keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain.
Pengertian mandiri diartian sebagai sikap untuk tidak menggantungkan keputusan kepada orang lain. Sedangkan pengertian Kemandirian dapat diartikan sebagai sikap (perilaku) dan mental yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, benar, dan bermanfaat; berusaha melakukan segala sesuatu dengan jujur dan benar atas dorongan dirinya sendiri dan kemampuan mengatur diri sendiri, sesuai dengan hak dan kewajibannya, sehingga dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya; serta bertanggung jawab terhadap segala keputusan yang telah diambilnya melalui berbagai pertimbangan sebelumnya.
Mewujudkan Kemandirian Belajar Siswa
Pengertian mandiri berarti mampu bertindak sesuai keadaan tanpa meminta atau tergantung pada orang lain. Mandiri adalah dimana seseorang mau dan mampu mewujudkan kehendak/keinginan dirinya yang terlihat dalam tindakan/perbuatan nyata guna menghasilkan sesuatu (barang/jasa) demi pemenuhan kebutuhan hidupnya dan sesamanya (Antonius,2002:145).
Pengertian Kemandirian menurt Eddy Wibwo (1992:69)) adalah sebagai tingkat perkembangan seseorang dimana ia mampu berdiri sendiri dan mengandalkan kemampuan dirinya sendiri dalam melakukan berbagai kegiatan dan menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi.
Sedangkan Pengertian Kemandirian Menurut Masrun (1986:8) adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dan untuk kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain, maupun berpikir dan bertindak original/kreatif, dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa percaya diri dan memperoleh kepuasan dari usahanya.
Pengertian Kemandirian secara psikologis dan mentalis yaitu keadaan seseorang yang dalam kehidupannya mampu memutuskan dan mengerjakan sesuatu tanpa bantuan dari orang lain. Kemampuan demikian hanya mungkin dimiliki jika seseorang berkemampuan memikirkan dengan seksama tentang sesuatu yang dikerjakannya atau diputuskannya, baik dalam segi-segi manfaat atau keuntungannya, maupun segi-segi negatif dan kerugian yang akan dialaminya (Hasan Basri,2000:53). Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar berhasil sesuai keinginan dirinya maka diperlukan adanya Kemandirian yang kuat.
Sedangkan pengertian Belajar diartikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi individu dengan lingkungannya.
Pengertian Belajar menurut Slavin dalam Catharina Tri Anni (2004) merupakan proses perolehan kemampuan yang berasal dari pengalaman. Menurut Gagne dalam Catharina Tri Anni (2004), Belajar merupakan sebuah sistem yang didalamnya terdapat berbagai unsur yang saling terkait sehingga menghasilkan perubahan perilaku.
Pengertian Belajar Bell-Gredler dalam Udin S. Winataputra (2008) adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and attitude. Kemampuan (competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitude) tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses Belajar sepanjang hayat.
Sedangkan Pengertian Belajar menurut Moeslichatoen aalah sebagai proses yang memuat terjadinya proses Belajar dan perubahan itu sendidri dihasilakan dari usaha dalam proses belajar.(AbdulHadis,2008:60).
Dengan demikian Pengertian Kemandirian Belajar siswa adalah Belajar mandiri, tidak menggantungkan diri kepada orang lain, siswa dituntut untuk memiliki keaktifan dan inisiatif sendiri dalam belajar, bersikap, berbangsa maupun bernegara (Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, 1990:13).
Pengertian Kemandirian Belajar siswa menurut Haris Mujiman (2005:1) adalah kegiatan Belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki. Penetapan kompetensi sebagai tujuan belajar, dan cara pencapaiannya – baik penetapan waktu belajar, tempat belajar, irama belajar, tempo belajar, cara belajar, maupun evaluasi Belajar – dilakukan oleh siswa sendiri. Di sini Kemandirian Belajar lebih dimaknai sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan Belajar yang didasari oleh niatnya untuk menguasai suatu kompetensi tertentu.
Pengertian Kemandirian Belajar siswa menurut Stephen Brookfield (2000:130-133) merupakan kesadaran diri, digerakkan oleh diri sendiri, kemampuan Belajar untuk mencapai tujuannya.
Pengertian Kemandirian Belajar siswa menurut Merriam & Caffarella (1999), merupakan proses dimana individu mengambil inisiatif dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi sistem pembelajarannya Sedangkan menurut Grieve (2003) Kemandirian Belajar adalah atribut personal, kesiapan psikologis seseorang dalam mengontrol atau bertanggung jawab dalam proses belajarnya.
Pengertian Kemandirian Belajar siswa menurut Knowles (1989) merupakan suatu proses Belajar dimana setiap siswa atau individu dapat mengambil inisiatif, dengan atau tanpa bantuan orang lain, dalam hal mendiagnosa kebutuhan belajar, merumuskan tujuan belajar, mengidentifikasi sumber-sumber Belajar (baik berupa orang maupun bahan), memilih dan menerapkan strategi Belajar yang sesuai bagi dirinya, serta mengevaluasi hasil belajarnya. Pendapat senada dikemukakan oleh Kozma, Belle dan Williams (1978), yang menyatakan Belajar mandiri sebagai suatu bentuk Belajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan: tujuan belajar, sumber-sumber Belajar dan kegiatan Belajar sesuai dengan kebutuhannya sendiri. Sedangkan menurut Mocker & Spear (1984) Kemandirian Belajar adalah suatu proses dimana pelajar mengontrol sendiri proses pembelajarannya dan tujuan dari pembelajaran tersebut.
Sedangkan Pengertian Kemandirian Belajar menurut Desi Susilawati, (2009:7-8) ditandai dengan: 1. Siswa berusaha untuk meningkatkan tanggung jawab dalam mengambil berbagai keputusan. 2. Kemandirian dipandang sebagai suatu sifat yang sudah ada pada setiap orang dan situasi pembelajaran. 3. Kemandirian bukan berarti memisahkan diri dari orang lain. 4. Pembelajaran mandiri dapat mentransfer hasil belajarnya yang berupa pengetahuan dan keterampilan dalam berbagai situasi. 5. Siswa yang Belajar mandiri dapat melibatkan berbagai sumber daya dan aktivitas seperti membaca sendiri, Belajar kelompok, latihan dan kegiatan korespondensi. 6. Peran efektif guru dalam Belajar mandiri masih dimungkinkan seperti berdialog dengan siswa, mencari sumber, mengevaluasi hasil dan mengembangkan berfikir kritis. 7. Beberapa institusi pendidikan menemukan cara untuk mengembangkan Belajar mandiri melalui program pembelajaran terbuka.
Adapaun Pengertian Kemandirian Belajar menurut Gibbons (2002) merupakan peningkatan dalam pengetahuan, kemampuan, atau perkembangan individu dimana individu memilih dan menentukan sendiri tujuan dalam pembelajaran, serta berusaha menggunakan metode metode yang mendukung kegiatannya.
Sementara itu, Pengertian Kemandirian Belajar menurut Cyril Kesten (1992), sebagai suatu bentuk Belajar dimana peBelajar (dalam hubungannnya dengan orang lain) dapat membuat keputusankeputusan penting yang sesuai dengan kebutuhan belajarnya sendiri. Baumgartner (2003) juga menyatakan bahwa Belajar mandiri adalah sistem Belajar mandiri dimana individu mengambil langkah untuk memutuskan apa, kapan dan bagaimana cara belajar. Pannen dkk (2000) menegaskan bahwa ciri utama dalam Belajar mandiri bukanlah ketiadaan guru atau teman sesama siswa, atau tidak adanya pertemuan tatap muka di kelas. Menurutnya, yang menjadi ciri utama dalam Belajar mandiri adalah adanya pengembangan kemampuan siswa untuk melakukan proses Belajar yang tidak tergantung pada faktor guru, teman, kelas dan lain-lain.
Pengertian Kemandirian Belajar menurut Gibbons (2002) berhubungan dengan metacognition. Metacognition adalah pemikiran seorang individu tentang pikirannya, memikirkan apa yang diketahui, apa yang dilakukan dan apa yang dipikirkan. Menurut Hacker, Dunlosky, dan Graesser (1998), metacognition fokus terhadap pemahaman individu mengenai regulasi dirinya, yang menjadi hal penting dalam pemikirannya. Di dalam Kemandirian belajar, individu Belajar tentang pemikirannya, membuat rencana dan mengambil tindakan. Individu memikirkan ide untuk dapat mengambil keputusan yang baik dan memikirkan keputusan agar mendapatkan hasil yang diharapkan.
Individu juga memikirkan proses – proses yang akan mereka jalani, solusi dari masalah yang dihadapi dan strategi untuk mengembangkan kemampuannya. Kemandirian Belajar dapat mengembangkan kompetensi dari metacognitive.
Pengertian Kemandirian Belajar menurut Deming (1994) merupakan proses yang ditandai dengan kegiatan yang direncanakan, dikerjakan, dipelajari, dan dilakukan (plan, do, study, act). Proses Belajar mandiri adalah suatu metode yang melibatkan siswa dalam tindakan – tindakan yang meliputi beberapa langkah, dan menghasilkan baik hasil yang tampak maupun yang tidak tampak. Proses ini disebut dengan pembelajaran mandiri.
Menurut Johnson (2009), pembelajaran mandiri memberi kebebasan kepada siswa untuk menemukan bagaimana kehidupan akademik sesuai dengan kehidupan mereka sehari – hari. Pelajar mengambil keputusan sendiri dan menerima tanggung jawab untuk itu. Pelajar juga mengatur, menyesuaikan tindakna mereka untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Proses Belajar mandiri ini memberikan siswa kesempatan yang luar biasa untuk mempertajam kesadaran mereka akan lingkungan mereka. Pembelajaran mandiri memungkinkan siswa untuk membuat pilihan pilihan positif tentang bagaimana pelajar akan mengatasi kegelisahan dan kekacauan dalam kehidupan sehari hari. Pola ini memungkinkan siswa bertindak berdasarkan inisiatis mereka sendiri untuk membentuk lingkungan.
Kemandirian Belajar adalah kondisi aktifitas Belajar yang mandiri tidak tergantung pada orang lain, memiliki kemauan, inisiatif serta bertanggung jawab sendiri dalam menyelesaikan masalah belajarnya. Kemandirian Belajar akan terwujud apabila siswa aktif mengontrol sendiri segala sesuatu yang dikerjakan, mengevaluasi dan selanjutnya merencanakan sesuatu yang lebih dalam pembelajaran yang dilalui dan siswa juga mau aktif dalam proses pembelajaran.
Menggali Ciri Kemandirian Belajar Siswa
Ciri-ciri Kemandirian Belajar
Siswa atau peserta didik yang mempunyai Kemandirian Belajar dapat dilihat dari kegiatan belajarnya, dia tidak perlu disuruh untuk Belajar serta memiliki inisiatif dalam belajar. Untuk mengetahui apakah siswa itu mempunyai Kemandirian Belajar maka perlu diketahui ciri-ciri Kemandirian belajar.
Spancer dan Koss, merumuskan ciri-ciri kemandirian mandiri sebagai berikut: 1) Mampu mengambil inisiatif. 2) Mampu mengatasi masalah. 3) Penuh ketekunan. 4) Memperoleh kepuasan dari hasil usahanya. 5) Berkeinginan mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orng lain.
Anton Sukarno (1989:64) menyebutkan siswa atau peserta didk yang memiliki ciri-ciri Kemandirian Belajar ditandai dengan hal-hal sebagai berikut: 1) Siswa merencanakan dan memilih kegiatan Belajar sendiri 2) Siswa berinisiatif dan memacu diri untuk Belajar secara terus menerus 3) Siswa dituntut bertanggung jawab dalam Belajar 4) Siswa Belajar secara kritis, logis, dan penuh keterbukaan 5) Siswa Belajar dengan penuh percaya diri
Sedangkan menurut Hiemstra (1991), siswa atau peserta didk yang memiilki Kemandirian belajar.memiliki cirri-ciri: a) Siswa tersebut mempunyai tanggung jawab dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan usaha pembelajaran b) Belajar mandiri merupakan karakteristik yang dapat digunakan setiap individu dalam setiap situasi c) Belajar mandiri bukan mengisolasi diri individu dengan orang lain d) Individu yang mempunyai Kemandirian Belajar mampu untuk “transfer learning”, baik pengetahuan maupun keahlian (skill) dari satu situasi ke situasi yang lain seperti berpartisipasi dalam grup, latihan – latihan, dialog secara elektronik, dan aktifitas – aktifitas menulis. e) Peran efektif dari guru di dalam Belajar mandiri terjadi, seperti melakukan dialog dengan pelajar, melihat sumber pengetahuan yang aman, mengevaluasi hasil yang ada, dan berpikir secara kritis. f) Beberapa institusi pendidikan menemukan cara yang dapat mendukung Kemandirian Belajar seperti program pendidikan terbuka, pemilihan pendidikan bagi individu, dan program inovasi lainnya.
Adapun ciri-ciri Kemandirian Belajar menurut Sardiman sebagaimana dikutip oleh Ida Farida Achmad (2008:45) meliputi: 1) Adanya kecenderungan untuk berpendapat, berperilaku dan bertindak atas kehendaknya sendiri 2) Memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan 3) Membuat perencanaan dan berusaha dengan ulet dan tekun untuk mewujudkan harapan 4) Mampu untuk berfikir dan bertindak secara kreatif, penuh inisiatif dan tidak sekedar meniru 5) Memiliki kecenderungan untuk mencapai kemajuan, yaitu untuk meningkatkan prestasi Belajar 6) Mampu menemukan sendiri tentang sesuatu yang harus dilakukan tanpa mengharapkan bimbingan dan tanpa pengarahan orang lain.
Ciri Kemandirian Belajar Menurut Thoha (1996) adalah sebagai berikut: a) Mampu berfikir secara kritis, kreatif dan inovatif. b) Tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain. c) Tidak lari atau menghindari masalah. d) Memecahkan masalah dengan berfikir yang mendalam. e) Apabila menjumpai masalah dipecahkan sendiri tanpa meminta bantuan orang lain. f) Tidak merasa rendah diri apabila harus berbeda dengan orang lain. g) Berusaha bekerja dengan penuh ketekunan dan kedisiplinan. h) Bertanggung jawab atas tindakannya sendiri.
Sementara menurut Babari (2002) ciri-ciri Kemandirian adalah: a) Percaya diri b) Mampu bekerja sendiri c) Menguasai keahlian dan ketrampilan yang sesuai dengan kerjanya d) Menghargai waktu e) Bertanggung jawab.
Menggali Faktor yang mempengaruhi Kemandirian Belajar
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar
Umumnya faktor yang mempengaruhi Kemandirian Belajar .seseorang terbagi menjadi dua, yaitu faktor dari dalam individu dan faktor dari luar individu .atau faktor endogen atau factor internal.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar menurut Muhammad Nur Syam (1999 : 10), terbagi dua factor. Pertama, faktor internal yang ditandai dengan indikator tumbuhnya Kemandirian Belajar yang terpancar dalam fenomena antara lain: a. Sikap bertanggung jawab untuk melaksanakan apa yang dipercayakan dan ditugaskan b. Kesadaran hak dan kewajiban siswa disiplin moral yaitu budi pekerti yang menjadi tingkah laku c. Kedewasaan diri mulai konsep diri, motivasi sampai berkembangnya pikiran, karsa, cipta dan karya (secara berangsur) d. Kesadaran mengembangkan kesehatan dan kekuatan jasmani, rohani dengan makanan yang sehat, kebersihan dan olahraga e. Disiplin diri dengan mematuhi tata tertib yang berlaku, sadar hak dan kewajiban, keselamatan lalu lintas, menghormati orang lain, dan melaksanakan kewajiban. Kedua faktor Eksogen atau faktor eksternal. Faktor ini berasal dari luar seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat. Faktor ini sebagai pendorong kedewasaan dan Kemandirian Belajar meliputi: potensi jasmani rohani yaitu tubuh yang sehat dan kuat, lingkungan hidup, dan sumber daya alam, sosial ekonomi, keamanan dan ketertiban yang mandiri, kondisi dan suasana keharmonisan dalam dinamika positif atau negatif sebagai peluang dan tantangan meliputi tatanan budaya dan sebagainya secara komulatif.
Sedangkan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar siswa Menurut Meichenbaum Biemiller, (1998), adalah: a) Sumber sosial, yaitu orang dewasa yang berada di lingkungan siswa seperti orang tua, pelatih, anggota keluarga dan guru. Orang dewasa ini dapat mengkomunikasikan nilai Kemandirian Belajar dengan modelling, memberikan arah dan mengatur perilaku yang akan dimunculkan. b) Sumber yang kedua adalah mempunyai kesempatan untuk melatih Kemandirian belajar. Siswa yang secara konstan selalu diatur secara langsung oleh orang tua dan guru tidak dapat membangun ketrampilannya untuk dapat Belajar secara mandiri karena lemahnya kesempatan yang mereka punya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar terdiri dari adalah factor internal dan faktor eksternal. Faktor internal Yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar siswa adalah disiplin, percaya diri, motivasi, inisiatif, dan tanggung jawab. Oleh karena itu siswa sering dikatakan memiliki Kemandirian Belajar apabila memiliki sifat percaya diri, motivasi, inisiatif, disiplin dan tanggung jawab.
VISI MISI IMAN TAQWA MANDIRI
Taqwa adalah istilah yang sering disebut dalam hal ibadah. Orang yang bertakwa akan mendapat banyak kemuliaan baik di dunia maupun di akhirat.
Perintah takwa termaktub dalam QS. Al Maidah ayat 35 sebagai berikut:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَٱبْتَغُوٓا۟ إِلَيْهِ ٱلْوَسِيلَةَ وَجَٰهِدُوا۟ فِى سَبِيلِهِۦ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan." (QS. Al Maidah: 35)
Ustadz Hanan Attaki dalam detikKultum detikcom (26/4/2020) mengatakan, takwa adalah sami'na wa'atho'na yakni menjadi orang yang lebih taat kepada Allah SWT. Takwa dapat dilakukan dengan cara menggali dan memahami hikmah setiap ibadah yang dilakukan.
Menurut beberapa ulama seperti Al Ghazali sebagaimana diterangkan Farid Ahmad dalam bukunya Quantum Takwa, takwa dapat didefinisikan sebagai upaya membersihkan diri dari dosa yang sebelumnya belum pernah dilakukan, sehingga lahir motivasi dalam diri untuk meninggalkannya. Dengan kata lain, takwa menjadi upaya untuk menjaga diri dari berbagai kemaksiatan.
Dalam Al Quran, takwa ditafsirkan ke dalam 3 makna. Berikut makna takwa menurut perintah-Nya dalam Al Quran:
1. Khasyyah (takut berbalut cinta) dan haibah (takut berbalut pengagungan)
Allah SWT berfirman dalam QS. Al Baqarah ayat 41 dan 281 sebagai berikut:
وَإِيَّٰىَ فَٱتَّقُونِ
Artinya: "dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa." (QS. Al Baqarah: 41)
وَٱتَّقُوا۟ يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى ٱللَّهِ ۖ
Artinya:"dan Takutlah kalian dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kalian dikembalikan kepada Allah." (QS. Al Baqarah: 41)
2. Taat dan beribadah
Allah SWT berfirman dalam QS. Ali Imran ayat 102 sebagai berikut:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (QS. Ali Imran: 102).
3. Membersihkan hati dari berbagai dosa
Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nur ayat 52 sebagai berikut:
وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَيَخْشَ ٱللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفَآئِزُونَ
Artinya: "Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan." (QS. An-Nur: 52)
Selain itu, dalam beberapa ayat juga telah dijelaskan ciri-ciri orang yang bertakwa. Dua di antaranya sebagai berikut:
1. Orang yang beriman dan menjalankan perintah-Nya
Allah SWT berfirman dalam QS. Al Baqarah ayat 2-5 sebagai berikut:
ذَٰلِكَ ٱلْكِتَٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ (2) ٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِٱلْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ (3) وَٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ وَبِٱلْءَاخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ (4) أُو۟لَٰٓئِكَ عَلَىٰ هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ (5)
Artinya: "Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung." (QS. Al Baqarah: 2-5)
2. Orang yang menafkahkan hartanya, menahan amarah, dan mamaafkan kesalahan orang lain
Allah SWT berfirman dalam QS. Ali Imran ayat 133-134 sebagai berikut:
وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133) ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكَٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ (134)
Artinya: "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS. Ali Imran: 133-134).
Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencapai derajat takwa. Orang yang dalam ibadahnya terbiasa taat (sesuai yang diperintahkan Allah), berarti ibadahnya sudah sampai pada derajat takwa. Ustadz Hanan Attaki memberikan contoh pada beberapa ibadah seperti sholat, puasa, zakat, hingga haji.
Menurutnya, orang yang mengerjakan sholat tetapi belum terbebas dari kemungkaran, berarti sholatnya orang tersebut belum mencapai derajat takwa. Derajat takwa dalam ibadah sholat adalah ketika seseorang menyegerakan untuk sholat saat panggilan adzan berkumandang.
Selain sholat, ibadah yang melatih untuk mencapai derajat takwa adalah puasa. Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk menahan hawa nafsu dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Orang yang taat akan menjalankan apa yang telah diatur oleh Allah, seperti makan sahur, menahan diri, dan berbuka ketika sudah waktunya.
Dilansir dari situs Kemenag Bengkulu, ada empat hal yang bisa dilakukan untuk mencapai takwa, antara lain 1) tawadhu' atau rendah hati, 2) qona'ah atau ridho dan rela, 3) wara' atau terhindar dari sifat ragu, dan 4) yakin.
Allah SWT terlibat dalam setiap masalah hamba-Nya yang bertakwa. Dia akan memberikan jalan keluar dari setiap masalah tersebut. Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Ath Thalaq ayat 3 sebagai berikut:
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا
Artinya: "Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (QS. Ath Thalaq: 3).
Visi dan Misi
IMAN TAQWA MANDIRI
Iman Secara bahasa, iman berarti memperkirakan (tashdiq), sementara menurut istilah adalah ”mengucapkan dengan lisan, membenarkan dalam hati dan mengamalkan dalam perbuatannya”. Adapun iman menurut pengertian istilah yang sesungguhnya ialah kepercayaan yang meresap ke dalam hati, dengan keyakinan penuh, tidak bercampur syak dan ragu, serta memberi pengaruh bagi pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan sehari-hari.
Kata Iman di dalam al-Qur'an digunakan untuk arti yang bermacam-macam. Ar- Raghib al- Ashfahani, Ahli Kamus Al-Qur'an mengatakan bahwa kata iman didalam al-Qur'an terkadang digunakan untuk arti iman yang hanya sebatas di bibir saja padahal hati dan perbuatanya tidak beriman, kadang digunakan untuk arti iman yang hanya terbatas pada perbuatan saja, sedangkan hati dan ucapannya tidak beriman dan ketiga kata iman terkadang digunakan untuk arti iman yang diyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dalam perbuatan sehari-hari.
Iman dalam arti semata-mata ucapan dengan lidah tanpa dibarengi dengan hati dan perbuatan dapat dilihat dari arti QS. Al-Baqarah, 2 :8-9, yaitu:
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأَخِرِ وَمَا هُم بِمُؤۡمِ نِينَ يُخَـٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَمَا يَخۡدَعُونَ إِلَّآ أَنفُسَهُمۡ وَمَ ا يَشۡعُرُونَ
“Dan diantara manusia itu ada orang yang mengatakan :” Kami beriman kepada Allah dan hari Akhirat, sedang yang sebenarnya mereka bukanlah orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan menipu orang-orang yang beriman, tetapi yang sebenarnya mereka menipu diri sendiri dan mereka tidak sadar.
Iman dalam arti hanya perbuatannya saja yang beriman, tetapi ucapan dan hatinya tidak beriman., dapat dilihat dari QS. An-Nisa, 4: 142:
إِنَّ ٱلۡمُنَـٰفِقِينَ يُخَـٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَهُوَ خَـٰدِعُهُمۡ وَإِذَا قَامُوٓاْ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ قَامُواْ كُسَالَىٰ يُرَآءُونَ ٱلنَّاسَ وَلَا يَذۡكُرُونَ ٱلَّهَ إِلَّا قَلِيلاً۬
“Sesungguhnya orang-orang munafik (beriman palsu) itu hendak menipu mereka. Apabila mereka berdiri melakukan sembahyang, mereka berdiri dengan malas, mereka ria (mengambil muka) kepada manusia dan tidak mengingat Allah melainkan sedikit sekali”.
Iman dalam arti yang ketiga adalah tashdiqun bi al-qalb wa amalun bi al-jawatih, artinya keadaan dimana pengakuan dengan lisan itu diiringi dengan pembenaran hati, dan melakukan apa yang diimankannya dengan perbuatan anggota badan. Contoh model iman ini dapat dilihat dalam QS. Al-Hadid, 57:19:
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦۤ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلصِّدِّيقُونَ ۖ وَٱلشُّہَدَآءُ عِندَ رَبِّہِمۡ لَهُمۡ أَجۡرُهُمۡ وَنُورُهُمۡۖ وَٱلَّذِينَ كَفَرُوا ْ وَڪَذَّبُواْ بِـَٔايَـٰتِنَآ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ أَصۡحَـٰبُ ٱلۡجَحِيمِ
“ Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu adalah orang- orang yang Shiddiqien”.
Berdasarkan informasi ayat-ayat tersebut dapat diketahui bahwa di dalam al- Qur’an kata iman digunakan untuk tiga arti yaitu iman yang hanya sebatas pada ucapan, iman sebatas pada perbuatan, dan iman yang mencakup ucapan. Perbuatan dan keyakinan dalam hati.
2. Hubungan Iman dan Islam
Kata islam sebagaimana diketahui berasal dari kata aslama yuslimu islaman yang artinya berserah diri, patuh dan tunduk kepada Allah. Orang yang melakukan demikian selanjutnya disebut muslim.
Menurut Al-qur’an, iman bukan semata-mata suatu keyakinan akan benarnya ajaran yang diberikan, melainkan iman itu sebenarnya menerima suatu ajaran sebagai landasan untuk melakukan perbuatan. Al-qur’an dengan tegas memegang taguh pengertian seperti ini, karena menurut Al-qur’an walaupun setan dan malaikat itu sama-sama adanya, namun beriman kepada malaikat acap kali disebut sebagai bagian dari rukun iman, sedang terhadap setan orang diharuskan mengafirinya.
Hal ini misalnya terlihat pada ayat:
لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لَا انْفِصَامَ لَهَا وللَّهَِ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki ) agama (islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thagut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
Jadi manusia yang bertaqwa harus bisa meraih dan menyeimbangkan antara iman dan islam. Karena diantara keduanya terdapat perbedaan diantaranya sekaligus merupakan identitas masing-masing. Iman lebih menekankan kepada segi keyakinan dalam hati, sedangkan islam merupakan sikap untuk berbuat dan beramal.
3. Rukun Iman
Secara harfiah kata rukun berarti berdampingan, berdekatan, bersanding, bertempat tinggal bersama atau kekuatan. Dalam ilmu fiqih rukun sering diartikan suatu perbuatan yang mengesahkan suatu kegiatan dan perbuatan tersebut termasuk dari kegiatan tersebut.
Allah berfirman dalam QS. Al- Baqarah,2 : 177,yaitu:
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ
“ Bukanlah menghadapkan wajahmu kearah timur dan barat itu suatu kebaktian, akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada Allah, Hari kemudian, Malaikat-malaikat, Kitab- kitab, Nabi-nabi….”
Didalam ayat tersebut disebutkan rukun iman itu ada lima, yaitu beriman kepada Allah, Hari kemudian, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab, Nabi-nabi. Disitu tidak disebutkan rukun iman yang ke enam, yaitu beriman kepada qada dan qadar.
4. Manfaat Iman Bagi Kehidupan
Iman dapat menimbulkan ketenangan jiwa
Iman akanmenimbulkan rasa kasih saying kepada sesama dan akanmeningkatkan tali persaudaraan dengan-Nya.
Iman akan membebaskan jiwa manusia dari kekuasaan orang lain
Iman yang hakiki itu dapat menimbulkan jiwa keberanian dan ingin terus maju karena membela kebenaran.
Iman yang disertai dengan amal shaleh dapat menjadi kunci dibukakannya kehidupan yang baik, adil dan makmur.
Orang yang beriman akan diberikan kekuasaan dengan mengangkatnya sebagai khalifah di muka bumi.
Orang yang beriman akan mendapat pertolongan dari Allah.
Iman akan membawa terbukanya keberkahan di langit dan bumi.
5. Sifat-sifat Orang yang Beriman
Teguh pendirian / tidak mudah terpengaruh dalam keadaan apapun dan tidak lemah karena cobaan.
Tegas dalam mengambil sikap dan mudah menerima nasehat.
Senang mencari dan menambah ilmu
Selalu merasa khawatir dan takut jangan-jangan amal sOleh yang dikerjakannya belum cukup untuk bekal menghadap kehadirot Allah sehingga mempunyai semangat yang tinggi untuk lebih banyak beramal.
Sederhana dan selalu menjaga kebersihan.
dan masih banyak lagi.
6. Hal-hal yang dapat Meningkatkan Keimanan
Ilmu, yaitu dengan meningkatkan ilmu tentang mengenal Allah SWT seperti makna dari nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, dan perbuatan-perbuatan-Nya. Semakin tinggi ilmu pengetahuan seseorang terhadap Allah dan kekuasaan-Nya, maka semakin bertambah tinggi iman dan pengagungan serta takutnya kepada Allah SWT.
Merenungkan ciptaan Allah, keindahannya, keanekaragaman-Nya, dan kesempurnaan-Nya. Maka kita akan sampai pada kesimpulan : Siapa yang merancang, menciptakan dan mengatur semua ini ? Jawabannya hanya Allah
Senantiasa menuingkatkan ketaqwaan dan meninggalkan maksiat kepada-Nya.
Iman adalah tempat misteri, dimana kita menemukan keberanian untuk percaya pada apa yang tidak dapat kita lihat dan kekuatan untuk melepaskan ketakutan akan sebuah ketidakpastian.
Selamat beraktifitas tetap semangat
Semoga kesuksesan dan kesehatan selalu menyertai kita ... Aamiin ...
Click here to claim your Sponsored Listing.
Category
Contact the business
Telephone
Website
Address
Lamongan
62275
Gondanglor Sugio
Lamongan
https://chat.whatsapp.com/KNgfdDW1FQiLbLWEiJyvhe gabung yuk
Dusun Leboh, Desa Wonorejo, Kecamatan Glagah
Lamongan, 62292
menjual keripik Getas yang bikin nagiih
Lamongan
Lamongan, 61413
kemaren adalah pengalaman yang harus di ambil hikmahnya jangan sampai terulang.
Lamongan
�━◉❖�╭◢◣╮�❖◉━� ╭�╮◢�◣╔�╗◢�◣╭�╮ 🄺🄷🄾🄳🄸🄼 🅄🄽🄸🄺🄴🅁 ╰�╯◥�◤╚�╝◥�◤╰�╯ �━◉❖�╰◥◤╯�❖◉━�