Indonesian Speleological Society

Indonesian Speleological Society

INDONESIAN SPELEOLOGICAL SOCIETY sebagai wadah pengembangan dan penerapan speleologi untuk pelestari

MASYARAKAT SPELEOLOGI INDONESIA (MSI) atau INDONESIAN SPELEOLOGICAL SOCIETY (ISS) merupakan organisasi kemasyarakatan yang bergerak di bidang speleologi yang berfungsi sebagai wadah berhimpun dalam pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan khususnya speleologi untuk pengelolaan dan pelestarian kawasan karst dan gua di Indonesia untuk kepentingan masyarakat.

10/09/2024

KBRN, Ternate : Bentang kawasan karst Sagea yang berada di Halmahera Tengah, Maluku Utara memiliki potensi besar sebagai lokasi riset. Hal tersebut diungkap oleh Cahyo Rahmadi, peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kepada rri.co.id, Senin (9/9/204).

"Bukan hanya tingkat Indonesia bahkan untuk Asia Tenggara, Gua Batu Lubang yang berada di kawasan karst Sagea dikenal memiliki sistem gua yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi,"ungkapnya.

Ia juga menyampaikan, medio tahun 80-an, tim yang berasal dari Perancis telah datang dan melakukan inventarisasi keanekaragaman hayati di Gua Batu Lubang (Gua Bokimoruru). "Dari laporan tim Perancis tercatat ada kurang lebih 80 spesies yang ada di Batu Lubang, nah itu kan dapat menjadi titik tolak yang dapat menjelaskan bahwa ada banyak potensi riset terkait keanekaragaman hayati di sana," kata Cahyo yang merupakan peneliti madya pusat riset Biosistematika dan Evolusi BRIN tersebut.

Di sisi lain, menurut Cahyo, bentang karst Sagea juga tidak lepas dari ancaman sehingga memantik perhatiannya. Ketika datang dan menelusuri Gua Batu Lubang, Ia menyayangkan melihat adanya vandalisme dan belum adanya pengaturan terkait wisata penelusuran gua.

Ia berharap adanya pengelolaan yang tepat untuk wisatawan sebagai cara mengurangi dampak kepada ekosistem gua. Selain itu untuk mendorong pengelolaan bentang karst Sagea yang berkelanjutan, lestari, dan bermanfaat dibutuhkan ketersediaan data. "Ini PR besar yang tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat, membutuhkan kolaborasi banyak pihak, dan dengan data yang tersedia itu bisa digunakan oleh pemangku kepentingan agar pengelolaan karst Sagea dilakukan dengan prinsip hati - hati dan penuh pertimbangan," ujarnya. "Karena jika sekali rusak (kawasan bentang karst) akan sulit untuk mengembalikannya ke dalam kondisi semula."

https://shorturl.at/Nwvgm

Menelusuri Gua, Memberi Peran untuk Masyarakat 02/09/2024

"Penelusur gua tidak hanya bersenang-senang untuk dirinya sendiri, tapi bisa berperan untuk memastikan masyarakat di kawasan karst bisa hidup, berkegiatan, dan bertani dengan nyaman."

https://shorturl.at/QD1YI

Menelusuri Gua, Memberi Peran untuk Masyarakat Penelusur gua tidak hanya bersenang-senang untuk dirinya, tapi bisa berperan untuk memastikan masyarakat di kawasan karst bisa hidup

26/08/2024
20/08/2024

Bersama tim mengantar bat mentor dari Indonesia, Kamerun, dan Columbia yang melakukan trip pra workshop yang dilaksanakan oleh Bat Conservation International.

17/08/2024

Dirgahayu ke-79 Republik Indonesia, semoga Indonesia menjadi negara yang makin maju, kuat, dan sejahtera rakyatnya!

05/07/2024

Lukisan dengan bentuk manusia yang sedang berinteraksi dengan babi ditemukan di sebuah gua wilayah Maros Pangkep, Sulawesi Selatan. Diperkirakan berusia setidaknya 51.200 tahun. Temuan ini merupakan hasil dari tim penelitian yang terdiri dari Griffith University, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Southern Cross University, yang telah dipublikasikan di jurnal Nature. Hasil penelitian ini dipaparkan langsung oleh tim peneliti dalam acara konferensi pers di Gedung BJ Habibie, BRIN Thamrin, pada Kamis, 4 Juli 2024.

Lukisan cadas tersebut ditemukan di gua kapur di Leang Karampuang, Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan, menggambarkan tiga figur menyerupai manusia yang sedang berinteraksi dengan seekor babi hutan. Temuan ini menunjukkan bahwa gambar di Leang Bulu’ Sipong 4 sebenarnya lebih tua 4.000 tahun dari perkiraan sebelumnya – dan seni di Leang Karampuang bahkan lebih tua lagi. Lukisan babi ini pertama kali ditemukan pada tahun 2017 di langit-langit gua kapur Leang Karampuang di pulau Sulawesi. Pada tahun 2019, Profesor Maxime Aubert dari Universitas Griffith dan rekan-rekannya mengukur usia adegan berburu di gua terdekat Leang Bulu’ Sipong 4, yang ternyata berusia minimal 44.000 tahun.

Metode analisis terbaru menggunakan ablasi laser U-series (LA-U-series) telah memungkinkan penanggalan lebih akurat pada lapisan tipis kalsium karbonat yang terbentuk di atas seni tersebut. Teknik ini melibatkan ekstraksi inti berdiameter 5 milimeter dari kerak batu dan menggunakan laser untuk menghilangkan material yang lebih tipis dari setengah ketebalan rambut manusia, sehingga isotop dalam mineral dapat diukur. Joannes-Boyau menjelaskan bahwa teknik ini memungkinkan pembuatan peta lapisan kalsium karbonat secara rinci, menghindari area yang mengalami perubahan diagenesis alami, sehingga penentuan umur seni cadas menjadi lebih mendalam dan akurat. Hasilnya menunjukkan bahwa gambar di Leang Bulu’ Sipong 4 berusia 48.000 tahun, sementara seni di Leang Karampuang lebih tua lagi, yaitu 51.200 tahun, menjadikannya 10.000 tahun lebih tua daripada seni batu tertua di Eropa.

Found in a cave in Indonesia, we can now show the world’s oldest figurative art is 51,200 years old 04/07/2024

Found in a cave in Indonesia, we can now show the world’s oldest figurative art is 51,200 years old Figurative art presents lifelike representations of subjects. Using a new laser technique, we’ve dated figurative rock art painted 51,200 years ago.

Inspirasi Indonesia - KARST "Benteng Pertahanan Pulau Peling" 23/06/2024

"Karst Benteng Pertahanan Pulau Peling"

Inspirasi Indonesia - KARST "Benteng Pertahanan Pulau Peling" Produksi Hak Cipta TVRI Sulawesi Tengah.Tayang 23 Juni 2024Crew :Penanggung Jawab - Haris ZakariaPenanggung Jawab Berita - HendraPenanggung Jawab Teknik - O...

22/06/2024

Saksikan di TVRI Nasional "KARST BENTENG PERTAHANAN PULAU PELING" 15.30 WITA di TV dan live streaming YouTube

Timeline photos 21/06/2024

Perjuangan Karst & Birokrasi

Ancaman Karst tidak hanya menjadi permasalahan rakyat, tapi menjadi permasalahan birokrasi di daerah dan pusat. Tadi siang, 21 Juni 2016, berlangsung Rakortas di Kantor Menko Polhukam. Perwakilan Indonesian Speleological Society bersama akademisi hadir di rapat tersebut.

Semoga, ini menjadi tonggak mengurai kusutnya pengelolaan karst di Indonesia.

Dari Kanan: Mas Cahyo Rahmadi, Mas Gunretno, Mas Amrih Widodo, Mba Poppy Ismalina, Pak Darto, Pak Eko Teguh, Pak Bowo dan Mas Abe.