Kanal Perspektif

Ada banyak stigma yang melekat pada Gen Z belakangan ini. Mulai dari apatis terhadap politik, mudah termakan gimik, dan seterusnya. Namun benarkah demikian?

Sebuah riset berjudul "Antusiasme Gen Z untuk Pemilu Indonesia 2024" bisa menjadi jawaban. Dalam penelitian itu, disebutkan bahwa kebanyakan dari mereka mengasumsikan situasi politik Indonesia dengan sentimen yang negatif. Analisis sentimen yang kerap sering muncul adalah kata kacau, rumit dan berantakan.

Dari pengantar di atas, sebetulnya kita bisa melihat dan menarik hipotesa sementara bahwa mayoritas Gen Z tidak tertarik dengan dunia politik karena berbagai macam faktor yang melatarbelakanginya. Namun demikian, asumsi dan hipotesa itu tidak bisa menjadi tolak ukur dalam menarik kesimp**an.

Atas dasar itulah, Kami pada akhirnya melakukan kajian jurnalistik ini dengan sifat liputan khusus untuk mengetahui jawaban mereka.

Baca hasil laporan selengkapnya hanya di kanalperspektif.com atau klik link yang ada pada bio.

Berbagai hal berkaitan dengan kebijakan publik, alokasi anggaran, dan prioritas strategi pertahanan bukanlah rahasia. Data itu perlu dibuka sebagai bagian transparansi pemerintah.

Tesis di atas nampaknya pantas digunakan untuk merespon tema esai singkat ini.

Diskusi ini berawal dari banyaknya komentar di dunia maya yang menyebut bahwa debat capres hanyalah ajang untuk menyerang personal. Namun, benarkah demikian?

Beberapa waktu lalu saya membaca tullisan Kompas, lead beritanya kira-kira begini, "Konten paling sering muncul saat debat capres bukan hal serius, melainkan kegiatan menarik atau lucu capres-cawapresnya".

Sampai sini, sebetulnya kita bisa melihat kalau berita yang lalu-lalang di algoritma media saat ini memang lebih mengutamakan hiburan semata.

Tapi, disaat yang sama wartawan kita juga sepertinya lupa satu tugas penting yang harus ia jalankan. Wartawan ini sebenarnya tidak mendidik pembacanya. Ia hanya melakukan tugas jurnalistik 'to inform' tapi tak sampai ke 'to educate'. Akhirnya pemberitaan pun tak jauh dari berita sensasional dan kabur akan substansial.

Friedrich Nietzsche pernah berkata bahwa seseorang akan berusaha mempertahankan kekuasaannya meskipun ia tak lagi berada di kursi penguasa. Mendengar logika itu, nampaknya mudah bagi kita membaca apa yang tengah terjadi pada tatanan politik negeri ini. Misal saja soal wacana janji netralitas Joko Widodo.

Beberapa waktu lalu, sebenarnya kami pernah menulis tajuk rencana dengan judul, "Dibalik Cawe-Cawe Jokowi". Pada editorial itu, kami menegaskan bahwa urusan cawe-cawe tersebut sangat berbahaya. Pasalnya, sikap cawe-cawe akan membuat Jokowi tidak terkesan netral dalam urusan pilpres 2024. Namun ternyata, ketakutan kami itu terbukti. Ada berbagai rentetan peristiwa misalnya yang pada akhirnya membuat publik sulit percaya Jokowi akan betul-betul netral di pemilu tahun depan.

Baca tulisan selengkapnya di kanalperspektif.com atau klik link yang ada di bio

Di satu sisi, sistem ambang batas parlemen ini diterapkan untuk mengurangi jumlah partai politik di parlemen dalam rangka menyederhanakan sistem kepartaian.

Namun, di sisi lain ambang batas parlemen ini kerap dinilai sebagai hambatan bagi partai politik kecil untuk masuk ke parlemen.

Dengan begitu, demokratisasi parpol di parlemen itu menjadi itu-itu saja.

Baca selengkapnya di www.kanalperspektif.com atau klink link yang ada di bio.

Kini, sederet partai politik itu saling berlomba menjadi yang terdepan dalam arus penyebaran informasi. Ini bisa dilihat menjelang pemilu 2024 mendatang.

Yang menjadi menarik, strategi parpol itu ternyata bermacam bentuknya. Ada yang mendekati generasi millenial dan z. Ada p**a yang menjadikan konten humor demi meraih engagement yang tinggi dari publik. Tak terkecuali p**a mereka rela membayar untuk berlanggaran "centang biru" Twitter untuk menunjukkan bahwa media mereka kredibel dan pantas mendapat ruang lebih.

Ia bermula dari warga bangsa biasa. Tak ada yang begitu luar biasa darinya. Namun, justru dari kalangan bawah itu ia bisa menjadi jenderal bintang lima kala itu.

Ini tak bisa dilepaskan dari jasa-jasanya sebagai pahlawan nasional yang memiliki peran dalam mempertahankan kemerdakaan Indonesia. Berkat itulah, nama dan jasanya selalu dikenang hingga kini

Mimpi anak bangsa dalam ajang Piala Dunia U-20 di Indonesia harus pupus. Mereka harus menelan pil pahit itu. Ini karena, Indonesia gagal menjadi penyelenggara Piala Dunia U-20 tersebut

Berita harus berpedoman pada kode etik.

Sepatutnya, pegangan itu dapat diimplementasikan dalam kerja-kerja jurnalisme. Ia bukan sembarang pedoman. Bukan p**a rambu-rambu jurnalisme. Lebihnya, ia adalah landasan hukum bagi jurnalis. Karenanya, jurnalis harus mampu membaca pun memahami landasan itu.

Celakanya, sebagian besar jurnalis tidak pernah membaca landasan itu. Apalagi menerapkannya.

*Tulisan ini pernah dipublikasikan di Republika.

Amin Royani atau kerap disapa “Ibu Begal” adalah penjual pena di suatu warung kecil di Pare, Kampung Inggris. Sehari-hari, ia tak letih berjualan demi keberlangsungan hidupnya. Namun tak seperti penjual biasanya, ia memiliki cara unik dalam menjajakan barang dagangannya.

Beberapa waktu yang lalu, Kanal Perspektif berkesempatan mengunjungi Ibu Begal. Ia banyak bercerita mengenai kisah hidupnya. Sampai-sampai ceritanya yang sempat dipukuli warga.

Seluruh liputan ini dapat anda akses lebih lanjut di kanalperspektif.com

Gemerlap aksi para bintang sepakbola dunia telah memanjakan mata para pecintanya di seluruh penjuru dunia. Sejak terpilih pada 2010 lalu, Qatar tak ragu-ragu menggelontorkan ribuan triliun demi terlaksananya Piala Dunia Qatar 2022.

Stadion-stadion dan bangunan penunjang lainnya pun dibangun guna memfasilitasi ajang bergengsi 4 tahunan ini.

Namun, gelontoran dana yang tak sedikit ini tak ayal memancing kritik dari berbagai pihak. Matinya ratusan pekerja imigran adalah bayangan kelam dari perhelatan Piala Dunia Qatar.

Adanya ketidakpuasan terhadap praktik jurnalisme profesional menciptakan apa yang dinamakan dengan jurnalisme warga. Jurnalisme jenis ini memang tercipta karena warga tidak puas dengan cara-cara kerja jurnalisme yang semakin bias dalam pemberitaannya pada kepentingan tertentu dan cenderung hanya mengejar profit semata. Akhirnya, jurnalisme warga pun lahir menjadi jawaban dari ketidakpuasan ini.

Pemerintahan Jokowi berencana kembali menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) atau cukai rokok sebesar 10% pada tahun 2023 dan tahun 2024. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani setelah melaksanakan rapat bersama dengan Presiden Jokowi. Kebijakan tersebut diharapkan dapat menyeimbangkan berbagai tujuan yang sangat penting bagi masyarakat dan perekonomian Indonesia.

Alasan Pemerintah Indonesia memiliki beragam alasan yaitu yang pertama aspek kesehatan. . Yang ke- dua aspek penanganan rokok illegal, diharapkan semakin tinggi cukai rokok, semakin tinggi kemungkinan beredar rokok illegal yang saat ini mencapai 5,5%. Yang ke-tiga aspek kepentingan tenaga kerja dan mendorong pemasukan kas negara.

Simak tulisan dan informasi terbaru lainnya hanya di www.kanalperspektif.com atau klik link di bio.

Ikuti p**a informasi terkini lainnya melalui kanal berikut:
Instagram: kanalperspektif
Twitter: kanalperspektif
Facebook: Kanal Perspektif
LinkedIn: Kanal Perspektif
Website: kanalperspektif.com

Dalam jurnalisme, kita mengenal bahwa sudut pandang berita harus berpihak pada publik. Namun sayangnya,
persoalan sudut pandang ini seringkali diabaikan oleh jurnalis.

Atas adanya dugaan pelanggaran HAM kepada minoritas ugyur di Xinjiang oleh rezim China, Amerika Serikat meminta hal tersebut dibahas dalam agenda PBB. Langkah tersebut sebagai tindak lanjut laporan sebelumnya yang rilis bulan Agustus lalu. Isinya kurang lebih serupa, ada indikasi pelanggaran HAM terhadap masyarakat Uyghur. Namun proposal yang diajukan oleh Amerika Serikat tersebut berujung gagal.

Simak tulisan dan informasi terbaru lainnya hanya di www.kanalperspektif.com atau klik link di bio.

Ikuti p**a informasi terkini lainnya melalui kanal berikut:
Instagram: kanalperspektif
Twitter: kanalperspektif
Facebook: Kanal Perspektif
LinkedIn: Kanal Perspektif
Website: kanalperspektif.com

Awal Oktober menjadi momentum bersejarah untuk sepak bola Indonesia. Peristiwa di Stadion Kanjuruhan Malang mengagetkan masyarakat Indonesia bahkan Internasional.

Banyak sekali dukungan dan ucapan belasungkawa yang diberikan oleh fans sepak bola Internasional untuk korban dari tragedi tersebut.

Federasi Asosiasi Sepak bola Internasional (FIFA) menyampaikan duka citanya atas tragedi Kanjuruhan. FC Barcelona juga menyampaikan duka citanya melalui TwitterSelain itu, Arsenal juga menyampaikan hal demikian. Melalui akun twitter . Solidaritas supporter juga sangat terlihat di kancah Internasional. Suporter Bayern Munchen melakukan aksi solidaritas dengan membentangkan spanduk dukungan untuk Aremania pada Rabu (5/10/2022).

Sebagai bentuk solidaritas, Liga Spanyol melakukan momen mengheningkan cipta bagi korban tragedi Kanjuruhan. Proses mengheningkan cipta ini dilakukan selama satu menit sebelum pertandingan di mulai.

Simak tulisan dan informasi terbaru lainnya hanya di www.kanalperspektif.com atau klik link di bio.

Ikuti p**a informasi terkini lainnya melalui kanal berikut:
Instagram: kanalperspektif
Twitter: kanalperspektif
Facebook: Kanal Perspektif
LinkedIn: Kanal Perspektif
Website: kanalperspektif.com

Pelaku peretasan sejumlah anggota awak redaksi Narasi harus diusut tuntas. Pasalnya, aksi peretasan tersebut dapat mengancam kebebasan pers dan merupakan salah satu ancaman bagi publik terhadap kebebasan berekspresi. Kru awak media Narasi yang mengalami korban peretasan terus bertambah. Terhitung per Rabu (28/92022) sejumlah 30 awak redaksi Narasi dan 7 eks karyawan Narasi mengalami korban peretasan.

Polisi harus mengusut tuntas kasus ini dengan transparan untuk menjadi bukti bahwa tidak ada unsur pemerintah yang terlibat dalam aksi peretasan ini. Melansir dari Narasinewsroom, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) membuat petisi daring guna mendesak Kapolri Jenderal Lsitiyo Sigit Prabowo untuk mengusut pelaku peretasan terhadap kru Narasi.

Selain AJI, Dewan Pers juga mendesak Polri untuk segera mengusut tuntas kasus tersebut. Dewan pers berpendapat bahwa aksi peretasan tersebut merupakan sebuah tindakan melawan hukum dan berakibat pada terganggunya kerja-kerja jurnalistik serta kemerdekaan pers.

Simak tulisan dan informasi terbaru lainnya hanya di www.kanalperspektif.com atau klik link di bio.

Ikuti p**a informasi terkini lainnya melalui kanal berikut:
Instagram: kanalperspektif
Twitter: kanalperspektif
Facebook: Kanal Perspektif
LinkedIn: Kanal Perspektif
Website: kanalperspektif.com

Adanya tsunami informasi (flood of information) membuat begitu derasnya arus informasi yang pada akhirnya membuat kita ‘kebanjiran’ akan hal itu. Alih-alih membuat masyarakat kemudian merasa kaya akan pengetahuan, sebaliknya, ia menjadi suatu bencana tersendiri karena masyarakat menjadi bingung dan hilang arah, bak kapal yang hilang akan kompasnya.

Informasi yang serba instan ini membuat kualitas jurnalisme mengalami penurunan, misalnya saja dengan adanya informasi yang salah tafsir dan lain sebagainya.

Jurnalisme perlahan / slow journalism kemudian hadir memperbaiki bencana ini. Bukan melawannya dengan kecepatan, namun demikian dengan kedalaman.

Simak tulisan dan informasi terbaru lainnya hanya di www.kanalperspektif.com atau klik link di bio.

Ikuti p**a informasi terkini lainnya melalui kanal berikut:
Instagram: kanalperspektif
Twitter: kanalperspektif
Facebook: Kanal Perspektif
LinkedIn: Kanal Perspektif
Website: kanalperspektif.com

Big Mouth merupakan K-Drama yang disiarkan oleh MBC dan layanan streaming Disney+.

Drama yang sukses meraih rating tertinggi di 6 negara ini dimainkan oleh Lee Jong Suk (Park Chang Ho) yang dikenal sebagai “Big Mouth” pengacara yang pandai berbicara dengan peluang kemenangan hanya 10%.

Simak tulisan dan informasi terbaru lainnya hanya di www.kanalperspektif.com atau klik link di bio.

Ikuti p**a informasi terkini lainnya melalui kanal berikut:
Instagram: kanalperspektif
Twitter: kanalperspektif
Facebook: Kanal Perspektif
LinkedIn: Kanal Perspektif
Website: kanalperspektif.com

Kemunculan hacker dengan inisial Bjorka menarik perhatian publik. Pasalnya sebulan terakhir, hacker ini terus muncul sebagai aktor pembobolan dan pembocoran data milik badan pemerintah.
Sejumlah data-datapenting milik pemerintah disinyalir mampu diretas olehnya, bahkan data milik Presiden Jokowi dan termasuk data milik Badan Intelijen Negara (BIN).

Ratu Kerajaan Inggris, Ratu Elizabeth II dikabarkan meninggal dunia pada Kamis (8/9) waktu setempat di kediamannya di Istana Barmoral, Britania Raya

Sebelum meninggal, pihak kerajaan sempat mengumumkan kondisi kesehatannya yang memburuk.

Ratu Elizabeth II meninggal pada usianya yang menginjak 96 tahun.

Ia merupakan pemimpin Kerajaan Inggris yang paling lama memerintah dalam sejarah, yaitu selama 70 tahun.

Simak tulisan dan informasi terbaru lainnya hanya di www.kanalperspektif.com atau klik link di bio.

Ikuti p**a informasi terkini lainnya melalui kanal berikut:
Instagram: kanalperspektif
Twitter: kanalperspektif
Facebook: Kanal Perspektif
LinkedIn: Kanal Perspektif
Website: kanalperspektif.com

Bagaimana jurnalis yang bekerja di media yang memiliki kepentingan tertentu?

Dalam jurnal yang berjudul “Soft Power, Hard News” yang ditulis oleh Wright et al (2020) dijelaskan bahwa jurnalis memang akan cenderung mengakomodasi kepentingan media dimana tempat mereka bekerja, daripada melawan state interest dan bertentangan dengan prinsip media tersebut.

Hal ini tentu berbahaya ketika pemilik media justru menyimpan p**a kepentingan politik di dalam media mereka. Alhasil, informasi tentu menjadi tidak berimbang. Alih-alih mengedepankan prinsip netralitas, media-media yang terpengaruh elit kuasa dan politik akan menjadi bias terhadap ekonomi politik media mereka masing-masing.

Tentunya, prinsip independensi jurnalisme pada akhirnya akan menjadi ruang yang kosong pada kondisi tersebut.

Simak tulisan dan informasi terbaru lainnya hanya di www.kanalperspektif.com atau klik link di bio.

Ikuti p**a informasi terkini lainnya melalui kanal berikut:
Instagram: kanalperspektif
Twitter: kanalperspektif
Facebook: Kanal Perspektif
LinkedIn: Kanal Perspektif
Website: kanalperspektif.com

Aksi unjuk rasa telah digelar pada Senin, 11 April 2022 lalu yang bertempat di depan gerbang utama DPR RI, Jakarta.
Aksi demonstrasi ini dilakukan oleh mahasiswa dan kelompok masyarakat sipil dalam rangka menolak perpanjangan masa jabatan presiden.

Namun, sayangnya demonstrasi tersebut justru diwarnai dengan aksi kekerasan yang dialami oleh Dosen Universitas Indonesia (UI) dan pegiat media sosial, Ade Armando. Ade dipukuli oleh massa dan mengalami luka-luka hingga pelecehan.

Tak ayal, selang beberapa waktu setelah kejadian itu, beredar foto dan video yang menampilkan kekerasan pada Ade Armando di media sosial dan media massa yang semestinya tak layak diberitakan oleh wartawan di media.

Mengapa demikian?

Simak tulisan dan informasi terbaru lainnya hanya di www.kanalperspektif.com atau klik link di bio.

Ikuti p**a informasi terkini lainnya melalui kanal berikut:
Instagram: kanalperspektif
Twitter: kanalperspektif
Facebook: Kanal Perspektif
LinkedIn: Kanal Perspektif
Website: kanalperspektif.com

Bagaimana jurnalis bekerja dalam naungan media kapitalis?

Pertanyaan menggelitik tersebut nampaknya memang patut dipertanyakan. Bukan tanpa sebab, mengingat produk jurnalistik adalah produk yang harus mengedepankan prinsip netral, proporsional serta peranannya terhadap watchdog akan kinerja dari suatu pemerintahan.

Prinsip itu merupakan pegangan yang wajib dimiliki oleh seluruh jurnalis media. Namun, apakah pada realitasnya, produk jurnalistik di media mainstream benar-benar menjalankan prosedur jurnalisme yang ada?

Simak tulisan dan informasi terbaru lainnya hanya di www.kanalperspektif.com atau klik link di bio.

Ikuti p**a informasi terkini lainnya melalui kanal berikut:
Instagram: kanalperspektif
Twitter: kanalperspektif
Facebook: Kanal Perspektif
LinkedIn: Kanal Perspektif
Website: kanalperspektif.com

Seminggu belakangan, jagat media sosial dibuat heboh dengan digantinya logo halal dari MUI. Banyak polemik yang terjadi di masyarakat dalam menanggapi hal ini, salah satunya adalah Logo baru dianggap sangat Jawa Sentris.

Namun, Kepala Pusat Registrasi Sertifikasi Halal pada Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kemenag, Mastuki, mengatakan bahwa pemilihan bentuk gunungan dan batik lurik dalam label Halal Indonesia ini bukan berarti jawa sentris.

Ia mengatakan bahwa gab**gan dari berbagai elemen bentuk, corak, dan warna menjadi dasar desain logo halal terbaru. Ditambah dengan studi elemen visual bentuk logo yang digunakan oleh Badan atau Lembaga Sertifikasi Halal di seluruh dunia.

Simak tulisan dan informasi terbaru lainnya hanya di www.kanalperspektif.com atau klik link di bio.

Ikuti p**a informasi terkini lainnya melalui kanal berikut:
Instagram: kanalperspektif
Twitter: kanalperspektif
Facebook: Kanal Perspektif
LinkedIn: Kanal Perspektif
Website: kanalperspektif.com

Kelompok buruh, petani, nelayan, imigran gelap, dan wanita adalah kelompok yang bukan hanya tidak mempunyai kekuatan dan kekuasaan, namun juga dalam wacana pemberitaan sering digambarkan tidak berpendidikan, liar, mengganggu ketentraman, melakukan demonstrasi, dan sering bertindak anarkis.

Premis di atas acapkali masih kita jumpai di lini masa pemberitaan. Sedangkan kaum elit dan kelompok dominan mendapatkan porsi ‘istimewa’ di media. Mengapa ini terjadi?

Simak tulisan dan informasi terbaru lainnya hanya di www.kanalperspektif.com atau klik link di bio.

Ikuti p**a informasi terkini lainnya melalui kanal berikut:
Instagram: kanalperspektif
Twitter: kanalperspektif
Facebook: Kanal Perspektif
LinkedIn: Kanal Perspektif
Website: kanalperspektif.com

Adanya pemberlakuan permenaker nomor 2 tahun 2022, pengambilan dana JHT semakin sulit. Pekerja harus menunggu hingga usia 56 tahun untuk dapat mengambil dana JHT. Pekerja mendesak pemerintah untuk segera mencabut Permenaker yang dinilai mempersulit untuk mengambil dana yang sudah menjadi haknya.

Simak tulisan dan informasi terbaru lainnya hanya di www.kanalperspektif.com atau klik link di bio.

Ikuti p**a informasi terkini lainnya melalui kanal berikut:
Instagram: kanalperspektif
Twitter: kanalperspektif
Facebook: Kanal Perspektif
LinkedIn: Kanal Perspektif
Website: kanalperspektif.com

Tagar Wadas Melawan yang menggema di lini masa beberapa waktu terakhir bukan tanpa alasan.

Perlawanan ini memang didasarkan pada tidak setujunya warga Wadas terhadap proyek Bendungan Bener yang terletak di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Bagaimana tidak, warga Wadas beralasan bahwa proyek strategis nasional oleh Pemerintahan Jokowi ini akan memiliki dampak buruk dan mengancam kenyamanan warga sekitar

Realita media kita hari ini.

Simak tulisan dan informasi terbaru lainnya hanya di www.kanalperspektif.com atau klik link di bio.

Ikuti p**a informasi terkini lainnya melalui kanal berikut:
Instagram: kanalperspektif
Twitter: kanalperspektif
Facebook: Kanal Perspektif
LinkedIn: Kanal Perspektif
Website: kanalperspektif.com

Ternyata Indonesia sudah beberapa kali melakukan perpindahan ibu kota sejak zaman Presiden Soekarno. Namun berbagai perpindahan tersebut punya kesamaan pasti. Sama-sama gagal.