Banyu Bening

Bambang adalah karakter yang "datang dan memilih" saya nampaknya. Dari kisah kasak kusuk yang saya dengar awalnya saya nggak terlibat dalam projek ini sebagai pemain. Hanya sebagai pelatih aksen bahasa Jawa untuk dan . Tapi kemudian, sepertinya karakter ini memang mencari saya. Lalu datanglah Bambang pada saya.

Tak perlu mempertimbangkan banyak hal untuk menerimanya. Alasan terbesarnya adalah karena saya mau merasakan disutradarai dan hasilnya luar biasa. Ada banyak hal yang saya temukan selama proses film ini bahkan salah satu embrio projek yang kemudian menjadi buku Ini Cuma Seni Peran yang sedang dalam proses penerbitan adalah projek film ini.

Pencarian Bambang sejatinya tak serumit karakter lain yang pernah saya mainkan. Tapi menjalani karakter ini cukup berat karena saya sedang ada di satu fase di hidup saya waktu itu. Alasan lengkapnya bisa anda baca nanti di buku Ini Cuma Seni Peran kalau sudah rilis.

Tapi setelah memainkan karakter ini, salah satu efek paling besar yang sampai sekarang akhirnya jadi prinsip yang saya pegang dalam karir seni peran dan hidup adalah Let it Be.

Ceritanya panjang, ketemu saja nanti saya bagikan lengkapnya. Yang jelas Budi Pekerti sudah ada di Bioskop hari ini. Mari menonton! Ada satu adegan yang kisahnya menarik. Tapi hanya bisa diperbincangkan kalau kalian sudah nonton. Jadi, tonton ya!

Perasaan dipukulin mulu nih! Nggak di film nggak di hidup, nggak di percintaan... ! 🥲

Susuk masih sayang! Aku juga! Eh, tayang maksudnya!

Jangan geser ampek slide kedua terakhir, nanti relate!

Kalo mau recreate, noh, di slide terakhir ada bahannya!

Sudah nonton Susuk? Karena pembahasan di postingan ini akan sangat erat dengan apa yang sudah kalian tonton di Susuk. Kalau belum nonton, segera nonton. Masih ada di bioskop, nanti lanjut baca postingan ini lagi.

Rangga adalah karakter yang dipercayakan bu sutradara pada saya di projek ini. Proses penciptaan karakter ini tak kalah menarik dengan semua proses penciptaan karakter yang pernah saya mainkan. Tapi ada yang spesifik saya lakukan dan cobakan di Rangga.

Saya ingin melakukan sesuatu yang spesifik itu salah satu alasannya adalah karena Rangga merupakan karakter preman keempat yang dipercayakan pada saya. Sebelumnya ada Windu di Pertaruhan Series, kemudian Aris di Bayi Ajaib, dan Drajat di Hitam Series.

Rangga jadi salah satu karakter yang menantang karena di satu sisi saya berupaya membuktikan kalau sekedar "sama-sama preman" bukan berarti ia sama seperti preman lain, punya bentuk yang sama atau paham stereotiping lain yang mungkin sering anda dengar. Hal itulah yang kemudian jadi motor penciptaan sekaligus menggerakkan saya untuk melakukan apa yang selama ini ingin saya lakukan dalam proses keaktoran saya; menggunakan setidaknya 90% insting untuk menciptakan karakter ini dan 10% sisanya pertimbangan teknis, kreatif dan yang lain.

Setelah melakukan analisis sana sini dan obrolan dengan mas , ada satu kata dari doi yang menginspirasi saya untuk bentuk karakter ini. Ia bilang "Kuntul". Dalam bahasa Jawa, Kuntul kurang lebih berarti "yang jadi bulan-bulanan (cmiiw)."

Dari kata-kata itu beberapa bentuk Rangga seketika hadir di kepala. Misalnya rambut keriting dan badan yang agak gempal. Saya menaikkan berat badan 5 kilogram untuk Rangga dan mengkriting rambut saya. Kenapa? Satu karena "kuntul" itu, yg lain semata karena insting saya bilang begitu. Dan ya, saya percayai sepenuhnya, lalu saya lakukan. Beruntunglah bentuk itu disetujui sutradara.

3rd and 4th picture taken by
And some, by myself.

Berlanjut di kolom komentar.

Bukan, bukan! Saya lagi nggak masangin mereka susuk biar maennya bagus. Nggak sama sekali! Lha masang susuk aja saya ndak bisa, apalagi masangin. Kalau saya bisa, sudah bertekuk lutut dunia ini di hadapanku! Huahahaha 😈

Disini saya cuma menemani. Istilah kata, saya yang ada di belakang agak jauh agak samping, jaga-jaga sambil bisik-bisik dikit kalo mereka mulai ragu atau goyah ama penciptaannya.

Pelatih? Ya jelas bukan! Saya setuju dengan ucapan seorang kawan, di film nggak seharusnya ada acting coach. Kenapa? Karena coaching seharusnya di kelas. Durasinya lebih panjang. Kalau yang kayak saya ini, yang ngancani sedikit jauh di belakang agak samping, istilah modernnya Acting Consultant. Nah, gitu lah.

Jadi saya cuma mendampingi penciptaan wan-kawan saye yang bermain luar biase di film ini. Jadi kalo bagus, ha ya mereka, bukan saya. Kalo jelek, ha ya saya, kok bisa-bisanya cah enom (sumpah iseh enom aku cah! 🥹) ngene iki, sok-sokan dadi konsultan, njuk ndak mbisiki dengan tepat. Cen jinganik!

Tapi ya bagus, jelek, namanya kesenian, akan kesel nian mampakecekkan tu! Yo ndak? Jadi nikmati bae.

Nah, biar kalian tau kek mana permainan wan-kawan saye ini, nonton film SUSUK tanggal 31 Agustus 2023 besok di beskop-beskop kesayangan kalian! Btw, saya juga maen! 😄 Selamat menonton!

Slide terakhir saya mencoba senyum karena shock. Shock kenapa? Ada dehhh!!! 😂

MERINDING DULUAN NONTON FILM SUSUK DI 8 KOTA 😱

Kamu bisa nonton film Susuk duluan di beberapa kota berikut ini. Catat tanggalnya!

Sabtu, 26 Agustus 2023
- Bekasi | CGV Cyber Park
- Depok | Cinepolis Detos
- Tasik | Tasik XXI
- Lampung | Ciplaz Lampung XXI

Minggu, 27 Agustus 2023
- Cirebon | Grage Mall XXI
- Jogja | Sleman City Hall XXI
- Malang | Cinepolis Malang Town Square
- Purwokerto | Rajawali Cinema

Ada kota kamu gak nih? Tunggu info lengkapnya ya. Pantengin terus akun

Ingat saja apa yang jadi tujuan personal kalian. 3 bulan yang (mungkin) panjang. Pentasnya 1 malam. Ingatannya sampai masuk liang!

Selamat berpesta! Berpestalah secukupnya, bersenang-senanglah sewajarnya!

Untuk reservasi bisa hubungi

Kuota sangat terbatas.

WORLD PREMIERE - TORONTO INTERNATIONAL FILM FESTIVAL - BUDI PEKERTI. Dengan syukur dan bahagia kami kabarkan bahwa film dengan judul internasional ANDRAGOGY terpilih jadi Official Selection di Toronto International Film Festival yang akan digelar pada 7-17 September 2023 dalam section Discovery di Toronto, Kanada. Segala rasa terima kasih kami ucapkan untuk semua pihak yang telah mendukung pembuatan film ini.

—
Bu Prani , seorang guru BK yang video perselisihannya dengan pengunjung pasar menjadi viral di media sosial. Akibat tindakannya yang dinilai tidak mencerminkan pribadi seorang guru, ia dan keluarganya mendapat perundungan, dicari-cari kesalahan lainnya hingga terancam kehilangan pekerjaan.

Diperankan oleh Sha Ine Febriyanti , Angga Yunanda , Prilly Latuconsina , Dwi Sasono , Omara Esteghlal .esteghlal , dan Ari Lesmana

Sutradara dan Penulis :
Produser:
Executive Producer: Tan Keng Leck, Tan Zheng Jie
Co Producer:
Associate Producer:
Line Producer :
Penata Sinematografi :
Penata Artistik :
Editor :
Penata Rias :
Penata Busana :
Penata Suara :
Penata Musik :
Penata Efek Visual :
Penata Peran :
Asisten Sutradara 1 :
Asisten Sutradara 2 :
Asisten Sutradara 3 : Defiadi Mahendra
Asisten pada Produser dan Sutradara :

Design Poster :
Foto Poster :

Produksi

Nantikan film Budi Pekerti tayang 2023.

Hal mengerikan di balik kecantikan pemakai Susuk. Nomor 7 bikin kamu istighfar! 😶

Film Susuk tayang 31 Agustus 2023 di bioskop.

Hati-hati, kecantikan yang terlihat bisa saja menjadi kutukan yang mengikat.

2 hari lagi, kamu akan semakin tau tentang Susuk.

Liat tuh cing! Liat nggak?

Nah, ya itu.

Gimana menurutmu, cing?

Oh... gitu ya cing? Ehm... paham paham...

Oke lah cing kalo begitu.

Thanks cing!

Aku ingat dulu kenapa aku memilih untuk mementaskan ini untuk ujian mata kuliah Pemeranan 2. Sementara kawan-kawan yang lain memilih membuat naskah sendiri dengan bentuk-bentuk pertunjukannya sendiri-sendiri, aku menjatuhkan pilihan pada Mal Vu Mal Dit, atau Suatu Salah Paham, naskah dari Samuel Beckett. Alasannya kala itu sederhana, aku ingin bisa menambah skill, dimana saat itu yang ingin kutambah adalah kemampuan bermain biola dan bermain sebagai orang buta. 2 hal itu p**a yang jadi alasan memilih karakter Si Buta, bukan Si Pincang.

Setelah mendapatkan naskah, membeli biola jelas terlalu mahal untukku kala itu (sekarang agak sih). Untungnya salah satu kawan di jurusan Etnomusikologi membantuku dengan meminjamkan salah satu biolanya. Lalu selama sekitar 6 bulan, biola kubawa kemana-mana. Beberapa teman jurusan Etno sempat mengajari sedikit, setidaknya soal cara memegang yang tepat. Tapi hanya itu, sisanya ngulik sendiri.

Pada satu momen presentasi, Mas Rosa menawarkanku untuk mempelajari lagu Eleanor Rigby nya The Beatles. Lagu yang menarik, sekaligus sulit. Tapi bukankah itu yang sedang kucari saat itu? "Masalah!" Dan kuulik lah habis-habisan dengan segala ketidak tahuanku. Tentu aku nggak jadi pakai lagi Eleanor Rigby, tapi dalam sebuah sesi latihan, aku menemukan lagu karakter ini sendiri, dan jadilah lagu itu yang kumainkan pas pentas.

Soal kebutaannya, pada beberapa waktu salam kurun 6 bulan itu, aku sempat berlatih, lari misalnya, dengan kondisi mata tertutup (tentu dengan didampingi, biar nggak keblowok). Lalu saat di kontrakan, hampir selalu menutup mata agar tahu bagaimana rasanya buta. Hasilnya, setelah pentas, rasa-rasanya penglihatanku agak berkurang. Butuh waktu sekitar seminggu untuk kembali normal.

Lalu apakah permainannya berhasil? Apa peduliku? Nilaiku B waktu itu. Tapi tujuan untuk menambah skill tercapai. Buta dan Bermain Biola. Meski sekarang sudah sangat lupa. Soal dokumentasinya, entah dimana p**a. Apapun itu, Mal Vu Mal Dit adalah pengalaman tak terlupakan dalam perjalananku mengarungi seni peran. Ada yang menyimpan dokumentasi pertunjukannya?

We all have the potential to be better, but it will get worse if the growth pattern is wrong. What and whose growth pattern is the most appropriate? Only you who know the answer if you are aware enough. Do you?

And then, all of a sudden, missing this moment...

Metanietzche, a monologue I did 9 years ago for the acting exam. What a memory! Looks like I'm going to have another monologue... let's see!

Creation is just like that, hugely magnified. Those who have looked within themselves closely and attentively realized there was no need to look at the macro version. The entire cosmos is just a magnified projection of a little occurrence happening within you—the play of five elements. This is all it takes to make a throbbing full-fledged human being!

He Said.

Cara paling mudah untuk dibenci orang lain adalah bermimpi setinggi-tingginya. Orang-orang akan bilang kamu muluk, nonsense, halu, dan nggak tau diri. Lucu bukan? Ketika orang lain merasa paling tahu kamu dibandingkan dirimu sendiri? Dan memasang standarnya dalam bermimpi padamu. Memangnya apa yang salah dengan bermimpi setinggi-tingginya? Bukankah mimpi selalu bersifat Ultra-Personal?