Belajar Bahasa Bidayuh

KUCHING (26/02/2024) - Majlis Penyerahan Watikah Pelantikan Temenggong Masyarakat Bidayuh Bahagian Kuching oleh Yang Berhormat Dato Sri Roland Sagah Wee Inn, Menteri Pendidikan, Innovasi Dan Pembangunan Bakat Sarawak kepada Temenggong Atok anak Derop

Congratulations to Temenggong Atok anak Derop on your appointment as Temenggong of Kuching Division. Temenggong Atok is also the Cultural Officer for DBNA.

Workshop Kurikulum Bahasa Bidayuh bersama barisan dari Serian, Biatah dan Bau di DBNA.

Jak ata samah kutung bang piminyu Bidayuh adi ata puan. - Biatah
(Jom kita sama-sama kongsi bahasa Bidayuh yang kita tahu.)

Bidayuh Serian
Bidayuh Biatah
Bidayuh Bau
Dayak Salako

Dayak Tengon merupakan sub suku Dayak Rumpun Bidayuhic yang tersebar di sekitaran kaki Pegunungan Niut. Secara administratif, suku ini berdiam di Kecamatan Air Besar (Landak, Kalimantan Barat).

Sebelum menempati kawasan kampung Tengon (Desa Tengon Palaik, Air Besar), leluhur suku ini berasal dari Aliran Sungai Sekumba (anak Sungai Sambas) yang berhulu di Gunung Niut.

Berdasarkan tradisi lisan, leluhur Bidayuh Kumba (sub Bidayuh Aliran Sungai Sekumba/Kumba) bisa sampai ke Dataran Tinggi Niut dan sekitarnya melalui Sungai Sambas kemudian menyusuri Sungai Sekumba yang berhulu di Pegunungan Niut.

Keturunannya ini menurunkan beberapa sub suku (serumpun) menjadi Bentiang, Sempatung, Suti Bamayo, Sungkung, Liboy, Tameng, Bengkawan, Tadietn, Tawaeq, hingga Sapatoi. Mengingat semua sub suku tersebut berasal dari Aliran Sungai Sekumba, tak heran beberapa peneliti mengelompokkan mereka dalam Rumpun Kecil Bidayuh Kumba yang membedakan dengan rumpun Bidayuh lainnya.

Bahasa Tengon disebut Bahasa Bedeneh memiliki ciri khas yang berbeda dengan bahasa-bahasa dayak lain, suara yang dikeluarkan ketika berbicara lebih banyak melalui hidung (sengau). Mereka berbicara nyaris tak kedengaran (seperti berbisik) namun mereka dapat berkomunikasi pada jarak jauh, dengan cara membaca gerak bibir atau mulutnya. Kosa-katanya pun pendek-pendek seperti disingkat.

Kondisi geografis pemukiman suku ini berada di dataran tinggi atau puncak bukit, dengan suhu udara yang selalu sejuk karena memiliki gunung dan pegunungan disekelilingnya (Malang Van Borneo) khususnya Gunung Niut yang memiliki ketinggian 1701 mdpl.

Kepada yg s**a baca buku lama-lama pasti mereka tahu pasal sejarah dan pakaian asal orang Bidayuh. Mengikut penulisan dari buku Wandering In The Great Forests Of Borneo by Odoardo Beccari yang di published tahun 1904. Beliau membuat perjalanan ke Pangkalan Ampat, Padawan dan bermalam di sana. Di situ beliau membuat penelitian mengenai Budaya Bidayuh atau Land Dayaks.

Ayuh, bala komuniti Bidayuh di Sibu. Sama-sama kita support program anjuran DBNA Cawangan Sibu.

Boleh isi link di bawah untuk pengesahan kehadiran
https://forms.gle/ckFRoqZSufBfBNuF7

SARAWAK by Hedda Morrison 1957

Hedda Morrison membuat kajian dan penelitian beliau di Sarawak dan ini adalah beberapa tulisan beliau mengenai tentang Land Dayaks atau The Bidayuhs.

Link:https://p-library2.s3.filebase.com/singapore-malaysia/Hedda%20Morrison/Sarawak%20%281576%29/Sarawak%20-%20Hedda%20Morrison.pdf

Semua ini untuk kegunaan pembelajaran saja.

Gawai Nyobeng Gumbang 2023.

SRAMAT ANDU BA'AS GAWAI DAYAK 2023.

Hari B**g Bratak. B**g Bratak, Bau.

Ngiradan Ngirumbang Adat Resam Penduduk Bidayuh di Daerah Tebedu.

Upacara Ngiradan Ngirumbang adalah upacara yang harus dilakukan sebelum musim menuai padi untuk memanggil semangat padi menurut adat Bidayuh.
Masyarakat Bidayuh percaya bahawa semangat padi perlu dipanggil untuk memohon tuaian yang baik bagi tahun tersebut.

Exco DBNA Cawangan Serian hadir sama memeriahkan upacara tersebut.

ADEP SAMAH ADEP
"Indi Awang Indi Asung"

Mitos Org Tua Bidayuh Biatah.
DUH PUUH JEWIN ANAK DEKA TIAK AYUH "PUS".
[Jgn Tiup Muka Bayi/Kanak², Nanti dia s**a minta² mknan.]

Mitos org tua dlm Bahasa Bidayuh.
Duh siun man bak siyok, Tiak kuu nunuk. (Jgn mkn kepala ayam, nanti kamu mengantuk.)

`Director's Statement from Will Kok, from the film 'Borih, The Bidayuh Paddy Priestess'. The film falls under the Shorts Animated category.

When I first met the Dayung Borih (Paddy Priestess), I am so intrigued by her journey of suffering and how is she being selected. She is about 80s at that time and there are very few Dayung Borih left in the Bau Borneo due to the lack of acceptance and understanding of the myth and practice. On the day of Gawai eve, I was so blessed to watch the Dayung Borih sit on the swing and chant the Borih song. I think that’s the most beautiful experience that lives in my memory, that’s my motivation to direct the “Borih”.
Metaphorized by a near-extinct bird of great argus, “Borih” is a flora-fauna fantasy animation to depict a vanishing tradition of the Bidayuh paddy priestess. We weave two paddy-related legends - the paddy priestess (Ngomak and Sayang) and the origin of paddy (Dondan Tibuilt) into “Borih”.
Creatively transitioned of non-dialogue animation and orchestrated with the traditional Sarawak-borneo music of gong, flute and drum. A creative mixture of contemporary and classic costumes, culinary of the Malaysia culture. We keep a rather raw art style and characters design based on the scenes we witness during the Gawai ceremony and the -ever imagine in the spiritual realm.
....................................................................

Follow us for more information about NIFF 2023 happening this March.