Penyuluh Agama Islam KUA Pucanglaban

Natas, Nitis, Netes

Photos from Penyuluh Agama Islam KUA Pucanglaban's post 23/12/2022

JUM'AT BERKAH...
Kegiatan hari ini menjadi Khotib dan Imam di Masjid Desa Pucanglaban.

Photos from Penyuluh Agama Islam KUA Pucanglaban's post 25/11/2022

GERKAN MENGAJI Penyuluh Agama Islam Pucanglaban dan menjadi petugas khotib keliling di Masjid Desa Pucanglaban

Photos from Penyuluh Agama Islam KUA Pucanglaban's post 28/04/2022

Vaksin 1, 2 dan Boster di Puskesmas Pucanglaban

12/02/2022
Photos from Penyuluh Agama Islam KUA Pucanglaban's post 30/06/2021
07/06/2021

عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .

[رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة]

Arti Hadits / ترجمة الحديث :

Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.

(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang) .

Catatan :

Hadits ini merupakan salah satu dari hadits-hadits yang menjadi inti ajaran Islam. Imam Ahmad dan Imam syafi’i berkata : Dalam hadits tentang niat ini mencakup sepertiga ilmu. Sebabnya adalah bahwa perbuatan hamba terclassi dari perbuatan hati, lisan dan anggota badan, sedangkan niat merupakan salah satu dari ketiganya. classiwayatkan dari Imam Syafi’i bahwa dia berkata : Hadits ini mencakup tujuh puluh bab dalam fiqh. Sejumlah ulama bahkan ada yang berkata : Hadits ini merupakan sepertiga Islam.

Hadits ini ada sebabnya, yaitu: ada seseorang yang hijrah dari Mekkah ke Madinah dengan tujuan untuk dapat menikahi seorang wanita yang konon bernama : “Ummu Qais” bukan untuk mendapatkan keutamaan hijrah. Maka orang itu kemudian dikenal dengan sebutan “Muhajir Ummi Qais” (Orang yang hijrah karena Ummu Qais).

Pelajaran yang terdapat dalam Hadits / الفوائد من الحديث :

1.Niat merupakan syarat layak/diterima atau tidaknya amal perbuatan, dan amal ibadah tidak akan mendatangkan pahala kecuali berdasarkan niat (karena Allah ta’ala).
2.Waktu pelaksanaan niat dilakukan pada awal ibadah dan tempatnya di hati.
3.Ikhlas dan membebaskan niat semata-mata karena Allah ta’ala dituntut pada semua amal shalih dan ibadah.
4.Seorang mu’min akan diberi ganjaran pahala berdasarkan kadar niatnya.
5.Semua perbuatan yang bermanfaat dan mubah (boleh) jika diiringi niat karena mencari keridhoan Allah maka dia akan bernilai ibadah.
6.Yang membedakan antara ibadah dan adat (kebiasaan/rutinitas) adalah niat.
7.Hadits di atas menunjukkan bahwa niat merupakan bagian dari iman karena dia merupakan pekerjaan hati, dan iman menurut pemahaman Ahli Sunnah Wal Jamaah adalah membenarkan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan.

19/12/2020

"LELAKI SEJATI"

رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ

"Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan (tijarah) dan tidak p**a oleh jual beli (bai') dari mengingati Allah, mendirikan sembahyang, dan membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang."
(QS. An-nuur : 37)

Yang dimaksud dengan "rijal" dalam ayat di atas adalah laki-laki yang beriman seperti firman Allah didalam Surat Al-Munafiquun ayat 9. Ada juga keterangan bahwa laki-laki yang dimaksud adalah laki-laki yang baik dan jujur. Sehingga ayat ini membahas karakter laki-laki sejati, laki-laki ideal dengan keimanan, ketakwaan, ketulusan dalam melakukan kebaikan dan laki-laki yang senantiasa menghiasi hari-harinya dengan kebaikan.

Mereka, para laki-laki sejati adalah orang yang sedang beraktivitas kerja mencari rizki untuk mencukupi kebutuhan keluarga, akan tetapi tidaklah menghalanginya untuk menunaikan semua hak-hak Allah yaitu berbagai aktivitas ibadah terutama sejumlah ibadah pokok yaitu menegakkan shalat dan membayar zakat.

Diceritakan dari Ibn Mas'ud sesungguhnya beliau melihat para pedagang pasar tatkala mendengar adzan maka mereka meninggalkan dagangannya dan bergegas mendirikan sholat. (Tafsir Al-Qurthubi)

Pada ayat di atas seperti yang dijelaskan didalam kitab tafsir Al-Qurthubi, kata "tijaarah/perdagangan dan bai'/aktivitas menjual barang dagangan, padahal aktivitas menjual itu bagian dari perdagangan. Mengenai relasi makna dua kata ini ada beberapa tafsiran dari para ulama tafsir.

Pertama, yang dimaksud dengan tijaarah dalam konteks ayat ini adalah aktivitas membeli barang dagangan (kulakan). Pertimbangan pemaknaan seperti ini adalah disebutkannya aktivitas menjual barang setelah tijaarah.

Kedua, tijaarah adalah para importir dan orang yang mendatangkan barang dagangan dari lain daerah. Sedangkan yang dimaksud dengan ba’i adalah aktivitas jual beli tanpa melakukan kegiatan bepergian ke luar daerah.

Ketiga, tijaarah dalam konteks ayat ini adalah semua bentuk kegiatan produktif yang menghasilkan keuntungan baik perdagangan, sewa menyewa, industri, jasa dll. Sedangkan yang dimaksud dengan ba’i adalah perdagangan (jual beli).

Dari ketiga penafsiran diatas, tijaarah lebih condong pada pemaknaan semua aktivitas dalam rangka mencari keuntungan (semua kegiatan bisnis). Sementara ba’i (jual beli/perdagangan) dalam ayat ini adalah bagian dari tijaarah.

Aktivitas jual beli/perdagangan disebutkan secara khusus dari sekian banyak kegiatan bisnis karena sering kali orang itu lebih tersibukkan dari ibadah karena aktivitas perdagangan dibandingkan aktivitas bisnis lainnya.

Para laki-laki hebat yang disebutkan pada ayat ini, meskipun mereka melakukan kegiatan bisnis, membeli barang dagangan dan menjualnya yang bukanlah merupakan aktivitas terlarang tidaklah menyebabkan mereka lebih mengutamakan dan menomorsatukan bisnis dari pada aktivitas mengingat Allah, menegakkan shalat dan membayar zakat. Bahkan mereka memiliki prinsip bahwa ketaatan kepada Allah dan ibadah kepada Allah adalah orientasi utama dan pertama dalam hidupnya.

Semoga kita senantiasa diberi jalan keluar atas semua persoalan yang kita hadapi di masa pandemi ini. Sungguh di dalam kesukaran pasti ada kemudahan.

Pucanglaban, 19 Desember 2020

18/12/2020

"JANJI DAN KECEWA"

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillaah segala puji bagi Allah yang senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Semoga kita senantiasa mendapat hidayah dari Allah SWT.

Janji adalah sebuah kontrak psikologis yang menandakan transaksi antara dua orang atau lebih di mana pihak pertama mengatakan kepada pihak kedua untuk memberikan layanan maupun pemberian yang berharga baginya sekarang dan akan digunakan maupun tidak. Janji juga bisa berupa sumpah atau jaminan.

Janji adalah suatu kesanggupan untuk melakukan atau meninggalkan sesuatu dalam usaha untuk mendapat kepercayaan. Janji dapat diucapkan maupun ditulis sebagai sebuah kontrak. Melanggar janji tak hanya sering dianggap sebagai perbuatan tercela, malahan juga ilegal, seperti kontrak yang tidak dipegang teguh.

Setiap orang mungkin sering mengucapkan atau menulis janji kepada siapa dan dimana, disawah, ladang bahkan perkantoran. Janji bisa menimbulkan dampak positif dan negatif. Akan tetapi, dampak negatif akibat janji yang tidak ditepati lebih berbahaya. Terkadang tanpa berpikir panjang tentang dampak negatif yang diakibatkan karena janji, seseorang mudah mengucapkan janji demi tujuan yang ia inginkan. Oleh karena dampak negatif akibat janji yang tidak ditepati lebih besar, maka janji haruslah dipenuhi.

Allah berfirman,

"Dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya."
(QS. Al-Isra’: 34)

Pada ayat lain Allah menegaskan,
‘dan penuhilah janji Allah.’"
(QS. Al-An’am: 152)

Janji adalah hutang yang harus dibayar. Saking beratnya "perjanjian", Allah menyanjung orang yang memenuhi janji dengan kata "ulul albab" yaitu orang-orang yang mempunyai akal.

"(yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian."
(QS Ar-Ra’du: 20)

Nash-nash dalam Kitab dan Sunnah banyak dan jelas petunjuknya akan kewajiban memenuhi (janji) dan haramnya melanggar dan berkhianat. Semua ayat yang ada lafadz janji dan sumpah setia menunjukkan hal itu baik secara tekstual maupun pemahaman. Dan perilaku Nabi sallallahu’alaihi wa sallam dan para shahabatnya adalah bukti nyata dalam realisasinya.

Allah menyebutkan manfaat besar di dunia dan akhirat jika seseorang memenuhi janjinya, disamping manfaat nyata bagi kebaikan masyarakat yang berkesinambungan.

Diantara manfaat memenuhi janji yaitu:

1. Orang yang memenuhi janji termasuk sifat orang bertakwa sekaligus sebab utama dalam menggapai ketakwaan.

‘(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa."
(QS. Ali Imran: 76)

2. Menepati janji termasuk sebab mendatangkan keamanan di dunia dan menghindari pertumpahan darah, melindungi hak para hamba, baik yang muslim maupun kafir.

“(Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Anfal: 72)

3. Dapat menghapus kesalahan dan memasukkan ke surga.

"Dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu."
(QS. Al-Baqarah: 40)

Di surat Al-Maidah, Allah Subahanhu wa ta'ala menyebutkan bahwa Dia telah mengambil janji kuat kepada Bani Israil, kemudian disebutkan balasan janji kuat beserta balasannya.

Dalam Firman-Nya, "Sesungguhnya Aku akan menutupi dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir air didalamnya sungai-sungai."
(QS. Al-Maidah: 12)

Orang yang memenuhi janji oleh Allah disanjung dengan sebutan "ulul albab", berbeda lagi dengan orang yang mengingkarinya. Ia akan mendapat predikat munafik jika dalam hatinya berniat untuk tidak menepatinya.

Janji yang tidak ditepati oleh salah satu pihak akan menimbulkan kekecewaan. Dan rasa kecewa ini akan tumbuh sehingga tidak ada lagi kepercayaan dan akhirnya putuslah hubungan. Wal 'iyadzu Billaah

Rasa kecewa memang lazim dimiliki oleh manusia, dan wajar. Tetapi jangan sampai kekecewaan menjauhkan tali persaudaraan.

Semoga kita senantiasa bisa menepati janji yang telah terucap. Dan jangan sampai mengobral janji kalau didalam hati ingin mengingkari.

والله أعلم بالصواب

Pucanglaban, 18 Desember 2020

12/12/2020

"Anda ragu-ragu? Tinggalkanlah!"

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, yang Mahapengasih yang kasihnya melebihi semua pengasih.

Sholawat dan salam Allah semoga dicurahkan kepada baginda Nabi Agung Muhammad shollaoohu 'alaihi wasallam. Nabi yang senantiasa kita harapkan syafaatnya kelak dihari kiamat.

Didalam kitab Al-Arba'in annawawiyah disebuatkan sebuah hadits, tepatnya hadits ke 11 yang berbunyi :

عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ الحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ سِبْطِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَيْحَانَتِهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: حَفِظْتُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيبُكَ

Dari Abu Muhammad Hasan bin Ali bin Abu Thalib radhiyallahu ‘anhuma, cucu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan kesayangan beliau. Ia berkata, “Aku hafal dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: Tinggalkan apa yang meragukanmu dan kerjakan apa yang tidak meragukanmu.”
(HR. Tirmidzi dan An Nasa’i, dan Tirmidzi mengatakan: hadits hasan shahih)

Hadits ini memiliki kandungan yang luas dan banyak pelajaran penting. Terutama tentang tarkusy syubuhat (ترك الشبهات), meninggalkan syubhat (antara halal dan haram).

Ibnu Hajar Al Haitami rahimahullaah berkata “Ini kaidah yang sangat penting dan dasar dari sikap wara’ (menjauhi perkara haram) yang merupakan poros dari ketaqwaan, penyelamat dari keraguan dan ketidakjelasan yang menghalangi cahaya keyakinan".

Syubhat ini bisa berupa makanan, bisa p**a berupa perbuatan. Ada makanan yang jelas halal, baik secara dzat maupun dari cara memperolehnya. Ada p**a yang jelas haram. Namun di antaranya ada yang syubhat. Yang syubhat tentu meragukan, maka tinggalkanlah.

Demikian p**a perbuatan atau pekerjaan. Ada yang jelas halal, ada yang jelas haram. Di antara keduanya ada yang syubhat. Yang syubhat tentu meragukan, maka tinggalkanlah.

Diantara kita pasti pernah mengalami keraguan dalam hal apapun baik hal makanan maupun perbuatan. Oleh karena itu, untuk menjaga kehati-hatian supaya tidak masuk kedalam hal yang diharamkan maka lebih baik kita tinggalkan.

Pucanglaban, 12 Desember 2020

Photos from Penyuluh Agama Islam KUA Pucanglaban's post 29/11/2020

"BERBUAT BAIK DAN PERBAIKI NIAT"

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Syukur Alhamdulillah kita masih diberi kesehatan dan umur panjang sehingga masih ada kesempatan untuk senantiasa memperbanyak amal kebaikan di manapun dan kapan pun. Selain mensyukuri nikmat sehat dan umur panjang yang dikaruniakan Allah kepada kita, hendaknya kita senantiasa memohon kepada Allah SWT. supaya tidak timbul rasa lelah untuk berbuat kebaikan. Karena orang yang bersungguh-sungguh mengerjakan kebaikan akan dekat dengan rahmat Allah SWT.

ان رحمة الله قريب من المحسنين
"Sesungguhya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat kebaikan." (QS. Al-A'raaf : 56)

Selain rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat kebaikan, dihari kiamat nanti mereka akan bertemu Tuhannya.

فمن كان يرجوا لقاء ربه فليعمل عملا صالحا...
"Maka barang siapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan kebaikan...." (QS. Al-Kahfi : 110)

Imam Ibnu Katsir menafsiri "amal shalih" dengan amal kebaikan yang disyari'atkan oleh Nabi Muhammad SAW dan niat hanya karena ibadah kepada Allah SWT. bukan karena ingin mendapat pujian orang.

Di ceritakan ada seorang laki-laki datang kepada ubadah bin shamit, ia meminta penjelasan tentang orang yang shalat, puasa, sedekah dan haji niat karena Allah, tetapi ia juga senang mendapat pujian orang lain. Ubadah menjawab "Baginya tidak mendapatkan sesuatu (pahala)."
والله أعلم بالصواب

Semoga kita senantiasa istiqamah berbuat kebaikan dan tidak lupa menjaga niat supaya amal baik kita tidak sia-sia. Aamiiin

Pucanglaban, 29 November 2020

13/11/2020

"Manusia Diistimewakan dengan Ilmu dan Amal"

Bismillaahirrahmaanirrahiim_

Segala puji bagi Allah yang mengistimewakan manusia atas seluruh alam dengan ilmu dan amal.

Manusia mulia dan diistimewakan oleh Allah karena ilmu dan amalnya. Kemuliaan dan keistimewaan orang berilmu bukan hanya dilebihkan atas manusia. Tapi diistimewakan dari seluruh makhluq di alam semesta ini. Dalam Al-Qur’an kemuliaan manusia atas makhluq lainnya dinyatakan secara tegas oleh Allah, “Dan kami lebihkan mereka atas kebanyakan makhkuq yang Kami Ciptakan dengan kelebihan yang sempurna”. (Qs. Al-Isra: 70).

Secara umum ayat ini adalah dalil tentang kelebihan dan kemuliaan manusia dari makhluq lainnya. Imam Ibnu Katsir mengatakan, “Berdasarkan ayat ini dijadikan dalil atas kelebihan bangsa manusia dari Malaikat”. Dan kelebihan manusia atas makhuq lainnya adalah akal yang merupakan saluran ilmu. Imam Qurthubi mengatakan, “Kelebihan manusia karena akal yang merupakan standar dan sandaran taklif, yang dengan akal manusia mengenal Allah dan dapat memahami firman-Nya serta membenarkan Rasul-Rasul-Nya”.

Manusia itu dimuliakan oleh Allah dari seluruh makhluk karena ilmu dam amalnya. Tentu Ilmu yang amaliah dan amal yang ilmiah. Ilmu yang amaliah maskudnya ilmu yang membuahkan amal. Sedangkan amal yang ilmiah artinya amal yang dibangun di atas landasan ilmu.

Jika manusia dimuliakan dari makhluk lainnya karena ilmunya, demikian p**a kelebihan manusia atas manusia lainnya juga karena ilmu. Karena itu Allah meninggikan derajat orang beriman dan berilmu beberapa derajat sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Mujadilah ayat 11.

Ibnu Abbas mengatakan, “Orang-orang berilmu memiliki kedudukan 700 derajat di atas orang-orang beriman, jarak antara setiap derajat sejauh perjalanan 500 tahun”.

Syaikh Wahbah Az- Zuhaili mengatakan, Allah mengangkat derajat para ulama beberapa derajat dalam kemuliaan dan posisi yang tinggi di dunia dan akhirat sebab berpadunya ilmu dan amal mereka. Jadi kemuliaan manusia bukan karena sekadar berilmu pengetahuan. Tapi ilmu yang melahirkan amal. Karena amal adalah dari ilmu yang bermanfaat.

Semoga kita senantiasa Istiqomah dalam mencari ilmu dan mengamalkannya dimanapun dan kapanpun. Aamiiin

10/11/2020

URIP IKU URUP (Sunan Kalijaga)

Photos from Penyuluh Agama Islam KUA Pucanglaban's post 28/10/2020

Bimbingan dan penyuluhan di lapas Tulungagung dengan tema "Hayaatan Thayyibah/Hidup yang baik"

28-10-2020

26/10/2020

Piket dulu man teman

Photos from Penyuluh Agama Islam KUA Pucanglaban's post 19/10/2020

"Jadikan amalmu bermanfaat"

Seorang bijak mengatakan, "barangsiapa yang mengerjakan tujuh hal tanpa dibarengi dengan tujuh hal, maka apa yang ia kerjakan tidak akan membawa manfaat".

Mengerjakan hal yang bermanfaat merupakan dambaan setiap orang supaya apa yang ia kerjakan dapat membekas kepada diri dan orang lain. Tetapi sangat disayangkan jika perbuatan yang ia kerjakan seolah-olah bermanfaat tetapi pada hakikatnya manfaatnya itu hilang. Perbuatan yang ia lakukan hanya fokus kepada kacamata manusia.

Allah berfirman :
وقدمنا الى ما عملوا من عمل فجعلناه هباء منثورا (الفرقان : ٢٣)
Artinya: "Dan Kami akan perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan lalu Kami jadikan amal itu bagaikan debu yang beterbangan."

Dari ayat diatas dapat kita pahami bahwa selain kita terus berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan maka harus dibarengi dengan niat mencari ridla dari Allah SWT. untuk amal akhirat.

Ada 7 hal yang sering kita kerjakan tetapi tanpa dibarengi dengan 7 hal, maka amal yang kita kerjakan tidak membawa manfaat, yaitu:

1. Beramal dengan takut, namun tidak memelihara diri.
Orang berkata, "Saya takut kepada Allah", tetapi ia tidak meninggalkan perbuatan-perbuatan dosa. Maka ucapannya tidak membawa manfaat sama sekali.

2. Beramal dengan penuh harapan, namun tidak berusaha.
Orang berkata, "saya mengharapkan pahala Allah", tetapi ia tidak berusaha mencapainya dengan amal-amal shalih, maka apa yang ia ucapkan tidak ada gunanya.

3. Niat tanpa realisasi.
Didalam hati ia niat untuk mengerjakan ibadah, namun ia tidak merealisasikannya dengan tindakan. Maka apa yang ia niatkan itu tidak akan membawa manfaat bagi dirinya.

4. Do'a tanpa kesungguhan.
Ia berdo'a kepada Allah agar diberi kekuatan untuk mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik, namun ia tidak bersungguh-sungguh untuk mengerjakannya. Maka do'anya itu tidak ada gunanya.

5. Mohon ampunan tanpa penyesalan.
Orang berkata, "Saya mohon ampun kepada Allah",namun ia tidak menyesali dosa-dosanya. Maka permohonannya itu sia-sia belaka.

6. Untuk yang terlihat orang ia kerjakan dengan baik, namun pekerjaan yang tidak dilihat orang ia kerjakan dengan buruk. Tindakan semacam ini menunjukkan bahwa perbuatannya itu tidak membawa kebaikan kepada pelakunya.

7. Beramal dengan sungguh-sungguh tanpa disertai keikhlasan.
Maksudnya ia bersungguh-sungguh dalam mengerjakan ibadah, namun amal ibadahnya itu tidak ikhlas karena Allah Ta'ala. Maka amal-amal yang tidak ikhlas itu tidak akan bermanfaat apa-apa bagi dirinya, bahkan yang demikian itu merupakan penipuan bagi dirinya sendiri.

Semoga 7 hal diatas menjadi peringatan bagi kita semua untuk berhati-hati dalam beribadah.

Pucanglaban, 20-10-2020

01/10/2020

Salah satu calon penghuni neraka yaitu : Wanita bersolek untuk dilihat laki-laki lain dan yang gemar membicarakan aib orang lain.

Photos from Penyuluh Agama Islam KUA Pucanglaban's post 21/09/2020

"Pentingnya Ilmu Agama"

Takwa tidak akan terwujud kecuali dengan ilmu agama. Karena ilmu agamalah yang membuat seseorang mengetahui hidayah. Mengetahui mana yang manfaat dan mana yang mudharat. Mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk.

Ketakwaan kepada Allah adalah sebaik-baik bekal. Sebagaimana firman-Nya,

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى

“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” [Quran Al-Baqarah: 197]

Sertakan dalam doa-doa agar mendapat tambahan ilmu. Karena sesungguhnya Allah Ta’ala memerintahkan manusia yang paling berilmu yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam agar meminta tambahan ilmu.

وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا

Dan katakanlah: “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan”. [Quran Thaha: 114]

Perintah untuk belajar ilmu agama yaitu untuk memberi manfaat dunia dan akhirat. Dengan ilmu agama Allah mengangkat kedudukan seseorang.

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” [Quran Al-Mujadalah: 11]

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بهذا الكِتَابِ أَقْوَامًا، وَيَضَعُ به آخَرِينَ

“Sesungguhnya Allah mengangkat suatu kaum dengan kitab (Alquran) ini dan menghinakan yang lain juga dengan kitab ini.”

Bertakwa kepada Allah dan mencari bekal dengan ilmu yang bermanfaat untuk menggapai ridha Allah. Cari bekal hidup di dunia dengan ilmu yang bermanfaat untuk kehidupan dunia supaya bisa menjadi pencarian penghidupan. Dan belajar ilmu agama untuk kebaikan dunia dan akhirat. Seorang yang berilmu tidak sama dengan orang yang tak berilmu.

أَفَمَنْ يَعْلَمُ أَنَّمَا أُنزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ الْحَقُّ كَمَنْ هُوَ أَعْمَى إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُوا الأَلْبَابِ

“Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran.” [Quran Ar-Ra’d: 19]

Dan Allah Ta’ala juga berfirman,

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” [Quran Fatir: 28]

Yaitu orang yang takut kepada Allah dengan rasa takut yang benar. Dengan melakukan ketaatan kepada-Nya sesuai dengan yang Dia ridhai. Mereka itu adalah ulama. Karena semakin sempurna pengenalan seseorang kepada Allah, semakin sempurna rasa takutnya kepada Allah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ

“Siapa yang Allah kehendaki untuk mendapatkan kebaikan, Dia akan memahamkannya agama.”

Bersungguh-sungguh dalam mempelajari agama supaya dapat mengetahui hukum-hukumnya yang membantu kita untuk menaati Allah. Bersungguh-sungguh dalam mengetahui hal-hal yang dapat mewujudkan kehidupan yang lebih baik.

Sesungguhnya perjalanan belajar agama bukan jalan yang singkat. Bukanlah jalan yang terbatas pada satu cara. Jalan pembelajar itu beragam. Tergantung dengan kondisi yang Allah mudahkan kita. apalagi di zaman sekarang. Kita bisa belajar agama bahkan sambil bersantai di rumah. Bahkan di tempat manapun yang kita inginkan. Ini merupakan bentuk kemudahan yang Allah berikan.

Bersungguh-sungguh dalam mendapatkan ilmu walaupun dalam kondisi wabah seperti sekarang ini.

Kita memohon kepada Allah agar masa ini segera berlalu. Kita belajar sekarang dari jarak jauh. Kita belajar dengan wasilah jaringan internet. Dan ini tidak akan membuahkan hasil maksimal kecuali dengan kesungguhan yang ekstra.

Oleh karena itu, kita butuh untuk lebih memotivasi diri kita dan keluarga kita agar bisa mendapatkan manfaat semaksimal mungkin.

21-09-2020

20/09/2020

Jangan meyakini bahwa suksesmu adalah hasil jerih payahmu, yakinilah suksesmu datang dari Allah. Adapun jerih payahmu adalah penyebab suksesmu.

Want your business to be the top-listed Media Company in Rajshahi Division?
Click here to claim your Sponsored Listing.

Videos (show all)

Category

Website

Address


Rajshahi Division
66284

Other Media in Rajshahi Division (show all)
The Goffio Gazette The Goffio Gazette
Rajshahi Division

This is where we disect the activities of the Hon. Member, Barr Godwin Offiono -GOFFIO

Gwokaradio Gwokaradio
Rajshahi Division

Gwokaradio, une radio qui vous fait découvrir les Antilles autrement. http://gwokaradio.fr

Musharf Musharf
Rajshahi Division

dms MUSHARF

Deenul Haque Deenul Haque
Rajshahi Division

This is an islamic page for regular uploading islamic short videos and lectures.

Shivjeet Gurjar Shivjeet Gurjar
Rajshahi Division

Longding Today Longding Today
NH/215
Rajshahi Division, 792130

Your Voice Your News

Cahaya_Islam Cahaya_Islam
Rajshahi Division

PBB

Khar Middle Secondary School Khar Middle Secondary School
Pemagatseel
Rajshahi Division

Ajay Arya cinematographer Ajay Arya cinematographer
Rajshahi Division

I love cinematography

કપિલ રાઠોડ બેટ દ્વારકા કપિલ રાઠોડ બેટ દ્વારકા
Gujrat
Rajshahi Division, 361330

Secretary Social Justice

Javied ahmed Javied ahmed
Rajshahi Division

Sathi telecom comidy channel Sathi telecom comidy channel
Rajshahi Division

Gramerjalsha786