Agoes Ibrahim

Agoes Ibrahim

Tegakkan keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia

12/07/2021

SEPELE

Empat tahun yang silam saya bersama anak cowok saya traveling ke Malaysia.
Pesawat Air Asia yang kami tumpangi mendarat di Kuala Lumpur Int'l Airport.
Turun dari pesawat , kami diarahkan berjalan kaki menuju terminal kedatangan Air Asia.

Ketika sedang berjalan kaki, tiba-tiba sol sepatu anak saya yang sebelah kanan copot....
Rasanya tak masuk akal, bagaimana mungkin sol dari sepatu sport merk terkenal yang dibeli 6 bulan lalu di SOGO, Sun Plaza , Medan bisa mendadak copot ??
Kami berdua bingung juga.
Mau ganti sendal or sepatu lain, tak mungkin karena ada di koper yang masuk bagasi. Jarak ke pengambilan bagasi masih jauh. Satu-satunya cara adalah dengan diikat tali. Sialnya lagi, sepatu anak saya tanpa tali sedangkan sepatu saya casual tanpa tali juga...

Rasanya saat itu seutas tali 20 cm saja begitu pentingnya....
Seutas tali yang sehari-hari dianggap sepele, sekarang menjadi benda yang sangat kami butuhkan.

Akhirnya kami tukar sepatu. Anak saya pakai sepatu saya sedangkan saya pakai sepatunya yang sebelah. Anak saya masih remaja, kasihan jika dilihat orang pakai sepatu sebelah saja. Biarlah bapaknya rela dianggap orang kurang waras...hehe...

Saya juga teringat pada seorang kawan waktu kuliah di Yogyakarta dulu. Dia berasal dari suatu desa terpencil di Sumatera Utara. Orangnya pendiam dan cenderung introvert sehingga jumlah kawannya hanya hitungan jari tangan saja. Prestasinyapun biasa saja. Pokoknya tak ada yang menonjol dari dia.

Uniknya, si kawan ini s**a "nempel" saya kemanapun saya pergi. Kalau saya ke kantin ngobrol dengan kawan-kawan yang lain atau goda-goda cewek, dia duduk diam disamping saya.

Karena pendiam, kalau kuliah dia tak pernah bertanya pada dosen. Jadi kegiatannya hanya mencatat apa yang diucapkan dosen dan apa yang tertulis di papan. Sebaliknya saya hobi bertanya dan berdebat dengan dosen. Karena sering berdebat, saya tak sempat mencatat materi kuliah.

Nah, kawan-kawan yang lain tidak mempedulikan si lae ini tetapi bagi saya, ia amat penting. Catatannya sangat komplit. Sampai lawakan dosenpun dicatatnya. Saya sangat bergantung pada dia. Oleh sebab itu kalau mau tes atau ujian, saya mati-matian mengajari dia agar IP nya tak berbeda jauh dengan saya sebab kalau IPnya beda terlalu jauh, nanti mata kuliah yang kami ambil banyak yang tidak sama. Alhasil, saya akan kelabakan tanpa dirinya.

Sahabat FB, di dunia ini tidak ada sesuatupun yang tak berguna, yang sama sekali tidak berarti.
Benda yang sehari-hari sering dianggap sepele, seperti sejengkal tali, pada saatnya bisa menjadi begitu penting.
Kawan yang biasa saja, yang tak menonjol, bisa menjadi amat bermanfaat bagi kita....

Karena itu, jangan pernah meremehkan apa pun dan siapapun.
Lebih-lebih menganggap remeh diri sendiri.
Bangga terhadap diri sendiri itu tidak salah.
Yang salah itu jika kita menjadi sombong, lalu meremehkan orang lain...

Blitar, 12 Juli 2017

19/06/2021

Buat bapak Joko Widodo yang terhormat,

Bulan lalu bapak membantu istri teroris dengan uang puluhan juta dari dana operasional presiden padahal dari info yang saya dapat, setiap keluarga teroris yang proses hukumnya sudah inkracht, selalu dapat bantuan keuangan dari BNPT agar keluarganya bisa menggugah hati si teroris untuk bertobat.
Jadi keluarga teroris di Sukabumi itu dapat bantuannya dobel lho, pak...

Saya juga tahu, tuan Novel Baswedan mendapat bantuan sebesar 3,5 Milyar dari dana operasional presiden untuk pengobatan matanya di Singapura.

Saya bangga bapak begitu royal membantu mereka tapi terhadap korban teroris seperti di Poso bulan lalu, bapak tak mau mengucurkan dana operasional presiden sesenpun buat mereka..
Mereka hanya dapat bantuan uang tunai masing-masing keluarga korban sebesar 15 juta dari BNPT.

Kali ini, dengan segala kerendahan hati, saya mohon bapak bisa mengucurkan dana untuk membantu dokter Lie Dharmawan membeli kapal yang baru karena kapal Rumah Sakit Apung yang lama sudah tenggelam.

Negeri ini tak rugi sedikitpun bila memberi uang milyaran kepada dr Lie Dharmawan untuk membeli kapal RSA yang baru karena kapal tersebut akan dipakai untuk menolong warga bapak di p**au-p**au yang terpencil. Lagip**a, dr Lie Dharmawan dkk bekerja tanpa pamrih. Mengobati warga dengan gratis... dan merekapun tak minta gaji atau uang ganti obat kepada pemerintah... penak tho pak...

Tolong dipikirkan dengan serius ya, pak...
Terima kasih dan salam hormat dari rakyatmu...

NB :
Saya tak bisa lagi nge tag bapak. Apakah akun saya ini sudah diblokir oleh staf bapak ?
๐Ÿ‘๐Ÿ‘

14/06/2021

Manteman, masih banyak kisah pengalaman saya selama di Poso termasuk hasil investigasi saya , mengapa koq tiba-tiba bisa terjadi "perang antar umat beragama" di Poso padahal selama ratusan tahun umat Kristen dan Islam hidup rukun dan damai di sana..
Nanti akan saya lengkapi dengan kesaksian para korban perang, juga kesaksian ahli bubut yang mendadak jadi ahli pembuat senjata senapan rakitan M-16, kontraktor yang mendadak jadi komandan tempur dll...
Dan masih banyak lagi kisah dan kesaksian yang tak pernah diberitakan oleh media.

Rencananya nanti kisah-kisah tersebut akan saya jadikan sebuah buku dan teman-teman bisa membelinya.
Keuntungan dari penjualan bukunya, 100% akan saya persembahkan untuk bantuan kemanusiaan bagi rakyat Indonesia yang terdampak musibah konflik seperti di Papua maupun korban bencana alam...

Rencananya, saya akan masuk ke daerah konflik di Ilaga, kabupaten Puncak Jaya, Papua untuk membantu para pengungsi.
Dananya dari hasil penjualan buku tentang Poso.
Setelah itu, hasil kunjungan saya ke Papua akan saya bukukan juga dan dijual. Hasilnya untuk membiayai bantuan kemanusiaan berikutnya dan demikian seterusnya...

Manteman setuju ?

14/06/2021

DIGEREBEK

Selama di kota Poso, saya jarang sekali keluar dari safe house kecuali minta diantar sobat saya, Bill Lapian naik mobil keliling kota untuk melihat peninggalan "perang Poso" berupa puing-puing rumah pribadi maupun bangunan publik yang dibakar oleh pihak yang berseteru.

Ketika saya mendapat info yang menarik, misalnya tentang pembantaian 200 orang lebih di Kilometer 9, baru saya keluar dari safe house untuk pergi ke sana mencari survivor yang bersedia saya wawancarai.

Atau ketika saya harus beli tripod demi mendapatkan hasil rekaman video yang bagus, barulah saya pergi ke toko ponsel.

Saya baru leluasa bepergian ketika menginap 2 malam di Tentena. Di sana saya berlibur ke danau Poso dan air terjun Saluopa serta wisata kuliner untuk mencoba berbagai makanan lokal yang aduhai mahalnya dibandingkan dengan Jakarta dan Medan.
Seekor ikan mujair goreng seberat 1,5 ons alias panjangnya sejengkal aja, harganya 50 ribu. Sepotong ayam goreng harganya 45 ribu.
Ikan kerapu bakar 4 ons, harganya 80 ribu. Jadi bila saya dan tim makan bareng di Tentena atau di daerah lain, sekali makan menghabiskan duit 700-900 ribu. Untung saya dapat support dana dari Australia, dari cici sendiri..๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ™ˆ

Di safe house berlantai 2, saya tinggal di lantai atas. Tangganya bukan di dalam rumah tapi terletak di luar, menghadap halaman. Jadi si pemilik rumah tidak terganggu aktifitas saya saat keluar masuk rumah.

Di lantai atas, ada ruang tamu, 3 kamar tidur, ruang makan, ruang tamu, pokoknya lengkap. Kamar yang saya tempati bersama Keke, berukuran 7 x 5 meter. Ada springbed king size, meja rias, meja kerja, satu set sofa dan dilengkapi AC.

Hari Jumat, sekitar pukul 9 malam saat saya sedang melipat dan menata pakaian ke dalam koper karena esok pagi akan p**ang ke Surabaya, saya mendengar pintu ruang tamu digedor-gedor keras sekali.

Dari balik gorden jendela, saya mengintip ke arah tangga. Saya lihat ada aparat berpakaian loreng tentara ditemani 2 pria berambut cepak berdiri di anak tangga sambil menggedor pintu.

Segera saya buka pintu dan mempersilakan mereka masuk.
Setelah mereka memperkenalkan diri, baru saya tahu kalau 2 orang yang berpakaian sipil itu adalah ketua RT dan seorang polisi. Polisi nya adalah bhabinkamtibmas dan anggota TNI nya babinsa.

Pak RT bilang mendapat laporan dari masyarakat, ada warga asing tinggal di lingkungannya.
Saya tanya balik, siapa pelapornya ? Lalu polisi keluar memanggil seseorang. Masuklah seorang perempuan dengan jubah hitam lebar.
Si perempuan menuduh saya kumpul kebo lah, kuatir saya seorang penyusup lah dll...
Lalu dia minta saya meninggalkan rumah tersebut malam itu juga karena telah melanggar UU. Sebagai pendatang, saya harusnya lapor ketua RT dalam waktu 3 x 24 jam sedangkan saya tinggal di rumah itu sudah lebih dari 3 hari.

Saya tanya balik, "ibu tinggal dimana ?"
Dia jawab di TR , kelurahan lain yang letaknya jauh dari tempat tinggal saya.
Dia ancam saya, bila saya tak mau pergi maka suaminya akan ajak orang-orang TR untuk menyerbu kediaman saya.
Saya jawab, ibu kepo amat ngurusin orang lain yang ga ada hubungannya dan tidak merugikan ibu.

Lalu saya sampaikan ke polisi bahwa saya datang ke Poso untuk mengirim bantuan kemanusiaan ke Kalemago dengan bukti foto-foto. Saya juga tidak pernah menetap 3 hari berturut-turut di tempat itu karena saya juga ke Tentena, Kalemago dll.
Bahkan kepada ibu yang mengancam itu, saya tunjukkan foto saya bersama tokoh-tokoh Poso dari TR yang kebetulan siangnya saya wawancarai..
Juga saya sampaikan bahwa esoknya, hari Sabtu saya sudah meninggalkan Poso.

Akhirnya pak Pol, pak TNI dan pak RT bisa menerima penjelasan saya.
Hanya si ibu berjubah hitam yang menampakkan wajah kebencian..
Dia meninggalkan saya dengan membuang muka dan tanpa mau menyapa ....

Puji Tuhan, koq kebetulan banget saya digerebeknya setelah jumpa dan berfoto dengan para tokoh tersebut. Apa jadinya bila saya digerebek sebelum jumpa mereka ?
Yah.. mungkin begitulah cara Tuhan melindungi saya..

Tapi ada satu misteri yang belum terpecahkan sampai hari ini, ibu itu mendapat informasi tentang keberadaan saya dari siapa ??

01/06/2021

Siapapun yang tidak mau mengakui Pancasila sebagai dasar negara kita, harus ditendang keluar dari NKRI...

Selamat Hari Kelahiran Pancasila..
Jayalah Bangsaku..

Photos from Agoes Ibrahim's post 01/06/2021

TWK

Test Wawasan Kebangsaan yang dilakukan oleh KPK terhadap para pegawainya sebagai syarat untuk menjadi ASN, sarat dengan berbagai kontroversi...
Penuh intrik, saling sikut untuk menyingkirkan orang yang tak dis**ai..

Sedihnya, banyak netizen yang tak mau meluangkan sedikit waktunya untuk membaca berita di portal berita atau media online.
Mereka hanya membebek pada si Dewa Netizen, Denny Siregar.
Bila DeSi menunjuk arah Utara, semua netizen berbaris ke utara meskipun di utara menganga jurang yang dalam..๐Ÿ˜

Bahkan pendeta Gomar Gultom, ketum PGI yang memohon presiden Jokowi turun tangan menyelesaikan silang sengkarut di tubuh KPK, dihujat habis-habisan oleh netizen kristen. Dituduh mendukung kadrunlah, mendukung khilafahlah dll...

Tahukah anda siapa pdt Gomar Gultom ? Beliau seorang pendeta yang sangat berintegritas. Tak mungkin beliau mendukung kadrun or khilafah !!
Masa oleh DeSi, PGI disamakan dengan MUI. Itu penghinaan namanya.
PGI tidak berpolitik praktis. Ketum PGI hanya menyuarakan keprihatinannya karena adanya niat terselubung dari pimpinan KPK untuk menyingkirkan para penyidik yang berintegritas.

Ini semua kelakuan jahat Firli Bahuri, ketua KPK yang terbukti berulang kali cacat integritas..

Ingat, ini tes wawasan kebangsaan loh, bukan tes IQ. Coba pakai akal waras anda, apa mungkin para penyidik top KPK yang beragama Kristen mau menjadi pendukung khilafah ??

Saya sangat setuju bila para karyawan KPK yang mendukung khilafah harus disingkirkan. Tapi mengapa banyak penyidik yang hebat-hebat, yang beragama Kristen juga disingkirkan ??

Itu loh yang menjadi keprihatinan Ketum PGI...

Jadi manteman jangan asal percaya ocehan si Denny Siregar... tingkatkan literasi anda agar tidak mudah dibegoin oleh Dewa Netizen..๐Ÿ˜
Berpikir kritis itu baik tapi jangan bego...

Di bawah ini sebagian daftar nama yang tak lulus tes Wawasan Kebangsaan
๐Ÿ‘‡๐Ÿ‘‡

27/05/2021

Mengenang kebaikan Alm Birgaldo Sinaga..

SUDUT PANDANG
(Repost)

Tadi saya baca tulisan Birgaldo Sinaga yang judulnya NENEK SOFIA.
Di situ dia berceritera tentang penderitaan seorang nenek usia 81 tahun dari Depok yang mau pinjam uang untuk bayar tagihan listrik ke familinya yang tinggal di Jakarta tetapi gagal karena tidak berjumpa dengan familinya. Akhirnya nenek itu berjumpa dengan dia di stasiun Cikini dan dia tergerak hati untuk menolong nenek tua itu...

Lalu apa komen para pembacanya ??

Banyak yang memuji tapi ada juga yang melontarkan kritik pedas..
Yang muslim bilang, ini riya... berbuat baik koq diceritakan. Ente ga bakal dapet pahala ...
Yang kristen bilang, bila tangan kanan memberi, tangan kiri ga boleh tau ... jangan pamer kebaikan untuk kemuliaan diri, ntar bukan berkat yang diterima, malah kutuk !...

Saya sendiri geli dengan komen-komen seperti itu..

Sebenarnya ini kan cuman dari sudut mana kita memandangnya.

Bila kita memandangnya dari sudut pandang negatif, ya seperti komen-komen di atas itulah...

Sebaliknya bila kita melihatnya dari sudut pandang yang positif, tulisan Birgaldo Sinaga itu menurut saya bisa menginspirasi banyak orang, termasuk saya, untuk terus berbuat kebaikan kepada sesama manusia dimanapun kita berada.

Apakah salah bila seseorang berceritera tentang perbuatan baiknya untuk menginspirasi kita agar kita termotivasi berbuat kebaikan kepada sesama ?

Soal Birgaldo mau pamer diri atau untuk kemuliaan diri, apakah kita tau apa yang ada dalam pikirannya ? Apakah kita punya hak untuk menghakimi dia ?
So, urusan pamer kebaikan atau tidak, biarlah itu menjadi urusan Tuhan dan dia.
Kita ga usah kepo sih...

Urusan kita adalah berusaha meniru perbuatan baik yang sudah dilakukannya..
Sesimpel itu loh, bro....

Ada amin ?? ๐Ÿ˜Š

Medan, 3 Desember 2018

27/05/2021

KELEBIHAN PRIA

Keke : "Pa..papa... 2 tahun lalu kan papa kasih tau kelebihan wanita.
Sekarang kasih tau d**g apa kelebihan pria ?"

Aku : "Hmm... pria biasanya tidak mudah panik dan kecepatan berpikirnya melebihi kecepatan cahaya kalau dia kepepet, nak.."

Keke : "koq bisa gitu, paa.. ?"

Aku : "Contohnya nih, seorang bapak p**ang ke rumah. Saat disambut istrinya, ada tanda merah-merah di lehernya. Istrinya marah besar lalu ambil sapu, mau pentungin si bapak. Dengan tenang si bapak ngejelasin ke istrinya kalau tadi pas ambil duit 2 juta di ATM, ada anak muda yang mau rampas duitnya. Mereka berkelahi. Si bapak kena pukul di lehernya sampai memerah tapi si bapak berhasil membanting anak muda itu. Si anak muda itu kalah lalu lari.. jadi uang 2 juta itu bisa diserahkan ke istrinya.."

Keke : "Trus istrinya ga jadi pentungin si bapak, ya pa...?"

Aku : "Iya lah, si istri tersenyum lebar setelah menerima uang 2 juta.."

Keke : "Nanti papa kalau cari mama baru jangan yang galak ya... Kasihan loh bapak itu. Udah berkelahi sampai lehernya merah-merah, mau dipentungi istrinya p**a..."

Aku : "Nanti kalau kamu sudah umur 17 tahun, akan papa kasih tau rahasia dari cerita ini, nak..."

Keke : "Kasih tau sekarang aja napa paaaa ..."

Aku : "Sekarang belum saatnya nak. Kamu kan masih kelas 6. Nenek bilang itu berbahayaaa..."

๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜›๐Ÿ˜›๐Ÿ™ˆ๐Ÿ™ˆ

26/05/2021

Sekedar berbagi cerita...

Apakah kita semua tau cerita dibalik nama RUMAH SAKIT HUSADA ... Kita harus mengembalikan namanyna menjadi
RUMAH SAKIT "JANG SENG IE".

Rumah Sakit Husada Adalah Sumbangsih Tak Ternilai Dari Masyarakat Tionghoa Terhadap Orang2 Miskin di Jakarta (Batavia)......
Nama aslinya bukan Rumah Sakit Husada, tapi adalah Rumah Sakit "JANG SENG IE".

Entah kenapa, pada tahun 1965, Prof Dr Satrio sebagai Menteri Kesehatan, merubah nama rumah sakit Jang Seng Ie menjadi R.S Husada...Tapi sebetulnya itu terjadi karena pada waktu itu Orang keturunan Tionghoa di musuhin oleh bangsanya sendiri.

Berdiri sejak tahun 1924, dibawah inisiatif dan pimpinan dari Dr Kwa Tjoan Sioe, Jang Seng Ie adalah wujud rasa kemanusiaan luar biasa dari kalangan masyarakat Tionghoa terhadap kondisi penanganan kesehatan masyarakat Betawi (Jakarta) yang amat buruk dari penjajah Belanda saat itu... Puluhan ribu masyarakat dari berbagai kalangan, terutama penduduk Betawi, diobati secara cuma2 alias gratis di rumah sakit ini......
Yang sulit kita bayangkan adalah sebagian besar dari para dokter dan perawatnya tidak mau menerima bayaran! Bahkan mereka menanggung sendiri biaya transportasi dan keperluan lainnya... Tak ada kata yang tepat utk menggambarkan tindakan sosial luarbiasa dari mereka2 ini, hanya Tuhan yang mampu membalasnya....

Kalangan dermawan dari orang Tionghoa menyumbangkan begitu banyak dana untuk membiayai keberlangsungan rumahsakit tersebut...
Diantaranya yang dapat kita catat adalah:
1. Auw Boen Hauw 38.000 Gulden
2. Khouw Ke Hien 18.000 Gulden
3. Liem Gwan Kwie 22.000 Gulden
4. Thung Tjien Pok 10.000 Gulden
Yang menarik dan luar biasa, saya juga menemukan keterangan dari iklan undangan pernikahan kalangan Tionghoa yang memberikan penjelasan bahwa uang sumbangan untuk mempelai akan disumbangkan kepada Rumah Sakit Jang Seng Ie.
Bukankah ini upaya yang patut kita apresiasi setinggi2nya?....
Sebagai pendiri R.S Jang Seng Ie, Dr Kwa Tjoan Sioe adalah lulusan Kedokteran dari Universiteit van Amsterdam dan Tropen Institute of Tropical Hygiene. Beliau menempuh pendidikan di Belanda dari tahun 1913 sampai 1921.

Tahun 1922, Dr Kwa sudah membuka praktek untuk menolong orang2 miskin, ibu hamil dan anak2....Tahun 1924, bersama tokoh2 Tionghoa lainnya seperti Liem Tiang Djie, Tan Boen Sing, Injo Gan Kiong, Ang Jan Goan, Lie Him Lian, Tan Eng An dan Lie Tjwan Ing, mendirikan Jang Seng Ie.

19 Maret 1948, Dr Kwa meninggal terjatuh dalam keletihan akibat pengabdiannya yg begitu hebat kepada rakyat.... meninggal dalam perjuangan untuk bangsanya, INDONESIA!

Dr Kwa Tjoan Sioe bersama masyarakat Tionghoa telah membuktikan kecintaan terhadap bangsanya melalui R.S Jang Seng Ie, Bukan HUSADA!!!

Kalau anda setuju posting "YES" sudah cukup




Sumber: Koleksi Museum Pustaka Peranakan Tionghoa

Syekh Yasin al-Fadani dan Nasionalisme Indonesia ยป Nusantara Institute 26/05/2021

Syekh Yasin al-Fadani dan Nasionalisme Indonesia ยป Nusantara Institute Oleh Ulil Abshar-Abdalla (Kiai dan Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia, Jakarta) Sebuah informasi menarik saya temukan dalam buku karangan Martin van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren, dan Tarekat: Tradisi-Tradisi Islam di Indonesia (1995). Informasi ini berkaitan dengan sosok kiai dari Ma...

26/05/2021

Di Arab Saudi, volume suara TOA untuk adzan dibatasi agar tidak mengganggu orang sakit, lansia dll...

Di negeri +62, ada orang minta tolong suara TOA dikecilin dikit, rumahnya dirusak massa, seluruh vihara di kotanya ikutan dirusak dan orangnya di bui 1,5 tahun...

Terkadang si pesek lebih ganas dari si mancung...
๐Ÿ™๐Ÿ™

26/05/2021

Selamat pagi, manteman...

Update donasi untuk korban Poso..
Total dana yang sudah masuk di rekening BRI nomor : 0009-01-001847-56-2 atas nama Drs Agoes Ibrahim, M.Psi pada tanggal 26 Mei 2021, per pukul 07.31 wib adalah sebesar Rp 62.325.746,00

Terimakasih buat teman-teman yang sudah menyumbang, kiranya Tuhan membalas budi baik kalian semua..๐Ÿ™๐Ÿ™

Buat teman-teman yang belum menyumbang, donasi untuk Poso ini masih tetap dibuka.

Berapapun donasi anda, akan sangat berguna menolong para petani miskin yang saat ini sedang berduka karena nyawa orang-orang yang mereka kasihi telah dicabut paksa oleh para teroris ...

Yuk kita berbagi kebaikan kepada mereka yang terabaikan..โคโค

"Sesungguhnya segala sesuatu yang kita lakukan untuk salah seorang dari saudara kita yang paling menderita ini, kita telah melakukannya untuk Tuhan."

Terimakasih.....

Tolong manteman bantu share status ini ya...
๐Ÿ™๐Ÿ™

26/05/2021

Halaman rintisan untuk Nasionalisme, Sosial, dan Kemanusiaan.

26/05/2021

NKRI

HARGA MATI...

Website