Sarcouple

Herbal Terbaik Obati Diabetes, Asam Urat, Kolestrol, Kencing Manis, Stroke Dll..Konsultasikan Kepada

11/02/2022

Diabetes melitus ada banyak jenis: diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, dan diabetes gestasional. Di sisi lain, orang Indonesia juga sudah sangat familier dengan istilah penyakit diabetes basah dan diabetes kering. Memang, apa bedanya penyakit diabetes kering dan diabetes basah, dan apa saja gejala keduanya? Cari tahu jawabannya pada ulasan berikut ini.

Apa itu diabetes kering dan diabetes basah?
Penyakit diabetes memiliki banyak nama, seperti penyakit gula dan kencing manis. Penyakit ini terjadi akibat kadar gula darah tinggi akibat hormon insulin yang tidak bekerja dengan baik atau produksi insulin yang tidak mencukupi kebutuhan.

Padahal, insulin dibutuhkan untuk mengatur gula dalam darah terdistribusikan secara optimal ke sel-sel dan jaringan yang ada di seluruh tubuh sebagai bahan bakar energi. Gula dalam darah (glukosa) yang tidak tersalurkan dengan baik ini akan menumpuk di darah dan menimbulkan gejala pada penderitanya.

Terlepas dari istilah penyakit gula maupun kencing manis, ternyata masyarakat Indonesia juga menyebut kondisi ini dengan istilah penyakit diabetes kering dan diabetes basah. Meski begitu, penyakit diabetes basah dan kering bukan istilah medis yang resmi.

Dalam dunia medis, hanya ada beberapa jenis diabetes yang resmi tercatat sebagai gangguan hormon insulin, yaitu diabetes melitus tipe 1, diabetes melitus tipe 2, dan diabetes gestasional, seperti dikutip dari laman American Diabetes Association.

Diabetes melitus tipe 1 terjadi akibat kurangnya produksi hormon insulin yang memadai sehingga membuat gula dalam darah terus menumpuk dan kadarnya terus meninggi. Kemungkinan besar, terganggunya produksi insulin terjadi akibat adanya masalah pada beta pankreas.

Sementara diabetes melitus tipe 2 disebabkan oleh insulin yang tidak berfungsi dengan baik. Meskipun jumlah insulin memadai, bila fungsinya tidak bekerja dengan baik, gula darah tetap akan menumpuk. Pada akhirnya, kondisi ini akan menyebabkan resistensi insulin.

Berbeda lagi dengan diabetes gestasional, yang hanya menimpa ibu hamil dan berkaitan erat dengan perubahan hormon di dalam tubuh.

Ada p**a ahli kesehatan yang berpendapat bahwa pradiabetes dan diabetes labil juga masuk dalam daftar jenis diabetes.

Istilah diabetes basah dan kering merujuk pada kondisi luka
Meski bukan termasuk penyakit “resmi”, penggunaan istilah diabetes kering dan basah ternyata merujuk pada kondisi luka yang dialami oleh pasien diabetes.

Luka borok adalah bentuk komplikasi dari diabetes yang tidak tertangani dengan baik. “Penderita diabetes

tersebut ternyata merujuk pada kondisi luka yang dialami pasien diabetes. “Penderita diabetes (dapat) timbul luka (yang) cenderung basah, tapi yang kering juga merupakan luka,” ungkap dr. Wismandari Wisnu, SpPD-KEMD pada CNN.

Nah dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penyakit diabetes kering menandakan luka kering. Sementara itu, diabetes basah menandakan luka yang dalam kondisi basah (biasanya bernanah).

Sudah paham, ‘kan, bahwa ternyata diabetes kering dan basah bukan termasuk penyakit diabetes? Pada dasarnya, luka yang sulit sembuh adalah salah satu gejala diabetes. Artinya orang yang memiliki diabetes akan memakan waktu lebih lama untuk bisa sembuh dari luka fisik ketimbang orang yang sehat. Kondisi ini terjadi akibat kadar gula darah yang tinggi.

Jadi, untuk selanjutnya akan lebih baik jika Anda menyebutnya sebagai luka kering dan luka basah pada orang yang memiliki penyakit diabetes. Nah, agar lebih memahami apakah sebuah luka diabetes termasuk kering atau basah, mari lihat perbedaannya lebih dalam.

Memahami luka kering pada pengidap diabetes
Saat tubuh terluka, proses penyembuhan membutuhkan sirkulasi darah yang lancar pada area luka. Alasannya, karena aliran darah yang lancar memungkinkan sel-sel tubuh yang rusak mendapat oksigen dan nutrisi. Dengan begitu, sel akan meregenerasi diri dengan sel sehat sehingga luka jadi pulih.

Pada pasien diabetes, luka kering terjadi karena adanya kerusakan pembuluh darah akibat gula darah tinggi yang berkepanjangan. Kondisi ini disebabkan sirkulasi darah terganggu.

Jadi, gejala khas dari luka kering pada penderita diabetes adalah proses penyembuhan luka yang lebih lama dari orang sehat. Bila diamati, luka kering pada penderita diabetes tidak menimbulkan gejala luka bernanah.

Memahami luka kering pada pengidap diabetes
Luka basah merupakan kondisi lebih lanjut dari luka kering pada penderita diabetes. Ini bisa terjadi karena luka kering tidak diobati dengan tepat atau kadar gula darah pasien diabetes yang terus tinggi sehingga menghambat proses penyembuhan.

Luka diabetes basah ditandai dengan munculnya nanah dan ini merupakan gejala yang khas dari luka basah. Munculnya nanah, menandakan luka diabetes telah terinfeksi oleh bakteri.

Selain itu, gejala khas dari diabetes basah yang perlu diwaspadai adalah proses penyembuhan yang jauh lebih lama dibanding luka kering. Pada beberapa kasus, infeksi luka yang sulit sembuh dapat menyebar ke area lain sehingga harus dilakukan tindakan amputasi.

Mencegah luka diabetes bertambah parah
Luka pada diabetes memang sulit sembuh. Agar tidak berkembang menjadi luka kering maupun basah, pasien diabetes harus mencegah munculnya luka, terutama pada kaki.

Berikut ini beberapa tips menghindari terjadinya luka kering maupun basah pada pasien diabetes, di antaranya:

Rajin membersihkan kaki setiap hari. Ketimbang menggosok, lebih baik memijat dan mengusap pelan kulit kaki saat dibersihkan.
Setelah dibersihkan, keringkan kaki dengan handuk lembut. Caranya, keringkan dengan ditepuk-tepuk pelan.
Tidak membiarkan kaki basah dalam waktu lama
Hindari berjalan tanpa alas kaki, terutama di luar rumah
Pakai sepatu yang nyaman, yakni sesuai dengan ukuran kaki
Potong kuku kaki dan tangan secara rutin, namun hindari memotong kutikula kuku
Lakukan pemeriksaan kaki secara rutin pada dokter yang menangani kondisi Anda
Meski sudah menerapkan tips di atas, risiko terjadinya luka kering maupun basah pada pasien diabetes tetap ada. Bila pasien diabetes mengalami luka, segera lakukan hal ini agar kondisinya tidak semakin bertambah parah. Perawatan luka diabetes yang bisa Anda lakukan, antara lain:

Rutin diobati
Jika sudah terluka, pasien diabetes perlu merawat luka tersebut dengan baik. Pasien perlu membersihkan luka dan menutupinya dengan perban bersih.

Baiknya, Anda memakai kaus kaki jika menggunakan sepatu. Namun, sesekali buka sepatu dan kaus kaki agar kulit juga bisa bernapas dan tidak lembap.

Bila luka diabetes kering yang Anda alami tidak pulih dalam beberapa minggu, terus menyebar, terasa sakit, dan menyakitkan. Semua gejala tersebut bisa menandakan luka kering telah berkembang menjadi luka basah akibat infeksi.
Umumnya, luka akan diobati dengan krim atau salep antibiotik. Jangan sepelekan luka ini karena bisa bertambah parah dan berakhir dengan tindakan amputasi.

Menjaga kadar gula darah tetap normal
Merawat luka diabetes, baik kering maupun basah tidak hanya lewat obat antibiotik saja. Pasien diabetes perlu menjaga kadar gulanya tetap normal karena ini menjadi salah satu faktor untuk mendukung proses penyembuhan luka.

Kadar gula yang normal bisa diraih dengan menerapkan pola hidup yang sehat, seperti menjaga pola makan tetap sehat, rutin olahraga, tidur dan cukup minum, dan minum obat diabetes

Informasi Sehat Tanpa Diabetes Bersama LIKMI ( LEMBAGA INFORMASI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA )

11/02/2022

POLA HIDUP SEHAT PENDERITA DIABETES
Bagi penderita diabetes tentunya akan mencari berbagai petunjuk untuk bisa menyembuhkan penyakitnya. Kencing manis merupakan penyakit yang ditakuti oleh Masyarakat di dunia. Penyakit yang memiliki nama lain Diabetes Mellitus disebabkan adanya peningkatan yang signifikan terhadap Hiperglisema atau kadar gula darah.

Setelah Ditelitih penyebabnya bersumber dari makanan yang dikonsumsi. Gula adalah bahan makanan yang menimbulkan tingginya kadar gula darah. Gula yang memiliki nama lain Glukosa tersebut diketahui dapat menjadi energi di dalam tubuh ketika memasuki aliran darah.

Ketika makanan sedang dicerna oleh tubuh, salah satu dari organ tubuh yaitu Pankreas dapat memproduksi insulin. Insulin memiliki tugas yaitu mengangkut seluruh glukosa yang langsung dibawa ke sel-sel otot, hati, otot dan seluruh akan dijadikan sebagai bahan bakar untuk tubuh. Perhatikan!!! Hal-hal yang harus dilakukan untuk penderita Diabetes.

Penderita Perlu Melakukan Diet

Tidak hanya bagi orang yang memiliki tubuh gemuk yang memerlukan diet untuk melangsingkan tubuhnya, untuk penderita Kencing manis juga sangat penting.

Ada 4 hal yang setidaknya diperhatikan di dalam program diet bagi penderita diabetes.

Banyak Mengonsumsi bahan makanan mengandung karbohidrat dan kaya serat diantaranya beras merah, sayur-sayuran segar, oat dan Sorghum. Nasi putih tidak dianjurkkan sebaiknya diganti oleh beras merah atau nasi merah.
Daging dengan kadar lemak rendah. Daging hanya sebagai varian saja untuk program diet yang sedang dilakukan. Tidak hanya ini, buah-buahan segar juga sangat diperlukan. Susu, sebaiknya untuk mengonsumsi jenis susu skim fat karena berpengaruh terhadap program diet.
Konsumsi bawang putih, bawang merah dan Buncis.
Menghindari makanan yang mengandung kadar sodium yang tinggi dan makanan-makanan kaleng.


Pentingnya Olahraga Untuk Kesehatan Penderita Diabetes

Olahraga sangat penting bagi tubuh. Khususnya bagi penderita Kencing manis, ada hal-hal yang wajib diperhatikan dalam olahraga. Olahraga dilakukan 30 menit setiap hari dan 5 kali di setiap minggu. Menurut penelitian, ada hal yang harus dilakukan dalam berolahraga bagi penderita diabetes akut:

Dilakukan Secara berulang, duduk dan berdiri dari kursi atau berdiri menggunakan satu kaki selama 30 detik secara bergantian dengan kaki kanan dan kaki kiri.
Menjinjit-jinjit kaki secara berulang-ulang.
Jalan kaki. berjalan kaki dilakukan dengan maju mundur.
Menjaga kesehatan pada tubuh serta jenis makanan yang akan dikonsumsi merupakan cara terbaik untuk terhindar dari diabetes. penderita Kencing manis harus selalu melakukan aktivitas yang dijelaskan diatas secara teratur agar mencapai hasil yang diinginkan. Semoga penjelasan dari likmi.co.id dapat bermanfaat bagi kita semuanya dan Bagi penderita diabetes.

11/02/2022

Diabetes Mellitus (DM) atau yang umum dikenal dengan Kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan peningkatan kadar gula yang terus-menerus dan bervariasi, terutama setelah makan. Sumber lain menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron.

Diabetes

Penyebab Pembentukan diabetes yang utama adalah karena kurangnya produksi insulin (diabetes melitus jenis 1, yang pertama dikenal), atau kurang sensitifnya jaringan tubuh terhadap insulin (diabetes melitus jenis 2, bentuk yang lebih umum). Selain itu, terdapat jenis diabetes melitus yang juga disebabkan oleh resistansi insulin yang terjadi pada wanita hamil.

Jenis 1 membutuhkan penyuntikan insulin, sedangkan jenis 2 diatasi dengan pengobatan oral dan hanya membutuhkan insulin apabila obatnya tidak efektif. Diabetes melitus pada kehamilan umumnya sembuh dengan sendirinya setelah persalinan.

Beberapa kebiasaan dan hal-hal penyebab utama diabetes, yaitu :

Teh manis
Penjelasannya sederhana. Tingginya asupan gula menyebabkan kadar gula darah melonjak tinggi. Belum risiko kelebihan kalori. Segelas teh manis kira-kira mengandung 250-300 kalori (tergantung kepekatan). Kebutuhan kalori wanita dewasa rata-rata adalah 1.900 kalori per hari (tergantung aktivitas). Dari teh manis saja kita sudah dapat 1.000-1.200 kalori. Belum ditambah tiga kali makan nasi beserta lauk pauk. Patut diduga kalau setiap hari kita kelebihan kalori. Ujungnya: obesitas dan diabetes.

Pengganti: Air putih, teh tanpa gula, atau batasi konsumsi gula tidak lebih dari dua sendok teh sehari.

Gorengan
Karena bentuknya kecil, satu gorengan tidak cukup buat kita. Padahal gorengan adalah salah satu faktor risiko tinggi pemicu penyakit degeneratif, seperti kardiovaskular, diabetes melitus, dan stroke. Penyebab utama penyakit kardiovaskular (PKV) adalah adanya penyumbatan pembuluh darah koroner, dengan salah satu faktor risiko utamanya adalah dislipidemia. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida, serta penurunan kadar HDL (kolesterol baik) dalam darah. Meningkatnya proporsi dislipidemia di masyarakat disebabkan kebiasaan mengonsumsi berbagai makanan rendah serat dan tinggi lemak, termasuk gorengan.

Pengganti: Kacang Jepang, atau pie buah.

S**a ngemil
Kita mengira dengan membatasi makan siang atau malam bisa menghindarkan diri dari obesitas dan diabetes. Karena belum kenyang, perut diisi dengan sepotong atau dua potong camilan seperti biskuit dan keripik kentang. Padahal, biskuit, keripik kentang, dan kue-kue manis lainnya mengandung hidrat arang tinggi tanpa kandungan serta pangan yang memadai. Semua makanan itu digolongkan dalam makanan dengan glikemik indeks tinggi. Sementara itu, gula dan tepung yang terkandung di dalamnya mempunyai peranan dalam menaikkan kadar gula dalam darah.

Pengganti: Buah potong segar.

Kurang tidur
Jika kualitas tidur tidak didapat, metabolisme jadi terganggu. Hasil riset para ahli dari University of Chicago mengungkapkan, kurang tidur selama 3 hari mengakibatkan kemampuan tubuh memproses glukosa menurun drastis. Artinya, risiko diabetes meningkat. Kurang tidur juga dapat merangsang sejenis hormon dalam darah yang memicu nafsu makan. Didorong rasa lapar, penderita gangguan tidur terpicu menyantap makanan berkalori tinggi yang membuat kadar gula darah naik.

Solusi: Tidur tidak kurang dari 6 jam sehari, atau sebaiknya 8 jam sehari.

Malas beraktivitas fisik
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kasus diabetes di negara-negara Asia akan naik hingga 90 persen dalam 20 tahun ke depan. “Dalam 10 tahun belakangan, jumlah penderita diabetes di Hanoi, Vietnam, berlipat ganda. Sebabnya? Di kota ini, masyarakatnya lebih memilih naik motor dibanding bersepeda,” kata Dr Gauden Galea, Penasihat WHO untuk Penyakit Tidak Menular di Kawasan Pasifik Barat.

Kesimp**annya, mereka yang sedikit aktivitas fisik memiliki risiko obesitas lebih tinggi dibanding mereka yang rajin bersepeda, jalan kaki, atau aktivitas lainnya.

Solusi: Bersepeda ke kantor.

Sering stres
Stres sama seperti banjir, harus dialirkan agar tidak terjadi banjir besar. Saat stres datang, tubuh akan meningkatkan produksi hormon epinephrine dan kortisol supaya gula darah naik dan ada cadangan energi untuk beraktivitas. Tubuh kita memang dirancang sedemikian rupa untuk maksud yang baik. Namun, kalau gula darah terus dipicu tinggi karena stres berkepanjangan tanpa jalan keluar, sama saja dengan bunuh diri pelan-pelan.

Solusi: Bicaralah pada orang yang dianggap bermasalah, atau ceritakan pada sahabat terdekat.

Kecanduan rokok
Sebuah penelitian di Amerika yang melibatkan 4.572 relawan pria dan wanita menemukan bahwa risiko perokok aktif terhadap diabetes naik sebesar 22 persen. Disebutkan p**a bahwa naiknya risiko tidak cuma disebabkan oleh rokok, tetapi kombinasi berbagai gaya hidup atau lifestyle tidak sehat, seperti pola makan dan olahraga.

Pengganti: Permen bebas gula. Cara yang lebih progresif adalah mengikuti hipnoterapi. Pilihlah ahli hipnoterapi yang sudah berpengalaman dan bersertifikat resmi.

Menggunakan pil kontrasepsi
Kebanyakan pil kontrasepsi terbuat dari kombinasi hormon estrogen dan progestin, atau progestin saja. Pil kombinasi sering menyebabkan perubahan kadar gula darah. Menurut dr Dyah Purnamasari S, Sp PD, dari Divisi Metabolik Endokrinologi RSCM, kerja hormon pil kontrasepsi berlawanan dengan kerja insulin. Karena kerja insulin dilawan, pankreas dipaksa bekerja lebih keras untuk memproduksi insulin. Jika terlalu lama dibiarkan, pankreas menjadi letih dan tidak berfungsi dengan baik.

Solusi: Batasi waktu penggunaan pil-pil hormonal, jangan lebih dari 5 tahun.

Diabetes Melitus (DM) adalah kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia (peningkatan glukosa dalam darah) yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.

Hiperglikemia adalah kelebihan kadar glukosa dalam darah. Glukosa adalah unit satuan karbohidrat yang terkecil. Dalam tubuh manusia, glukosa dipergunakan untuk membentuk energi. Jika proses dalam tubuh seimbang maka kelebihan glukosa dalam tubuh manusia tidak akan menimbulkan penyakit. Tapi jika kadar insulin rendah, atau insulin tidak diproduksi maka ini dapat menyebabkan kadar glukosa menumpuk dalam darah atau yang lebih dikenal dengan sakit gula. Sakit gula, atau yang dalam istilah medis dikenal dengan diabetes melitus, bisa dialami siapa saja, baik yang kurus atau yang gemuk, baik yang muda atau yang tua, baik wanita atau pria.



Penyebab Diabetes

Pembentukan diabetes yang utama adalah karena kurangnya produksi insulin (DM tipe 1), atau kurang sensitifnya jaringan tubuh terhadap insulin (DM tipe 2). Selain itu, terdapat jenis DM yang juga disebabkan oleh resistansi insulin yang terjadi pada wanita hamil. Jenis 1 membutuhkan penyuntikan insulin, sedangkan jenis 2 diatasi dengan pengobatan oral dan hanya membutuhkan insulin apabila obatnya tidak efektif. DM pada kehamilan umumnya sembuh dengan sendirinya setelah persalinan.

Diabetes mellitus (DM) dikenal dengan istilah penyakit kencing gula, adalah kelainan metabolis yang disebabkan oleh banyak faktor, dengan simtoma berupa hiperglisemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, sebagai akibat:

- Defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau keduanya.

- Defisiensi transporter glukosa.

- Atau keduanya.

Gejala umum Diabetes

- Simtoma hiperglisemia lebih lanjut menginduksi tiga gejala klasik lainnya:

- Poliuria (sering buang air kecil)

- Polidipsia (selalu merasa haus)

- Polifagia (selalu merasa lapar)

Setelah jangka panjang tanpa perawatan memadai, Diabetes dapat memicu berbagai komplikasi kronis, seperti:

- Gangguan pada mata dengan potensi berakibat pada kebutaan

- Gangguan pada ginjal hingga berakibat pada gagal ginjal

- Gangguan kardiovaskular, diserati lesi membran basalis yang dapat diketahui dengan pemeriksaan menggunakan mikroskop elektron

- Gangguan pada sistem saraf hingga disfungsi saraf autonom, foot ulcer, amputasi, charcot joint disfungsi seksual

Gejala lain seperti dehidrasi, ketoasidosis, ketonuria dan hiperosmolar non-ketonik yang dapat berakibat pada stupor dan koma. Kata diabetes mellitus itu sendiri mengacu pada simtoma yang disebut glikosuria, atau kencing manis, yang terjadi jika penderita tidak segera mendapatkan perawatan.

Tipe-tipe diabetes mellitus

Diabetes mellitus tipe 1 disebabkan kekurangan insulin absolute

Diabetes mellitus tipe 2 disebabkan kekurangan insulin relative

Diabetes mellitus tipe 3 gestasional disebabakan kehamilan



Orang yang berisiko tinggi menderita Diabetes antara lain:



- Berusia lebih dari 45 tahun

- Berat badan melebihi 120% Berat badan Ideal (BBI) ; BBI = (TB-100)-10%

- Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg

- Ada riwayat DM pada keluarg

- Kehamilan dengan berat badan bayi yang lahir lebih dari 4000gram

Diabetes mellitus tipe 1

Sel-sel beta di kelenjar pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin yang ememcah karbohidrat (glukosa) menjadi energi yang diperlukan tubuh. Ketidakmampuan tersebut disebabkan kerusakan sebagian sel-sel beta di kelenjar pankreastidak mampu memproduksi hormon insulin yang memecah karbohidrat (glukosa) menjadi energi yang diperlukan tubuh. Ketidakmampuan tersebut disebabkan kerusakan sebagaian kecil maupun sebagian besar sel beta pankreas akibat suatu penyakit atau sebab lain.

Akibatnya, pasokan insulin dari pankreas berkurang atau terhenti sehingga tubuh tidak dapat mengubah karbohidrat menjadi glukosa. Untuk itu, tubuh memecah lemak untuk memperoleh energi sehingga lemak tubuh berkurang dan tubuh meenjadi kurus.

Gejala-gejala tidak pasti penyakit DM antara lain cepat lelah, mudah mengantuk, penglihatan kabur, kesemutan, hilang rasa di ujung-ujung jari, bisul hilang timbul, infeksi kulit sukar sembuuh, gatal-gatal, keputihan pada wanita, atau disfungsi ereksi pada pria.

Diabetes mellitus tipe 2

Insulin yang dihasilkan pankreas tidak mencukupi atau sel lemak dan tubuh menjadi kebal terhadap insulin. Akibatnya, distribusi glukosa ke seluruh tubuh terganggu. Pada tahap awal kelainan yang muncul adalah berkurangnya sensitifitas terhadap insulin, yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah. Hiperglisemia dapat diatasi dengan obat anti diabetes yang dapat meningkatkan sensitifitas terhadap insulin atau mengurangi produksi glukosa dari hepar, namun semakin parah penyakit, sekresi insulin pun semakin berkurang, dan terapi dengan insulin kadang dibutuhkan. Obesitas sentral diketahui sebagai faktor predisposisi terjadinya resistensi terhadap insulin. Faktor lain meliputi mengeram dan sejarah keluarga.

Diabetes mellitus tipe 3

Penyakit diabetes jenis ini hanya terjadi selama kehamilan dan pulih setelah melahirkan, dengan interleukin-6 dan protein reaktif C pada lintasan patogenesisnya. GDM (Gestasional Diabetes mellitus) dapat merusak kesehatan janin atau ibu, dan sekitar 20-50% dari wanita penderita GDM bertahan hidup.

Diabetes mellitus pada kehamilan terjadi di sekitar 2-5% dari semua kehamilan. GDM bersifat temporer, penderita memerlukan pengawasan secara medis sepannjang kehamilan, karena penyakit ini berpotensi menyebabkan macrosomia (kelahiran yang tinggi menimbang), janin mengalami kecacatan dan menderita penyakit jantung sejak lahir.

Faktor resiko diabetes

Diabetes berkaitan erat dengan kejadian penyakit jantung, yaitu salah satu komplikasi kronik diabetes. Dengan mengerti dan mengelola faktor risiko yang ada dapat membantu menghindari diabetes dan penyakit jantung serta menjalani hidup yang lebih baik. Faktor risiko yang ada dibagi menjadi faktor risiko yang dapat diubah dan tidak dapat diubah.

Faktor Risiko yang Dapat Diubah

Berat badan berlebihan dan obesitas Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi berat badan yaitu:

- Makan dengan porsi yang lebih kecil

- Awali dengan makan buah atau sayuran setiap kali makan.

- Ganti snack tinggi kalori dan tinggi lemak dengan snack yang lebih sehat.

- Gula Darah Tinggi

Gula darah tinggi yang tidak ditata laksana dapat menyebabkan kerusakan saraf, masalah ginjal atau mata, penyakit jantung, serta stroke. Hal-hal yang dapat menigkatkan gula darah adalah:

- Makanan atau snack dengan karbohidrat yang lebih banyak dari biasanya

- Kurangnya aktivitas fisik.

- Infeksi atau penyakit lain.

- Perubahan hormon, misalnya selama menstruasi

- Stress

Salah satu pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menilai gula darah tinggi adalah pemeriksaan gula darah puasa (GDP). Seseorang dikatakan menderita diabetes apabila kadar GDP=126 mg/dl.ap



Tekanan Darah Tinggi

Jika memiliki tekanan darah tinggi maka jantung akan bekerja lebih keras dan risiko untuk penyakit jantung dan diabetes lebih tinggi. Seseorang dikatakan memiliki tekanan darah tinggi apabila >140/90 mmHg. Oleh karena tekanan darah tinggi yang sering tidak disadari, maka sebaiknya selalu memeriksakan tekanan darah setiap kali melakukan pemeriksaan kesehatan rutin. Tekanan darah tinggi dapat ditata laksana dengan menggunakn obat anti hipertensi serta mengubah pola makan dan gaya hidup. Beberapa hal yang mudah dilakukan untuk membantu menurunkan tekanan darah adalah:

1. Makan roti dan sereal padat kalori

2. Periksa label makanan dan pilih makanan dengan kadar sodium kurang dari 400 mg per saji.

3. Kurangi berat badan atau cegah kenaikan berat badan.

4. Menghentikan konsumsi alkohol.

- Menghentikan kebiasaan merokok

- Menanyakan kepada dokter mengenai obat antihipertensi yang sesuai.

- Kadar Kolesterol Tinggi

Target kolesterol yang sebaiknya dicapai adalah:

1. Melakukan aktivitas fisik setiap pagi.

2. Mempertahankan berat badan normal. Menghindari merokok.

3. Mengurangi berat badan atau mencegah kenaikan berat badan.

4. Mengganti makanan dengan dengan makanan rendah lemak dan rendah kolesterol.

5. Mengkonsumsi obat-obatan penurun kadar kolesterol dari dokter.

6. Kurangnya Aktivitas Fisik

Meningkatkan aktivitas fisik tidak harus melalui klub kesehatan, tetapi cukup dengan menambah kegiatan harian. Manfaat dari meningkatkan aktivitas fisik adalah;

1. Memperbaiki kadar gula darah, tekanan darah, dan klesterol.

2. Menurunkan risiko diabetes, meningkatkan energi, dan menjadikan tidur lebih baik.

3. Membantu insulin bekerja lebih baik.

4. Memperkuat jantung, otot, dan tulang.

5. Meperbaiki peredaran darah.

6. Menjaga tubuh dan sendi menjadi fleksibel.

7. Membantu menurunkan berat badan secara efektif.

8. Merokok

Selain berbahaya bagi paru, rokok juga berbahaya bagi jantung karena:

Menurunkan jumlah oksigen yang mencapai organtubuh sehingga dapat menyebabkan serangan jantung.

Meningkatkan kadar kolesterol dan kadar lemak lain dalam tubuh sehingga dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Meningkatkan tekanan darah.

Faktor Risiko yang Tidak Dapat Diubah

- Usia

Seiring bertambahnya usia, risiko diabetes dan penyakit jantung semakin meningkat. Kelompok usia yang menjadi faktor risiko diabetes adalah usia lebih dari 45 tahun.

- Ras dan Suku Bangsa

Suku bangsa di Amerika Afrika, maerika Meksiko, Indian Amerika, Hawaii, dan sebagian Amerika Asia memiliki risiko diabetes dan penyakit jantung yang lebih tinggi. Hal itu sebagian disebabkan oleh tingginya angka tekanan darah tinggi, obesitas, dan diabetes pada pop**asi tersebut.

- Jenis Kelamin

Kemungkinan pria menderita penyakit jantung lebih besar daripada wanita. Namun, jika wanita talah menopause maka kemungkinan menderita penyakit jantung pun ikut meningkat meskipun prevalensinya tidak setinggi pria.

- Riwayat Keluarga

Jika terdapat salah seorang anggota keluarga yang menyandang diabetes maka kesempatan untuk menyandang diabetes pun meningkat.

Demikian artikel mengenai Diabetes dan permasalahannya. Semoga bermanfaat

Informasi ini Di sampaikan Oleh LIKMI ( LEMBAGA INFORMASI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA )

11/02/2022

Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan ciri-ciri berupa tingginya kadar gula (glukosa) darah. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh manusia.

Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. Jika diabetes tidak dikontrol dengan baik, dapat timbul berbagai komplikasi yang membahayakan nyawa penderita.

Kadar gula dalam darah dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas, yaitu organ yang terletak di belakang lambung. Pada penderita diabetes, pankreas tidak mampu memproduksi insulin sesuai kebutuhan tubuh. Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan mengolah glukosa menjadi energi.

Jenis-Jenis Diabetes

Secara umum, diabetes dibedakan menjadi dua jenis, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1 terjadi karena sistem kekebalan tubuh penderita menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Hal ini mengakibatkan peningkatan kadar glukosa darah, sehingga terjadi kerusakan pada organ-organ tubuh. Diabetes tipe 1 dikenal juga dengan diabetes autoimun. Pemicu timbulnya keadaan autoimun ini masih belum diketahui dengan pasti. Dugaan paling kuat adalah disebabkan oleh faktor genetik dari penderita yang dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan.



Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang lebih sering terjadi. Diabetes jenis ini disebabkan oleh sel-sel tubuh yang menjadi kurang sensitif terhadap insulin, sehingga insulin yang dihasilkan tidak dapat dipergunakan dengan baik (resistensi sel tubuh terhadap insulin). Sekitar 90-95% persen penderita diabetes di dunia menderita diabetes tipe ini.

Selain kedua jenis diabetes tersebut, terdapat jenis diabetes khusus pada ibu hamil yang dinamakan diabetes gestasional. Diabetes pada kehamilan disebabkan oleh perubahan hormon, dan gula darah akan kembali normal setelah ibu hamil menjalani persalinan.

Gejala Diabetes

Diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa minggu, bahkan beberapa hari saja. Sedangkan pada diabetes tipe 2, banyak penderitanya yang tidak menyadari bahwa mereka telah menderita diabetes selama bertahun-tahun, karena gejalanya cenderung tidak spesifik. Beberapa ciri-ciri diabetes tipe 1 dan tipe 2 meliputi:



1. Sering merasa haus.

2. Sering buang air kecil, terutama di malam hari.

3. Sering merasa sangat lapar.

4. Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.

5. Berkurangnya massa otot.

6. Terdapat keton dalam urine. Keton adalah produk sisa dari pemecahan otot dan lemak akibat tubuh tidak dapat menggunakan gula sebagai sumber energi.

7. Lemas.

8. Pandangan kabur.

9. Luka yang sulit sembuh.

10. Sering mengalami infeksi, misalnya pada gusi, kulit, va**na, atau saluran kemih.



Beberapa gejala lain juga bisa menjadi ciri-ciri bahwa seseorang mengalami diabetes, antara lain:



1. Mulut kering.

2. Rasa terbakar, kaku, dan nyeri pada kaki.

3. Gatal-gatal.

4. Disfungsi ereksi atau impotensi.

5. Mudah tersinggung.

6. Mengalami hipoglikemia reaktif, yaitu hipoglikemia yang terjadi beberapa jam setelah makan akibat produksi insulin yang berlebihan.

7. Munculnya bercak-bercak hitam di sekitar leher, ketiak, dan selangkangan, (akantosis nigrikans) sebagai tanda terjadinya resistensi insulin.

Beberapa orang dapat mengalami kondisi prediabetes, yaitu kondisi ketika glukosa dalam darah di atas normal, namun tidak cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes. Seseorang yang menderita prediabetes dapat menderita diabetes tipe 2 jika tidak ditangani dengan baik.

Faktor risiko diabetes

Seseorang akan lebih mudah mengalami diabetes tipe 1 jika memiliki faktor-faktor risiko, seperti:

1. Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 1.

2. Menderita infeksi virus.

3. Orang berkulit putih diduga lebih mudah mengalami diabetes tipe 1 dibandingkan ras lain.

4. Bepergian ke daerah yang jauh dari khatulistiwa (ekuator).

5. Diabetes tipe 1 banyak terjadi pada usia 4-7 tahun dan 10-14 tahun, walaupun diabetes tipe 1 dapat muncul pada usia berapapun.

Sedangkan pada kasus diabetes tipe 2, seseorang akan lebih mudah mengalami kondisi ini jika memiliki faktor-faktor risiko, seperti:

1. Kelebihan berat badan.

2. Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 2.

3. Kurang aktif. Aktivitas fisik membantu mengontrol berat badan, membakar glukosa sebagai energi, dan membuat sel tubuh lebih sensitif terhadap insulin. Kurang aktif beraktivitas fisik menyebabkan seseorang lebih mudah terkena diabetes tipe 2.

4. Usia. Risiko terjadinya diabetes tipe 2 akan meningkat seiring bertambahnya usia.

5. Menderita tekanan darah tinggi (hipertensi).

6. Memiliki kadar kolesterol dan trigliserida abnormal. Seseorang yang memiliki kadar kolesterol baik atau HDL (high-density lipoportein) yang rendah dan kadar trigliserida yang tinggi lebih berisiko mengalami diabetes tipe 2.

Khusus pada wanita, ibu hamil yang menderita diabetes gestasional dapat lebih mudah mengalami diabetes tipe 2. Selain itu, wanita yang memiliki riwayat penyakit polycystic ovarian syndrome (PCOS) juga lebih mudah mengalami diabetes tipe 2.

Diagnosis Diabetes

Gejala diabetes biasanya berkembang secara bertahap, kecuali diabetes tipe 1 yang gejalanya dapat muncul secara tiba-tiba. Dikarenakan diabetes seringkali tidak terdiagnosis pada awal kemunculannya, maka orang-orang yang berisiko terkena penyakit ini dianjurkan menjalani pemeriksaan rutin. Di antaranya adalah:

1. Orang yang berusia di atas 45 tahun.

2. Wanita yang pernah mengalami diabetes gestasional saat hamil.

3. Orang yang memiliki indeks massa tubuh (BMI) di atas 25.

4. Orang yang sudah didiagnosis menderita prediabetes.

Tes gula darah merupakan pemeriksaan yang mutlak akan dilakukan untuk mendiagnosis diabetes tipe 1 atau tipe 2. Hasil pengukuran gula darah akan menunjukkan apakah seseorang menderita diabetes atau tidak. Dokter akan merekomendasikan pasien untuk menjalani tes gula darah pada waktu dan dengan metode tertentu. Metode tes gula darah yang dapat dijalani oleh pasien, antara lain:

Tes gula darah sewaktu

Tes ini bertujuan untuk mengukur kadar glukosa darah pada jam tertentu secara acak. Tes ini tidak memerlukan pasien untuk berpuasa terlebih dahulu. Jika hasil tes gula darah sewaktu menunjukkan kadar gula 200 mg/dL atau lebih, pasien dapat didiagnosis menderita diabetes.

Tes gula darah puasa

Tes ini bertujuan untuk mengukur kadar glukosa darah pada saat pasien berpuasa. Pasien akan diminta berpuasa terlebih dahulu selama 8 jam, kemudian menjalani pengambilan sampel darah untuk diukur kadar gula darahnya. Hasil tes gula darah puasa yang menunjukkan kadar gula darah kurang dari 100 mg/dL menunjukkan kadar gula darah normal. Hasil tes gula darah puasa di antara 100-125 mg/dL menunjukkan pasien menderita prediabetes. Sedangkan hasil tes gula darah puasa 126 mg/dL atau lebih menunjukkan pasien menderita diabetes.

Tes toleransi glukosa

Tes ini dilakukan dengan meminta pasien untuk berpuasa selama semalam terlebih dahulu. Pasien kemudian akan menjalani pengukuran tes gula darah puasa. Setelah tes tersebut dilakukan, pasien akan diminta meminum larutan gula khusus. Kemudian sampel gula darah akan diambil kembali setelah 2 jam minum larutan gula. Hasil tes toleransi glukosa di bawah 140 mg/dL menunjukkan kadar gula darah normal. Hasil tes tes toleransi glukosa dengan kadar gula antara 140-199 mg/dL menunjukkan kondisi prediabetes. Hasil tes toleransi glukosa dengan kadar gula 200 mg/dL atau lebih menunjukkan pasien menderita diabetes.

Tes HbA1C (glycated haemoglobin test)



Tes ini bertujuan untuk mengukur kadar glukosa rata-rata pasien selama 2-3 bulan ke belakang. Tes ini akan mengukur kadar gula darah yang terikat pada hemoglobin, yaitu protein yang berfungsi membawa oksigen dalam darah. Dalam tes HbA1C, pasien tidak perlu menjalani puasa terlebih dahulu. Hasil tes HbA1C di bawah 5,7 % merupakan kondisi normal. Hasil tes HbA1C di antara 5,7-6,4% menunjukkan pasien mengalami kondisi prediabetes. Hasil tes HbA1C di atas 6,5% menunjukkan pasien menderita diabetes.

Hasil dari tes gula darah akan diperiksa oleh dokter dan diinformasikan kepada pasien. Jika pasien didiagnosis menderita diabetes, dokter akan merencanakan langkah-langkah pengobatan yang akan dijalani. Khusus bagi pasien yang dicurigai menderita diabetes tipe 1, dokter akan merekomendasikan tes autoantibodi untuk memastikan apakah pasien memiliki antibodi yang merusak jaringan tubuh, termasuk pankreas.

Pengobatan Diabetes

Pasien diabetes diharuskan untuk mengatur pola makan dengan memperbanyak konsumsi buah, sayur, protein dari biji-bijian, serta makanan rendah kalori dan lemak. Pasien diabetes dan keluarganya dapat berkonsultasi dengan dokter atau dokter gizi untuk mengatur pola makan sehari-hari.

Untuk membantu mengubah gula darah menjadi energi dan meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin, pasien diabetes dianjurkan untuk berolahraga secara rutin, setidaknya 10-30 menit tiap hari. Pasien dapat berkonsultasi dengan dokter untuk memilih olahraga dan aktivitas fisik yang sesuai.

Pada diabetes tipe 1, pasien akan membutuhkan terapi insulin untuk mengatur gula darah sehari-hari. Selain itu, beberapa pasien diabetes tipe 2 juga disarankan untuk menjalani terapi insulin untuk mengatur gula darah. Insulin tambahan tersebut akan diberikan melalui suntikan, bukan dalam bentuk obat minum. Dokter akan mengatur jenis dan dosis insulin yang digunakan, serta memberitahu cara menyuntiknya.

Pada kasus diabetes tipe 1 yang berat, dokter dapat merekomendasikan operasi pencangkokan (transplantasi) pankreas untuk mengganti pankreas yang mengalami kerusakan. Pasien diabetes tipe 1 yang berhasil menjalani operasi tersebut tidak lagi memerlukan terapi insulin, namun harus mengonsumsi obat imunosupresif secara rutin.

Pada pasien diabetes tipe 2, dokter akan meresepkan obat-obatan, salah satunya adalah metformin, obat minum yang berfungsi untuk menurunkan produksi glukosa dari hati. Selain itu, obat diabetes lain yang bekerja dengan cara menjaga kadar glukosa dalam darah agar tidak terlalu tinggi setelah pasien makan, juga dapat diberikan.

Pasien diabetes harus mengontrol gula darahnya secara disiplin melalui pola makan sehat agar gula darah tidak mengalami kenaikan hingga di atas normal. Selain mengontrol kadar glukosa, pasien dengan kondisi ini juga akan diaturkan jadwal untuk menjalani tes HbA1C guna memantau kadar gula darah selama 2-3 bulan terakhir.

Komplikasi Diabetes

Sejumlah komplikasi yang dapat muncul akibat diabetes tipe 1 dan 2 adalah:

1. Penyakit jantung

2. Stroke

3. Gagal ginjal kronis

4. Neuropati diabetik

5. Gangguan penglihatan

6. Depresi

7. Demensia

8. Gangguan pendengaran

9. Luka dan infeksi pada kaki yang sulit sembuh

10. Kerusakan kulit akibat infeksi bakteri dan jamur

Diabetes akibat kehamilan dapat menimbulkan komplikasi pada ibu hamil dan bayi. Contoh komplikasi pada ibu hamil adalah preeklamsia. Sedangkan contoh komplikasi yang dapat muncul pada bayi adalah:

1. Kelebihan berat badan saat lahir.

2. Kelahiran prematur.

3. Gula darah rendah (hipoglikemia).

4. Keguguran.

5. Penyakit kuning.

6. Meningkatnya risiko menderita diabetes tipe 2 pada saat bayi sudah menjadi dewasa.

Pencegahan Diabetes

Diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah karena pemicunya belum diketahui. Sedangkan, diabetes tipe 2 dan diabetes gestasional dapat dicegah, yaitu dengan pola hidup sehat. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah diabetes, di antaranya adalah:

1. Mengatur frekuensi dan menu makanan menjadi lebih sehat

2. Menjaga berat badan ideal

3. Rutin berolahraga

4. Rutin menjalani pengecekan gula darah, setidaknya sekali dalam setahun

Want your practice to be the top-listed Clinic in Bandung?
Click here to claim your Sponsored Listing.

Category

Telephone

Address


Komplek Buana Citra Ciwastra, Jalan Batusari, Buah Batu, Kec. Bojong Soang
Bandung
40287

Other Medical & Health in Bandung (show all)
YAHYA Computer Laboratory YAHYA Computer Laboratory
L. L. R. E. Martadinata 71a-73 (Riau Street)
Bandung, 40115

EXTRASHARP, Minuman kesehatan Tua dan Muda EXTRASHARP, Minuman kesehatan Tua dan Muda
GBM
Bandung, 40393

Xtra Sharp, adalah minuman kesehatan yang terdiri atas 21 jenis ekstrak alami tanaman obat, yang di klaim mampu menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Aman, tidak ada efek samping d...

Obat Ambeyen A**s Bengkak Dan Cepat Hilangkan Benjolan Saat Bab Berdarah Obat Ambeyen A**s Bengkak Dan Cepat Hilangkan Benjolan Saat Bab Berdarah
Jln. Jendral Sudirman, Capitol Plaza Ruko Blok A No 4, Karanganyar, Kec. Astanaanyar, Kab. Bandung
Bandung, 40241

Halaman Resmi PT. Denature Indonesia Group Obat Ambeyen A**s Bengkak Dan Cepat Hilangkan Benjolan Saat Bab Berdarah Konsultasi GRATIS Hubungi WA/Telp : 0812-2181-0327

Sehat Bersama Saffron Sehat Bersama Saffron
Yayasan Rumah Yatim Al-Hadiyyin/Jalan Venus Tim. IX No. A 13, RT. 02/RW01/Manjahlega/Rancasari/Kota Bandung
Bandung, 40286

Kezia Facial Spot Kezia Facial Spot
Jalan Karawitan No. 27 Kota Bandung
Bandung, 40264

Kezia Beauty - Facial Spot adalah Tempat Perawatan Kecantikan yang berada di berbagai kota dengan harga hemat.

Hallo Clinic Indonesia Hallo Clinic Indonesia
Jalan Siliwangi Blok R3, Baleendah, Kec. Baleendah
Bandung, 40375

Selamat datang di hallo clinic indonesia Kita menyediakan tips dan produk terbaik

Obat wasir jos Obat wasir jos
Bandung

❗❗SOLUSI ATASI AMBEIEN/WASIR (COD)❗❗ Konsultasi hubungi WA 0813-9046-9845

Slamet 39 Slamet 39
Dr. Slamet No. 39
Bandung, 40161

Slamet 39 adalah neurorehabilitation center pertama di Jawa Barat yang menerapkan sistem simulasi dunia nyata dengan melaksanakan program terapi di lingkungan rumah untuk membantu ...

Pelatihan USG Makassar Pelatihan USG Makassar
Komp. Ponpes Al Islam, Blok. CDMA, No. 37, Cimekar, Cileunyi
Bandung, 40393

Untuk informasi bisa langsung mengklik link di bawah: https://bit.ly/BinaMedikaIndonesia

Oxi Store Oxi Store
Istana Pasteur Regency
Bandung, 40175

Oxify Authorized Store Food Grade Disinfectan. Kills 99.9% Germs I Food Grade I Water-Based I Non-Flammable I Non-Irritant I Non-Corrosive Product of Japan

Rumah Sehat ku Rumah Sehat ku
Bandung, 40111

Info order bisa klik link tutan Watshap

Obat Fitsula Ani Ampuh Di Apotik Jawa Barat Sudah BPOM Obat Fitsula Ani Ampuh Di Apotik Jawa Barat Sudah BPOM
Bandung, 50614

Pusat Pengobatan Herbal Alami Terpercaya Untuk Mengobati Fitsula Ani Beserta Gejalanya Secara Alami