Pecinta Shalat Dhuha, Dzikir dan Doa.

mari sama sama kita istiqomah sholat dhuha, berdzikir dalam setiap aktifitas kita. agar hidup berkah

13/09/2024

Ijazah dari Allah Yarham KH. Abdul Jalil Bakri Malang

Setiap bakda shalat Maghrib dan Subuh membaca wirid berikut ini dalam keadaan kaki masih pada posisi tahiyat akhir:

- لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْـمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ (10 kali)

Laa ilaaha illallaah wahdahuu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu, yuhyii wa yumiitu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qodiir (10 kali).

- اَللَّهُمَّ أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ (7 kali)

Allaahumma ajirnaa minan naar (7 kali).

Faidah:
Imam Al-Mundziri dalam kitab At-Targhib wa at-Tarhib menyebutkan hadits yang diriwayatkan oleh Sahabat Abdurrahman bin Ghunm, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

مَن قالَ قبلَ أن ينصرفَ ويثنيَ رجليهِ من صلاةِ المغربِ والصُّبحِ (لا إلَهَ إلَّا اللهُ وحدَهُ لا شريكَ لَهُ لَهُ الملكُ ولَهُ الحمدُ يحيي ويميتُ وَهوَ على كلِّ شيءٍ قديرٌ) عشرَ مرَّاتٍ كَتبَ اللَهُ لَهُ بِكُلِّ واحدةٍ عشرَ حسَناتٍ ومحا عنهُ عشرَ سيِّئاتٍ ورفعَ لَهُ عشرَ درجاتٍ وَكانَت له حِرزًا من كلِّ مَكْروهٍ وحِرزًا منَ الشَّيطانِ الرَّجيمِ ولم يحِلَّ للذَّنبِ أن يُدْرِكَهُ إلَّا الشِّركَ وَكانَ من أفضلِ النَّاسِ عملًا إلَّا رجلًا يَفضلُهُ يقولُ أفضلَ مِمَّا قالَ

Artinya: “Barang siapa sebelum meninggalkan dan melipat kaki (maksudnya belum merubah posisi duduk) dari usai sholat Maghrib dan Subuh membaca ‘Laa Ilaha Illallah….’ 10 kali, maka perbacaannya ditulis 10 kebaikan, dihapus 10 keburukan, diangkat 10 derajat, dijaga dari segala hal yang tidak diinginkan, dijaga dari syaitan yang terkutuk, jika berdosa dosanya tak menggugurkan pahala kecuali menyekutukan Allah, dan dia dicatat termasuk orang yang amalnya mulia, lebih mulia dari siapapun kecuali dari orang yang bacaan wiridnya lebih baik.”

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, sebagaimana dalam kitab Sunan Abi Dawud, juga bersabda:

إذا صَلَّيْتَ الصبحَ فقُلْ قبلَ أن تُكَلِّمَ أحدًا من الناسِ (اللهم أَجِرْنِي من النارِ) سبعَ مَرَّاتٍ ، فإنك إن مِتَّ من يومِك ذلك كتب اللهُ لك جِوَارًا من النارِ ، و إذا صَلَّيْتَ المغربِ فقُلْ قبلَ أن تُكَلِّمَ أحدًا من الناسِ ، اللهم أَجِرْنِي من النارِ ، سبعَ مَرَّاتٍ ، فإنك إن مِتَّ من ليلتِكَ كتب اللهُ لك جِوَارًا من النار

Artinya: “Jika selesai shalat Subuh bacalah sebelum berbicara dengan orang lain ‘Allahumma Ajirni Minan Nar’ 7 kali. Jika kamu meninggal dalam hari itu, maka Allah telah mencatatmu jauh dari api neraka. Jika selesai shalat Maghrib bacalah sebelum berbicara dengan orang lain ‘Allahumma Ajirni Minan Nar’ 7 kali. Jika kamu meninggal pada malam itu, maka Allah telah mencatatmu jauh dari api neraka.”

Al-Mujiz:
Amalan ini diijazahkan kepada kami oleh KH. Abdul Jalil Bakri Malang, dari Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki, Syaikh Yasin Padang, Syaikh Abdullah Al-Lahji, dan guru-guru beliau lainnya.

***

13/09/2024

السَّلَامُ عَلَيْڪُمُ وَرَحْمَةُ اللَّٰهِہ وَبَرَڪَاتُهُہ
اَللَّٰہُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَیٰ سَیِّدِنَا مُحَمَّدِِ عَبْدِڪَ وَرَسُوْلِڪَ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ وعَلَی آلِــهِہ وَصَحْبِـهِہ وَسَلِّمْ تَسْلِيـمََا ڪَثِيْـرََا
بِسْـــمِ ﷲ الرَّحْمَنِ الرحِيم

Hadiah Shalawat Bagi Orang Yang Sudah Meninggal

Dikisahkan bahwa seorang wanita menghadap Hasan Basri r.a dan berkata: "Anak perempuanku meninggal dunia dan aku ingin melihatnya dalam mimpi".

Hasan Basri r.a berkata: "Shalatlah empat rakaat setelah isya dan bacalah surat At-Takatsur sekali setelah Fatihah pada tiap rakaat, lalu berbaringlah dan bacalah shalawat (kepada) Nabi sampai kamu tidur."

Wanita itu melakukanya, lalu dia melihat anaknya (dalam mimpi) disiksa dengan belenggu dan rantai.

Wanita itu mendatangi (kembali) Hasan Basri r.a dan menceritakan hal tersebut, sehingga Hasan Basri r.a sedih dan berkata: "Sedekahlah untuk anakmu".

Wanita itu melakukanya , kemudian Hasan Basri r.a malam itu bermimpi seakan-akan berada dalam sebuah taman di surga. Di taman itu ada sebuah tempat istirahat dimana terdapat seorang gadis jelita dan sebuah mahkota dari dari cahaya di kepalanya.

Gadis itu berkata: "Apakah anda mengenalku.?" Hasan Basri r.a menjawab: "Tidak"

Gadis itu berkata: "Aku adalah putri wanita tersebut (yang datang kepadamu)" Hasan Basri r.a berkata: "Ibumu mengatakan kamu tidak seperti ini."

Gadis itu berkata: "Dulu aku memang tidak seperti ini (ditaman diantara taman surga)". Hasan Basri r.a berkata: "Dengan apa kamu mencapai keadaan (martabat) ini.?"

Gadis itu menjawab: "Kami tujuh puluh ribu orang disiksa, lalu seorang lelaki soleh melewati kubur kami dan membaca Shalawat Nabi sekali serta menghadiahkan pahalanya kepada kami. Maka Allah memerdekakan/mengangkat kami dari siksa itu berkat dia (laki-laki soleh), dan aku (sekarang) mencapai kemuliaan seperti anda lihat."

Subhanallah Allahu Akbar ,,
Allahumma shalli alaa (sayyidina) Muhammad wa'ala aliy (sayyidina) Muhammad ,,

Sumber Kitab : Riyadhul Badiah syaikh an-nawawi al-bantani bab tasawwuf hal sholawat.

Subhanallah

اللَّـﮬـُمَّ صـَلِِّ وَسَلِّـمْ وَبَارِكْ ؏َـلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّد وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيمَاً كَثِيرَاً ﷺ

𝙎𝙚𝙢𝙤𝙜𝙖 𝘼𝙡𝙡𝙖𝙝 ﷻ 𝙢𝙚𝙢𝙥𝙚𝙧𝙩𝙚𝙢𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙠𝙞𝙩𝙖 𝙨𝙚𝙢𝙪𝙖 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙎𝙖𝙮𝙮𝙞𝙙𝙞𝙣𝙖 𝙈𝙪𝙝𝙖𝙢𝙢𝙖𝙙 ﷺ 𝙙𝙞 𝙙𝙪𝙣𝙞𝙖 𝙙𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙢𝙞𝙢𝙥𝙞-𝙢𝙞𝙢𝙥𝙞 𝙠𝙞𝙩𝙖, 𝙨𝙖𝙖𝙩 𝙠𝙚𝙢𝙖𝙩𝙞𝙖𝙣 𝙠𝙞𝙩𝙖, 𝙙𝙞 𝙙𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙗𝙖𝙧𝙯𝙖𝙠𝙝 𝙙𝙖𝙣 𝙢𝙖𝙝𝙨𝙮𝙖𝙧 𝙨𝙚𝙧𝙩𝙖 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙪𝙢𝙥𝙪𝙡𝙠𝙖𝙣 𝙠𝙞𝙩𝙖 𝙨𝙚𝙢𝙪𝙖 𝙙𝙞 𝙙𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙎𝙪𝙧𝙜𝙖-𝙉𝙮𝙖 𝙗𝙚𝙧𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙍𝙖𝙨𝙪𝙡𝙪𝙡𝙡𝙖𝙝 ﷺ 𝙙𝙖𝙣 𝙥𝙖𝙧𝙖 𝙠𝙚𝙠𝙖𝙨𝙞𝙝𝙣𝙮𝙖
Alangkah baiknya kita senantiasa mengingat akan kebesaran ALLAH SWT, dan senantiasa memberi salam penghormatan kepada Baginda Rasulullah Saw dengan Shalawat yang mudah-mudahan ALLAH SWT memberikan kita kemuliaan dan kehormatan baik di dunia, maupun di akhirat. Aamiin

Semoga Bermanfaat 🙏🙏🙏

::Rumah Fiqih Indonesia | www.rumahfiqih.comm 07/09/2024

Kutbah Jum'at Kekurangan Satu Rukun

PERTANYAAN
Assalamu'alaikum wr. Wb

Pak ustad, apabila salah satu rukun khutbah jum'atditinggalkan contohnya khotib lupa/tidak membaca sholawat nabi:

1. Apakah sah khutbah & sholat jum'atnya

2. Apayanghrs saya lakukan dengan hal tersebut di atas

Mohon penjelasannya atas jawabannya kami ucapkan terima kasih.
__________________
JAWABAN
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Setiap ibadah punya rukun yang harus dipenuhi. Dan yang disebut dengan istilah rukun adalah kerangka atau batang tubuh. Bila salah satu di antara rukun itu hilang atau tidak terpenuhi, yah apa boleh buat, maka ibadah itu gagal alias batal dengan sendirinya. Ibadah itu menjadi tidak sah untuk dilakukan.

Khusus dalam khutbah Jumat, ada beberapa rukun yang telah disepakati oleh para ulama. Jumlahnya ada lima perkara. Jangan sampai satu dari lima perkara itu sampai tidak dikerjakan, akibatnya nanti bisa fatal. Shalat jumatnya menjadi tidak sah juga.

Maka sebagai khatib jumat, seseoang perlu belajar fiqih terlebih dahulu, tidak asal naik mimbar seenaknya. Jangan asal mentang-mentang pandai ceramah, lalu disamakan saja antara ceramah biasa dengan khutbah Jumat.

Demikian juga dengan takmir masjid, harus pilih-pilih khatib dengan cermat dan teliti. Pastikan khatib yang diundang adalah khatib yang setidaknya menguasai ilmu syariah, minimal dia mengetahui fiqih shalat jumat.

Juga jangan lupa untuk selalu siap memasang khatib cadangan yang siap untuk menggantikan, bila terjadi apa-apa yang tidak diinginkan, misalnya khatib undangan malah tidak memenuhi rukun khutbah jumat.

Rukun Khutbah Jumat

Khutbah Jumat itu terdiri dari khutbah, yaitu khutbah pertama dan khutbah kedua. Di antara keduanya, ada duduk sejenak.

Di dalam kedua khutbah itu, setidaknya harus ada lima rukun yang harus terpenuhi, yaitu:

1. Mengucapkan hamdalah

2. Mengucapkan shalawat kepada nabi Muhammad SAW

3. Berwashiyat

4. Membaca sepotong ayat Al-Quran Al-Kareim

5. Mendoakan atau memintakan ampunan buat umat Islam.

Jadi kalau merunut pertayaan anda, ada khatib yang tidak membaca shalawat kepada nabi Muhammad SAW, maka jelas sekali bahwa khutbah Jumat itu kurang satu dari lima rukunnya. Akibatnya, khutbah itu menjadi tidak sah.

Konsekuensinya, khutbah itu harus diulang lagi dari awal, sebelum shalat jumat dilaksanakan.

Yang mengulanginya bisa saja sang khatib sendiri, di mana setelah dia turun dari mimbar, harus ada yang mengingatkan bahwa dia lupa membaca salah satu rukunnya, maka kalau dia elegan, dia akan naik lagi dan khusus membaca shalawat kepada nabi SAW.

Tapi dalam kondisi tertentu, boleh saja takmir masjid naik mimbar menyelamatkan shalat jumat itu agar menjadi sah. Cukup naik mimbar dan waktunya tidak lebih dari 30 detik saja. Karena hanya mengucapkan alhamdulillah, wasshashalatu wassalamu 'ala rasulillah, ittaqullah, qul huwallahu ahad dan allahummaghfir lilmukminina wal mukminat.

Itu saja dan selamatlah shalat jumatnya orang satu masjid penuh. Tentu ini hanya mungkin dilakukan oleh mereka yang paham ilmu fiqih, khususnya fiqih shalat jumat.

Tidak terbayang seandainya khatib, imam atau takmir masjid, semua adalah orang awam yang tidak mengerti hal-hal seperti itu. Apa jadinya hukum shalat jumat mereka.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ustadz Ahmad Sarwat, Lc

Semoga Bermanfaat 🙏🙏🙏

::Rumah Fiqih Indonesia | www.rumahfiqih.comm Rumah Fiqih Indonesia www.rumahfiqih.com Jl. Karet Pedurenan no. 53 Kuningan Setiabudi Jakarta Selatan 12940 Copyright © by Rumah Fiqih Indonesia

06/09/2024

Niat Membaca Al Qur-an Dari KH. Maftuh Basthul Birri Lirboyo

نَوَیتُ قِرَاءَةَ القُرآنِ لِمُنَاجَاةِ الّلهِ تعلی, وَالتَعَبّدِ والتَقَرّبِ والتَضَرّعِ ِاِلَیهِ, وَلِامْتِثَالِ الأَمْرِ وَاسْتِخْرَاجِ العُلُومِ, وَطَلَبِ الْأَجْرِ الأُخْرَوِیّ, وَنَفْعِ نَفْسِی وَالسَامِعِینَ, وَلِلشّکْرِ عَلَی النِعَمِ

[ nawaitu qirooatal qur'ani limunaajaatillahi ta'ala, wat ta'abbudi wat taqorrubi wat tadlorru'i ilaiih, walimtisaalil amri wastikhroojil 'uluum, wa tholabil ajril ukhrowiy, wanaf'i nafsii wassaami'iin, wa lissyukri 'alan ni'am ]

" Aku berniat membaca al quran untuk bermunajat kepada alloh, untuk menghambakan diri, untuk lebih mendekatkan diri, dan untuk merendahkan hati kepada-Nya.
Untuk mematuhi sengala perintah, untuk meminta kefahaman segala ilmu, untuk mencari pahala akhirat, yang bisa memberikan manfaat kepadaku dan orang-orang yang mendengarkan bacaan qur'an, dan sebagai wujud syukur atas segala nikmat "

(tidak perlu ijazah atau mahar untuk mengamalkan)

Silahkan diamalkan dan disebarkan, insyaalloh banyak manfaatnya dan juga banyak pahalanya.
Follow :
Instagram
Facebook
Twitter

05/09/2024

Sholawat 56.

صلاة العالي القدر

Shalawat Aliyul Qodri.

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ الْحَبِيبِ الْعَالِي الْقَدْرِ الْعَظِيمِ الْجَاهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ.

ALLAHUMMA ShOLLI WA SALLIM WA BAARIK ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADININ NABIYYIL UMMIYYIL HABIIBIL ‘AALIYIL QODRIL ‘AZhIIMIL JAAHI WA ‘ALAA AALIHI WA ShOHBIHI WA SALLIM.

Ya Allah, limpahkan shalawat, salam dan barokah kepada junjungan kami, Muhammad, Nabi yang ummi (tidak bias baca dan tulis), kekasih yang amat tinggi kedudukan dan keagungannya, dan kepada segenap keluarga dan sahabat Beliau.

هذه صلاة العالي القدر نقل الشيخ الصاوي في شرحه على صلوات الدردير والعلامة محمد الأمير الصغير في ثبته عن الإمام السيوطي أن من لازم عليها كل ليلة جمعة ولو مرة لم يلحده في قبره إلا النبي صلى الله عليه وسلم

Shalawat ini namanya Shalawat Al Ali Al Qadr, shalawat yang tinggi nilainya. Asy Syaikh Ash Shawi telah menukil dalam kitab syarah shalawat Ad Dardir dan Al Alaamah Al Imam Muhammad Al Amir Ash Shaghir di dalam catatannya dari Al Imam As Suyuthi, bahwasanya orang yang melazimkan atau merutinkan mengamalkannya setiap malam Jum’at walaupun hanya sekali saja, maka kanjeng Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam-lah yang akan menguburkannya.

وذكر فوائد هذه الصلاة السيد أحمد دحلان في مجموعته بأبسط مما ذكر ونص عبارته ومن الصيغ الفاضلة التي ذكر كثير من العارفين أن من داوم عليها ليلة الجمعة ولو مرة واحدة ينكشف لروحه مثال روح النبي صلى الله عليه وسلم عند الموت وعند دخول القبر حتى يرى أن النبي صلى الله عليه وسلم هو الذي يلحده.

As Sayyid Ahmad Dahlan telah menyebutkan diantara faidah shalawat Al Ali Al Qadri ini, dalam kitab majmu’ah nya dengan penjelasan yang rinci dari apa yang telah disebutkan sebelumnya. Adapun bunyi nash pernyataannya adalah : Shalawat Al Ali Al Qadri ini merupakan salah satu di antara bentuk sighat shalawat yang utama yang telah disebutkan disebutkan keutamaannya oleh para arifin bahwasanya barangsiapa mendawamkan atau mengistiqamahkan diri untuk mengamalkannya pada malam Jum’at walaupun hanya sekali saja, maka sosok ruh Nabiyullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa Sallam akan diperlihatkan kepada ruhnya ketika ia sedang menghadapi kematian dan ketika masuk ke dalam kubur, sehingga ia melihat bahwasanya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam-lah yang menguburkan dirinya.

قال بعض العارفين وينبغي لمن داوم عليها أن يقرأها كل ليلة عشر مرات وليلة الجمعة مائة مرة حتى يفوز بهذا الفضل والخير الجسيم إن شاء الله تعالى

Sebagian ulama ahli makrifat memberikan wejangan, bahwa seyogyanya orang mendawamkan atau mengamalkan secara istiqamah shalawat Al Ali Al Qadri ini sebanyak 10 kali setiap malam dan 100 kali setiap malam jumat, (lakukan secara istiqamah dan penuh keikhlasan) sehingga ia mendapatkan keberuntungan dan keutamaan dengan wasilah shalawat yang agung ini, dan hingga ia mendapatkan kebaikan yang melimpah, insya Allah. (Kitab Afdholush Sholawat ‘Alaa Sayyidis Sadat – Asy Syeikh Yusuf bin Ismail An Nabhaniy, Sholawat 56, Halaman 83, Penerbit Darul Kutub Al Ilmiyyah)

Adapun sanad muttashil kepada Asy Syekh Yusuf bin Ismail An Nabhaniy sebagai berikut :

الحبيب محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس عن الحاج رزقي ذو القرنين اصمت البتاوي عن العلامة المحدث السيد عبد الله بن عبد القادر التليدي الطنجي عن الحافظ السيد احمد بن محمد الصديق الغماري عن الامام العلامة يوسف بن اسماعيل النبهاني رحمه الله تعالى

Sanad lainnya yang muttashil kepada Asy Syekh Yusuf bin Ismail An Nabhaniy sebagai berikut :

الحبيب محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس عن الحاج رزقي ذو القرنين اصمت البتاوي عن العلامة مسند العصر السيد عبد الرحمن بن عبد الحي الكتاني عن الامام يوسف بن اسماعيل النبهاني

Silahkan di amalkan, Alfaqir (Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus) ijazahkan bagi siapa saja yang mau mengamalkannya.
__________
Majelis Nuurus Sa’aadah.

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

04/09/2024

SHOLAWAT NŪRÔNIYYAH [BADAWIYYAH KUBRO] Karya Sayyid Ahmad Al-Badawi

Berikut bacaan sholawatnya:

ﺃَﻟﻠّٰﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻭَﺳَﻠِّﻢْ ﻭَﺑَﺎﺭِﻙْ ﻋَﻠٰﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻭَﻣَﻮْﻻَﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺷََﺠَﺮَﺓِ ﺍﻟْﺄَﺻْﻞِ ﺍﻟﻨُّﻮْﺭَﺍنِيَّةِ، ﻭَﻟَﻤْﻌَﺔِ ﺍﻟْﻘَﺒْﻀَﺔِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﺎنِيَّةِ، ﻭَﺃَﻓٔﻀَﻞِ ﺍﻟْﺨَﻠِﻴْﻘَﺔِ ﺍﻟْﺈِﻧْﺴَﺎنِيَّةِ، ﻭَﺃُﺷْﺮَﻑِ ﺍﻟﺼُّﻮْﺭَﺓِ ﺍﻟْﺠِﺴْﻤَﺎنِيَّةِ، ﻭَﻣَﻌْﺪِﻥِ ﺍﻟْﺄَﺳْﺮَﺍﺭِ ﺍﻟﺮَّﺑَّﺎﻧِﻴَّﺔِ، ﻭَﺧَﺰَﺍﺋِﻦِ ﺍﻟْﻌُﻠُﻮْﻡِ ﺍﻟْﺈِصْطِفَائِيَّةِ، ﺻَﺎﺣِﺐِ ﺍﻟْﻘَﺒْﻀَﺔِ ﺍﻟْﺄَﺻْﻠِﻴَّﺔِ، ﻭَﺍﻟْﺒَﻬْﺠَﺔِ ﺍﻟﺴَّﻨِﻴَّﺔ، ﻭَﺍﻟﺮُّﺗْﺒَﺔِ ﺍﻟْﻌَﻠِﻴَّﺔِ، ﻣَﻦِ ﺍﻧْﺪَﺭَﺟَﺔِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻴُّﻮْﻥَ ﺗَﺤْﺖَ ﻟِﻮَﺍﺋِﻪٖ، ﻓَﻬُﻢْ ﻣِﻨْﻪُ ﻭَﺇِﻟَﻴْﻪِ، ﻭَﺻَﻞِّ ﻭَﺳَﻠِّﻢْ ﻭَﺑَﺎﺭِﻙْ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﻋَﻠٰﻰ ﺁﻟِﻪٖ ﻭَﺻَﺤْﺒِﻪٖ ﻋَﺪَﺩَ ﻣَﺎ ﺧَﻠَﻘْﺖَ ﻭَﺭَﺯَﻗْﺖَ ﻭَﺃَﻣَﺖَّ ﻭَﺃَﺣْﻴَﻴْﺖَ ﺇِﻟٰﻰ ﻳَﻮْﻡٍ ﺗَﺒْﻌَﺚُ ﻣَﻦْ ﺃَﻓْﻨَﻴْﺖَ، ﻭَﺳَﻠِّﻢْ ﺗَﺴْﻠِﻴْﻤًﺎ ﻛَﺜِﻴْﺮًﺍ، ﻭَﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠّٓﻪِ ﺭَﺏِّ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴْﻦ .

Artinya:
Ya Allah limpahkanlah shalawat dan salam dan keberkahan pada junjungan dan pemimpin kami Nabi Muhammad SAW, pohon asal nuraniah, cahaya genggaman sang Rahman, insan paling utama, gambaran jasmani termulia, sumber rahasia Rabbani, khazanah ilmu pilihan, keelokan yang luhur, derajat yang tinggi, insan yang para nabi lain tergabung dibawah panjinya. Mereka darinya dan akan menuju padanya. Limpahkan sholawat dan salam dan keberkahan padanya serta kepada keluarga dan para sahabatnya, sebanyak jumlah makhluk yang Engkau ciptakan, Engkau berikan rezeki, Engkau matikan dan Engkau hidupkan, sampai hari ketika Engkau bangkitkan mereka yang Engkau matikan sebelumnya. Limpahkanlah salam kesejahteraan kepadanya sebanyak-banyaknya. Dan segala puji hanya milik Allah, Tuhan sekalian Alam.

Khasiat dan cara mengamalkannya:
1. Untuk mendapatkan apa yang dicita citakan: Puasa sunah 3 hari, dimulai hari selasa, rabu dan kamis. Selama puasa sholawat dibaca 21 kali setiap ba'da sholat. Ba'da puasa bacalah secara istiqomah 7 kali setiap ba'da sholat. Insya Allah apa yang dicita-citakan akan dapat diraih. (Riwayat Salafush Sholih)

2. Untuk bertemu dengan Nabi Muhammad SAW. Sebagian ulama' mengatakan: Barang siapa setiap hari membaca sholawat ini secara istiqomah selama 40 hari, maka akan datang padanya keajaiban Nur Allah SWT, dan kebaikan yang tak ada yang tahu ukurannya kecuali Allah SWT. Setelah itu dibaca terus setiap hari 3 kali ba'da shubuh dan maghrib. (Riwayat Salafush Sholih)

3. Untuk mendapatkan Hajat.
Al-Mukarrom KH. Hanifun Nusuk Pekalongan mengatakan bahwa sholawat ini mempunyai asror yang luar biasa dan keras: Untuk semua hajat, sebagai senjata pamungkas dari serangan dhohir dan bathin. Jika untuk mendapatkan hajat maka bacalah selama 3 hari ba'da shubuh setelah salam sebelum berkata-kata sebanyak 100 kali. Tidak diragukan lagi hajat itu akan terkabul biidznillah Insya Allah. (Ijazah: KH. Hanifun Nusuk, Pekalongan)

4. Didawamkan rutin setiap ba'da maghrib 3x, Insya Allah tidak akan menghadapi cobaan yang menghinakan, seperti turun karier, jabatan dan derajatnya. (ljazah: Al-Maghfurlah KH. Kholil Bisri, Rembang)

5. Untuk terkabul do'a dan tercapai cita-citanya. Jika dibaca setiap mengakhiri bilangan seratus dari bacaan sholawat sebelumnya (Sholawat Nurul Anwar), dalam jangka waktu 41 hari, apa yang dihajatkan misalnya kenaikan pangkat dan lain-lain, akan terkabulkan dengan izin Allah. (Ijazah: Al-Maghfurlah KH. Kholil Bisri, Rembang)

6. Untuk memperoleh berkah dalam hidup, sebaiknya dibaca sekali setiap selesai sholat maghrib dan shubuh secara rutin. (Ijazah: Al-Maghfurlah KH. Kholil Bisri, Rembang)

7. Untuk menghadapi masalah yang rumit. Bagi pembaca yang mengalami persoalan persoalan yang rumit/hajat besar seperti ingin menikah tapi belum ada biaya, pengen punya rumah atau apapun itu yang menurut pembaca sulit sekali untuk diraih, dicoba saja untuk membaca sholawat ini 500 kali dalam satu majlis dan dalam keadaan suci dari hadast. Niscaya hajatnya itu akan kesampaian!. (Ijazah: Al-Maghfurlah KH. Kholil Bisri, Rembang)

8. Jika anda dirampok/kemalingan. Maka bacakan sholawat ini 1111 kali, Insya Allah jika tidak dikembalikan maka perampok/maling itu akan mendapat malapetaka. (Ijazah: KH. Ahmad Zainuri Rosyid, Kendal)

9. Bagi anda yang ingin membeli sesuatu. Misalnya: sawah, tanah atau rumah orang lain, supaya dikasih harga murah, maka wiridkan sholawat ini 11 kali tiap ba'da sholat fardlu. Insya Allah, anda akan diberi harga murah meriah. (Ijazah: KH. Ahmad Zainuri Rosyid, Kendal)

10. Untuk mengusir perkump**an maksiat.
Di desa atau kampung yang sering dipakai untuk minuman keras, judi atau apa saja yang haram, coba bacakan di air sebanyak 1000 kali, setelah rampung air itu disiramkan ketempat biasa yang sering dipakai untuk berkumpul mereka yang maksiat. Insya Allah bubar. (Ijazah: KH. Ahmad Zainuri Rosyid, Kendal)

11. Agar mendapat pahala yang besar.
Menurut hadlroh al 'arif billah Al Habib Sayyid 'Ali bin 'Abdurrohman Al Habsyi dalam kitab Fadlilatus Sholawat. (Siapa yang membaca Sholawat Badawiyyah 3 x (Shubuh & Maghrib), maka akan mendapatkan pahala seperti pahalanya membaca "Dalaailul Khoirot" sampai khotam). (ljazah Abah Mawlana al-Habib Luthfi bin Ali bin Yahya)

12. Agar di senangi banyak orang dan mendapat ketenangan, maka bacalah sholawat ini 1 / 3x tiap usai sholat fardlu dan dibaca 7x tiap mau tidur.

13. Para 'Arif billah menganjurkan, membaca Sholawat ini 3 kali tiap selesai sholat Shubuh dan sholat Maghrib. Terutama para tokoh thoriqoh Syadziliyah dan 'Alawiyah

14. Barangsiapa yang istiqomah membaca sholawat ini 7 kali tiap lepas sholat fardlu, maka akan terjaga dari berbagai bahaya/bala' yang datang tanpa terduga.

Semoga Bermanfaat 🙏🙏🙏

04/09/2024

Amalan-amalan Agar Mempunyai Anak.

1. Bernadzar kepada Allah, jika diberi anak maka akan dinamakan Muhammad, maka jika benar diberi anak maka wajib menamakan anaknya Muhammad, tetapi boleh ditambah dengan nama yang lain, seperti Muhammad Kafi, Muhammad Shulfi, Muhammad Rizqi, Muhammad Ridhwan, dll, tetapi jika anaknya perempuan boleh dikasih nama perempuan, yang penting bernadzar kepada Allah memberi nama Muhammad jika mempunyai anak.

Habib Mundzir bin Fuad Al Musawa rhm. Pernah berkata :
Rasul saw bersabda: "Barangsiapa yang sulit mempunyai keturunan, lalu ia bernadzar memberi nama anaknya dengan namaku, maka Allah akan memberikan keturunan padanya".

Dijelaskan pada Sirah Hakabiyyah, bahwa periwayat hadits ini termasuk orang yang tak punya keturunan, ia mencoba resep tersebut maka ia mempunyai anak, ia namai Muhammad, lalu ia nadzar lagi, maka ia mendapat putra lagi, hingga ia mempunyai 7 anak putra bernama Muhammad.

2. Memperbanyak membaca doa ini sehabis sholat wajib lima waktu dan di waktu-waktu mustajab :

رَبِّ لا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ

ROBBI LAA TADzARNII FARDhAN WA ANTA KhOIRUL WAARITsIIN(A).

Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik. (QS. Al Anbiyaa (21) : 89)

3. Memberi makan burung dara/merpati yang berada di Mekkah dengan niat sedekah kepada burung dara di Mekkah agar Allah memberikan anak, jika kita tidak dapat kesana, maka boleh dengan cara dititip sama orang yang akan umroh atau haji pergi kesana dengan memberikan jagung sebanyak 1 kg atau lebih, boleh juga dengan menitip uang untuk dibelikan jagung atau makanan burung yang lainnya untuk makan burung dara di Mekkah.

3. Membaca surat Al Fatihah sebanyak 41x setelah sholat Qobliyah Subuh dan dilakukakan selama 40 hari tanpa terputus, dengan sesudahnya berdoa kepada Allah agar diberi keturunan, insya Allah dikabul hajatnya mempunyai anak.

4. Memperbanyak Istighfar, kalau bisa baca 10.000x setiap hari selama 7 hari berturut-turut atau lebih, setiap habis beristighfar 10.000x berdoa sama Allah agar di berikan keturunan anak. Baca istighfarnya boleh apa saja, tetapi yang gampang baca ASTAGhFIRULLAAH 10.000 kali, karena memperbanyak Istighfar dapat menarik datangnya rizki dan memperbanyak anak, anak bagian dari rizki yang Allah berikan kepada seseorang, lihat surat Nuh ayat 10-12, dikatakan akan membanyakkan anak dengan beristighfar.

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا

Maka aku katakan kepada mereka: "Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan MEMBANYAKKAN HARTA DAN ANAK-ANAKMU, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (p**a di dalamnya) untukmu sungai-sungai. (QS. Nuh (71) : 10-12)

Itu beberapa amalan agar diberikan keturunan atau anak, hendaknya amalan tersebut dilakukan berdua denga suami dan istri.

Silahkan di amalkan, alfaqir (Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus) ijazahkan bagi siapa saja yang mau mengamalkannya.

(Referensi dari berbagai sumber)
______________
Majelis Nuurus Sa’aadah.

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

03/09/2024

Shalat Ghaib.

Shalat ghaib merupakan salah satu shalat sunnah yang dilaksanakan untuk menshalatkan orang yang jenazahnya tidak berada di depan orang yang menshalatkan.

Tata cara shalat ghaib dilakukan sama seperti shalat jenazah.

Shalat ghaib bertujuan untuk memberikan doa kepada sesama Islam yang telah meninggal dunia.

Hukum menunaikan shalat ghaib merupakan fardhu kifayah yang berarti shalat ghaib merupakan kewajiban yang ditujukan bagi orang banyak, apabila sebagian orang telah melaksanakan shalat ghaib maka gugur kewajiban bagi lainnya untuk melakukan shalat ghaib. Shalat ghaib dapat laksanakan secara berjamaah maupun sendiri di rumah masing-masing maupun di masjid.

Shalat ghaib pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya ketika Raja Najasyi meninggal dunia. “Rasulullah SAW mengabarkan kematian An Najasyi pada hari kematiannya. Kemudian Rasul keluar menuju tempat shalat lalu membariskan shaf kemudian bertakbir empat kali,” (HR Bukhari).

Tata cara shalat ghaib dilakukan sama seperti shalat jenazah yang dilakukan dengan empat kali takbir.

Berikut adalah tata cara shalat ghaib.

1. Niat shalat ghaib.

Imam untuk jenazah laki-laki :

أصلى على الميت (فلان)الغَائِبِ اربع تكبيرات فرض كفاية اماما لله تعالى

UShOLLII ‘ALAL MAYYITI (Fulan bin Fulan) ALGhOOIBI ARBA'A TAKBIROTI FARDhOL KIFAAYATI IMAAMAN LILLAHI TA'ALA.

Saya niat sholat ghaib atas mayit (Nama Jenazah) dengan empat kali takbir menjadi imam karena Allah ta'ala.

Imam untuk jenazah perempuan

أصلى على الميتة (فلان)الغَائِبِ اربع تكبيرات فرض كفاية اماما لله تعالى

UShOLLII ‘ALAL MAYYITATI (Fulanah binti Fulan) ALGhOOIBI ARBA'A TAKBIROTI FARDhOL KIFAAYATI IMAAMAN LILLAHI TA'ALA.

Saya niat sholat ghaib atas mayit (nama jenazah) dengan empat kali takbir menjadi imam karena Allah ta'ala.

Makmum untuk jenazah laki-laki

أصلى على الميت (فلان)الغَائِبِ اربع تكبيرات فرض كفاية مأموما لله تعالى

UShOLLII ‘ALAL MAYYITI (Fulan bin Fulan) ALGhOOIBI ARBA'A TAKBIROTI FARDhOL KIFAAYATI MA’MUUMAN LILLAHI TA'ALA.

Saya niat sholat ghaib atas mayit (Nama Jenazah) dengan empat kali takbir menjadi makmum karena Allah ta'ala.

Makmum untuk jenazah perempuan.

أصلى على الميتة (فلان)الغَائِبِ اربع تكبيرات فرض كفاية مأموما لله تعالى

UShOLLII ‘ALAL MAYYITATI (Fulanah binti Fulan) ALGhOOIBI ARBA'A TAKBIROTI FARDhOL KIFAAYATI MA’MUUMAN LILLAHI TA'ALA.

Saya niat sholat ghaib atas mayit (nama jenazah) dengan empat kali takbir menjadi makmum karena Allah ta'ala.

Niat shalat ghaib untuk jenazah yang tidak diketahui identitasnya.

Sebagai Imam.

أُصَلِّيْ عَلَى المَيِّتِ الغَائِبِ أَرْبَعَ تَكْبِيْرَاتٍ فَرْضَ كِفَايَةٍ اماما لِلهِ تَعَالَى

UShOLLII ‘ALAL MAYYITIL GhOO’IBI ARBA‘A TAKBIRATIN FARDhO KIFAAYA(TIN/H) LILLAAHI TA‘ALA.

Aku menyengaja sholat yang jenazah gaib empat takbir fardhu kifayah menjadi imam karena Allah SWT.

Sebagai makmum.

أصلى على من صلى عليه اربع تكبيرات فرض كفاية مأموما لله تعالى

UShOLLII ‘ALAA MAN ShOLLA ‘ALAIHI ARBA'A TAKBIROTI FARDhOL KIFAYATI MA-MUUMAN LILLAHI TA'ALA.

Saya niat sholat ghaib sebagai makmum atas mayit yang disholati imam dengan empat kali takbir fardhu kifayah karena Allah ta'ala.

2. Takbiratul Ihram dan dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah.

3. Takbir kedua dilanjutkan dengan membaca shalawat

ALLAHUMMA SHOLLI ALAA MUHAMMAD WA ALA AALI MUHAMMAD. KAMAA SHOLLAITA ALA IBROOHIM WA ALA AALI IBROOHIM. WA BAARIK ALA MUHAMMAD WA ALA AALI MUHAMMAD. KAMAA BAAROKTA ALA IBROOHIM WA ALA AALI IBROOHIM. INNAKA HAMIDUN MAJIID.

Allah, berilah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi shalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha terpuji lagi Maha Mulia. Dan berilah berkat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau memberi berkat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha terpuji lagi Maha Mulia.

4. Takbir ketiga dilanjutkan dengan membaca doa kepada jenazah :

ALLAAHUMMAGHFIR LAHU WARHAM HU WA’AAFI HII WA’FU ANHU WA AKRIM NUZULA HU WA WASSI’ MADKHOLA HU WAGHSIL HU BILMAAI WATS-TSALJI WALBARODI WANAQQI HI MINAL KHOTHOOYAA KAMAA YUNAQQOTS TSAUBUL ABYADLU MINADDANASI WA ABDIL HU DAARON KHOIRON MIN DAARI HI WA AHLAN KHOIRON MIN AHLI HI WAZAUJAN KHOIRON MIN ZAOJI HI WA ADKHIL HUL JANNATA WA ‘AIDZ HU MIN ‘ADZAABIL QOBRI WA FITNATI HI WA MIN ‘ADZAABIN NAAR.

Ya Allah, ampunilah, rahmatilah, bebaskanlah dan lepaskanlah dia. Dan muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah dia. Dan muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah jalan masuknya, cucilah dia dengan air yang jernih lagi sejuk, dan bersihkanlah dia dari segala kesalahan bagaikan baju putih yang bersih dari kotoran, dan gantilan rumahnya dengan rumah yang lebih baik daripada yang ditinggalkannya, dan keluarga yang lebih baik, dari yang ditinggalkan, serta istri yang lebih baik dari yang ditinggalkannya p**a. Masukkanlah dia ke dalam surga, dan lindungilah dari siksanya kubur serta fitnah nya, dan dari siksa api neraka."

5. Takbir keempat dilanjutkan membaca doa untuk keluarga jenazah :

ALLAHUMMA LAA TAHRIM NAA AJRAHU WALAA TAFTINNAA BA'DAHU WAGHFIRLANAA WALAHU.

Ya Allah janganlah kami tidak Engkau beri pahalanya, dan janganlah Engkau beri fitnah kepada kami sesudahnya, dan berilah ampunan kepada kami dan kepadanya.

6. Mengucapkan salam dengan menengok ke kanan dan ke kiri.

ASSALAAMU ’ALAIKUM WAROHMATULLAAHI WA BAAROKATUH.

Demikian tata cara shalat ghaib dan niatnya.

Semoga Bermanfaat 🙏🙏🙏
___________

Majelis Nuurus Sa’aadah.

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

01/09/2024

"Tidak ada orang jatuh miskin karena dia dermawan, dan tiada orang kesusahan karena menolong orang lain".

(KH. Zainuddin MZ)

01/09/2024

TIGA PERSIAPAN MENGHADAPI KEMATIAN

Kematian merupakan suatu hal yang pasti, karenanya kesadaran itu sebaiknya menjadi motivasi kepada kita agar bisa terkontrol dari tindakan, ucapan, dan sikap yang tidak sesuai dengan aturan-aturan Allah. Semua mahluk Allah tidak akan bisa lari dari kematian sebagaimana firman Allah:

ﻗُﻞْ ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺗَﻔِﺮُّﻭﻥَ ﻣِﻨْﻪُ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻣُﻼَﻗِﻴﻜُﻢ

“Katakanlah, ‘Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu.” (QS Al-Jumu’ah: 8)

Allah subhanahu wata’ala:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

“Setiap jiwa pasti merasakan mati,” (QS Ali ‘Imran ayat 185)

Kematian merupakan hal yang pasti datang. Tak pandang siapa, kapan, di mana, dan bagaimanapun kondisinya, ketika ajal menjemput, tak ada satu pun yang akan bisa menghindar darinya.

Kematian adalah sebuah jembatan yang menghubungkan dua kehidupan, yaitu kehidupan dunia dan akhirat. Dunia adalah tempat kita menanam bekal menuju kehidupan yang kekal nan abadi, apa yang akan kita panen di akhirat merupakan hasil dari apa yang kita tanam di dunia.

Nabi menyebut orang yang mempersiapkan dirinya untuk bekal kehidupan setelah mati sebagai orang cerdas. Sebaliknya, orang yang tenggelam dalam nafsu duniawi, disebut Nabi sebagai orang yang lemah. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

الكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللهِ

“Orang cerdas adalah orang yang rendah diri dan beramal untuk kehidupan setelah kematian, dan orang lemah adalah orang yang mengikutkan dirinya pada hawa nafsunya dan berangan-angan atas Allah,” (HR. al-Tirmidzi, Ibnu Majah dan lainnya).

Lalu bagaimana tips mempersiapkan diri menghadapi kematian? Berikut ini penjelasannya.

1. MENGERJAKAN AMAL-AMAL SHOLEH.

Allah memberikan dua syarat bagi siapa pun yang berharap bertemu dengan-Nya di surga, yaitu beramal saleh dan meninggalkan kesyirikan. Dalam sebuah firman-Nya, Allah subhanahu wata’ala menegaskan:

فَمَنْ كانَ يَرْجُوا لِقاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صالِحاً وَلا يُشْرِكْ بِعِبادَةِ رَبِّهِ أَحَداً

“Barang siapa yang mengharapkan bertemu Tuhannya maka hendaklah melakukan amal shalih dan janganlah menyekutukan ibadah terhadap Tuhannya dengan suatu apapun.” (QS al-Kahfi: 110).

Amal saleh yang dimaksud dalam ayat di atas adalah segala bentuk perbuatan baik yang steril dari riya (pamer) dan sesuai dengan tuntunan syariat. Menurut Syekh Mu’adz, sebagaimana dikutip al-Imam al-Baghawi dalam tafsirnya, amal saleh adalah amal yang di dalamnya terdapat empat hal, ilmu, niat, kesabaran dan ikhlas.

Syekh Sahl al-Tustari berkata:

اَلْعَمَلُ الصَّالِحُ مَا كَانَ خَالِياً عَنِ الرِّيَاءِ مُقَيَّداً بِالسُّنَّةِ

“Amal saleh adalah amal yang sunyi dari pamer dan diikat dengan (tuntunan) sunah Nabi,” (Abu Muhammad Sahl bin Abdillah al-Tustari, Tafsir al-Tustari, hal. 98).

Al-Imam al-Baghawi berkata:

قَالَ مُعَاذٌ الْعَمَلُ الصَّالِحُ الَّذِي فِيهِ أَرْبَعَةُ أَشْيَاءَ. الْعِلْمُ، وَالنِّيَّةُ، وَالصَّبْرُ، وَالْإِخْلَاصُ

“Mu’adz berkata; amal saleh adalah amal yang di dalamnya terdapat empat hal, ilmu, niat, sabar dan ikhlas,” (al-Imam al-Baghawi, Tafsir al-Baghawi, juz.1, hal. 73).

Setelah mampu konsisten beramal baik, hendaknya tidak terlalu bangga atas amal perbuatan yang dilakukan, misalkan merasa dirinya lebih baik dari orang lain, merasa amalnya menyelamatkannya di hari kiamat dan sebagainya. Sebab pada hakikatnya, seseorang akan mendapat kenikmatan dan keselamatan di akhirat bukan disebabkan amalnya, namun murni karena anugerah dan kasih sayang dari Allah. Tidak ada yang dapat menjamin nasib seseorang di hari pembalasan kelak. Nabi menegaskan:

لَنْ يُدْخِلَ أَحَدًا عَمَلُهُ الجَنَّةَ قَالُوا وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ لاَ، وَلاَ أَنَا، إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللهُ بِفَضْلٍ وَرَحْمَةٍ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا

“Tidak seorang pun amalnya memasukannya ke surga. Sahabat bertanya; apakah termasuk engkau ya Rasulullah?. Nabi menjawab, termasuk aku. Tetapi Allah telah menaungiku dengan anugerah dan rahmat, maka benarkanlah (niatmu dalam beramal) dan berlakulah sedang,” (HR. al-Bukhari).

Hadits di atas tidak hendak mengatakan bahwa amal saleh tidak ada manfaatnya, namun Nabi memberikan petunjuk bahwa dalam beramal hendaknya dilakukan dengan ikhlas, bertujuan murni mengikuti perintah agama, tidak menuntut yang macam-macam kepada Tuhan. Oleh karenanya, di dalam redaksi setelahnya Nabi berpesan; benarkanlah niatmu dalam beramal. Melakukan kebajikan dengan ikhlas dan dengan cara yang benar adalah pertanda bahwa amal yang diperbuat diterima di sisiNya, yang oleh sebab itu seorang hamba mendapatkan rahmat dan anugerah-Nya, sehingga ia dapat masuk surga.

Syekh Ibnu Hajar al-Asqalani berkata:

قَالَ الرَّافِعِيُّ فِي الْحَدِيثِ أَنَّ الْعَامِلَ لَا يَنْبَغِي أَنْ يَتَّكِلَ عَلَى عَمَلِهِ فِي طَلَبِ النَّجَاةِ وَنَيْلِ الدَّرَجَاتِ لِأَنَّهُ إِنَّمَا عَمِلَ بِتَوْفِيقِ اللهِ وَإِنَّمَا تَرَكَ الْمَعْصِيَةَ بِعِصْمَةِ اللهِ فَكُلُّ ذَلِكَ بِفَضْلِهِ وَرَحْمَتِهِ

“Al-Rafi’i berkata; di dalam hadits menegaskan bahwa orang yang beramal tidak seyogiayanya berpegangan atas amalnya di dalam mencari keselamatan dan memperoleh derajat-derajat, sebab ia bisa beramal atas pertolongan Allah, mampu meninggalkan maksiat karena penjagaan Allah, maka semuanya atas anugerah dan rahmat-Nya,”

قَوْلُهُ سَدِّدُوا فِي رِوَايَةِ بِشْرِ بْنِ سَعِيدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عِنْدَ مُسْلِمٍ وَلَكِنْ سَدِّدُوا وَمَعْنَاهُ اقْصِدُوا السَّدَادَ أَيِ الصَّوَابَ وَمَعْنَى هَذَا الِاسْتِدْرَاكِ أَنَّهُ قَدْ يُفْهَمُ مِنَ النَّفْيِ الْمَذْكُورِ نَفْيُ فَائِدَةِ الْعَمَلِ فَكَأَنَّهُ قِيلَ بَلْ لَهُ فَائِدَةٌ وَهُوَ أَنَّ الْعَمَلَ عَلَامَةٌ عَلَى وُجُودِ الرَّحْمَةِ الَّتِي تُدْخِلُ الْعَامِلَ الْجَنَّةَ فَاعْمَلُوا وَاقْصِدُوا بِعَمَلِكُمُ الصَّوَابَ أَيِ اتِّبَاعَ السُّنَّةِ مِنَ الْإِخْلَاصِ وَغَيْرِهِ لِيَقْبَلَ عَمَلَكُمْ فَيُنْزِلَ عَلَيْكُمُ الرَّحْمَةَ

“Sabda Nabi; benarkanlah niatmu dalam beramal, di dalam riwayat Bisyr bin Said dari Abi Hurairah dari riwayat Imam Muslim; tetapi benarkanlah niatmu dalam beramal. Maknanya adalah bertujuanlah baik dalam amalmu. Maksud dari istidrak ini adalah bahwa terkadang dipahami ketiadaan faidah beramal dari penegasan ketiadaan selamat disebabkan amal. Seakan-akan Nabi menjawab (kesalahpahaman tersebut); tetapi amal memiliki faidah, yaitu sesungguhnya amal adalah tanda akan wujudnya rahmat yang dapat memasukannya di surga, maka beramalah kalian dan bertujuanlah dengan amal kalian suatu kebenaran, yaitu mengikuti sunah Nabi berupa ikhlas dan lainnya, agar Allah menerima amal kalian sehingga Ia menurunkan rahmat atas kalian,” (Syekh Ibnu Hajar al-Asqalani, Fath al-Bari, juz.11, hal.297).

2. MENJAUHI PERBUATAN-PERBUATAN TERCELA.

Sebagaimana mengerjakan amal saleh, yang tidak kalah penting adalah menjauhi perbuatan-perbuatan tercela. Yang dimaksud perbuatan tercela meliputi keharaman dan kemakruhan. Meninggalkan keharaman adalah wajib, sedangkan meninggalkan kemakruhan adalah sunah. Demikian p**a dianjurkan untuk meminimalisasi perkara mubah yang tidak ada manfaatnya.

Para ulama salaf sangat berhati-hati menjaga dirinya dari perbuatan tercela. Bagi mereka, yang urgens tidak hanya meninggalkan keharaman dan kemakruhan, namun perkara-perkara mubah yang dapat melalaikan. Sebab perbuatan makshiat akan menciptakan noda hitam di hati sehingga menjadikannya keras, enggan menerima kebenaran dan malas beribadah.

Oleh karenanya, mereka sangat menjaga betul kualitas makanan yang dikonsumi, bahkan rela riyadlah (tirakat), misalnya dengan cara puasa mutih (hanya makan nasi tanpa lauk pauk), puasa bila ruh (meninggalkan makanan-makanan yang bernyawa atau yang berbahan darinya), ngerowot (meninggalkan makanan pokok yang lazim dikonsumsi dengan diganti makanan jenis lain). dan lain sebagainya. Semua itu dilakukan oleh mereka untuk meningkatkan kejernihan hati.

Semakin berhati-hati dalam menjaga diri dari perbuatan yang diharamkan, semakin tinggi p**a kedudukan seorang hamba di sisi-Nya. Oleh karenanya ulama membagi derajat wira’i (menjaga diri dari keharaman) menjadi empat tingkatan.

Pertama, wira’i nya orang-orang adil, yaitu dengan cara meninggalkan keharaman-keharaman sesuai petunjuk fatwa para pakar fiqh. Kedua, wira’i nya orang-orang saleh, yaitu meninggalkan kemurahan-kemurahan dengan memilih hukum-hukum yang berat. Ketiga, wira’i nya orang-orang bertakwa, yaitu meninggalkan perkara-perkara mubah yang berpotensi mengantarkan kepada keharaman. Keempat, wirainya orang-orang yang jujur, yaitu meninggalkan perkara-perkara mubah secara total, meski tidak berpotensi mengantarkan kepada keharaman. Seluruh waktunya bernilai ibadah, tidak satu pun hampa tanpa diisi dengan ibadah.

Syekh Abu Said al-Khadimi berkata:

ثُمَّ اعْلَمْ أَنَّ لِلْوَرَعِ مَرَاتِبَ الْأُولَى وَرَعُ الْعُدُولِ وَهُوَ مَا يَحْرُمُ بِفَتَاوَى الْفُقَهَاءِ

“Ketahuilah bahwa wirai memiliki empat derajat. Pertama, wira’i nya orang-orang adil, yaitu (meninggalkan) perkara haram sesuai fatwa-fatwanya para pakar fiqih,”

الثَّانِيَةُ: وَرَعُ الصَّالِحِينَ وَهُوَ الِامْتِنَاعُ عَنْ احْتِمَالِ الْحُرْمَةِ، وَإِنْ رَخَّصَ الْمُفْتِي

“Kedua, wirainya orang-orang saleh, yaitu menahan diri dari keharaman, meski seorang m***i memberi kemurahan (hukum),”

الثَّالِثَةُ: وَرَعُ الْمُتَّقِينَ وَهُوَ مَا لَا حُرْمَةَ فِيهِ بِحَسَبِ الْفَتْوَى وَلَا شُبْهَةَ فِي حِلِّهِ لَكِنْ يُخَافُ مِنْهُ أَنْ يُؤَدِّيَ إلَى مُحَرَّمٍ وَهُوَ تَرْكُ مَا لَا بَأْسَ بِهِ مَخَافَةَ مَا بِهِ بَأْسٌ

“Ketiga, wirainya orang-orang bertakwa, yaitu (meninggalkan) perkara yang tidak haram dari sudut pandang fatwa dan tidak ada kesamaran dalam kehalalannya, namun dikhawatirkan akan mengantarkan kepada perbuatan yang dikhawatirkan. Wirai jenis ini adalah meninggalkan perkara yang tidak berbahaya karena khawatir terjerumus kepada perkara yang berbahaya,”

الرَّابِعَةُ: وَرَعُ الصِّدِّيقِينَ وَهُوَ تَرْكُ مَا لَا بَأْسَ بِهِ أَصْلًا، وَلَا يُخَافُ مِنْهُ أَنْ يُؤَدِّيَ إلَى مَا بِهِ بَأْسٌ، وَلَكِنَّهُ يُتَنَاوَلُ لِغَيْرِ اللهِ لَا عَلَى نِيَّةِ التَّقَوِّي بِهِ عَلَى عِبَادَةِ اللهِ أَوْ يَتَطَرَّقُ الْأَسْبَابُ الْمُسَهِّلَةُ لَهُ كَرَاهِيَّةً أَوْ مَعْصِيَّةً

“Keempat, wirainya orang-orang yang jujur, yaitu meninggalkan perkara mubah secara total, tidak dikhawatirkan terjerumus ke dalam perbuatan yang berbahaya, namun perbuatan tersebut dilakukan tidak karena Allah, bukan karena niat agar kuat menjalani ibadah kepada Allah atau baru datangnya penyebab-penyebab yang mempermudah ia melakukan kemakruhan atau kemaksiatan,” (Abu Said Muhammad bin Muhammad al-Khadimi, Bariqah Mahmudiyyah, juz.4, hal.252).

3. SEGERA BERTOBAT.

Tidak ada manusia yang bersih dari kesalahan dan dosa. Kesalahan adalah hal yang wajar bagi manusia. Yang bermasalah adalah membiarkan diri berlarut-larut dalam perbuatan dosa. Kematian yang tidak dapat diprediksi kapan datangnya, menuntut seorang manusia agar segera bertobat setiap kali melakukan dosa, untuk menghindari akhir yang buruk dalam perjalanan hidupnya (su’ul khatimah). Agama menekankan untuk senantiasa memperbarui tobat dari segala perbuatan maksiat.

Syekh Ahmad al-Dardiri berkata:

وَجَدِّدِ التَّوْبَةَ لِلْأَوْزَارِ * لَا تَيْأَسَنْ عَنْ رَحْمَةِ الْغَفَّارِ

“Perbaruilah tobat karena beberapa dosa. Janganlah merasa putus asa dari rahmat Allah yang maha pengampun,” (Syekh Ahmad al-Dardiri, Manzhumah al-Kharidah al-Bahiyyah).

Bertobat ada kalanya dari dosa yang berhubungan dengan Allah Swt, ada kalanya berhubungan dengan hak orang lain.

Syarat yang harus dipenuhi ketika bertobat dari dosa yang berhubungan dengan Allah Swt ada empat, yaitu menyesal, melepaskan diri dari dosa yang diperbuat, bertekad untuk tidak mengulanginya dan beristighfar. Apabila dosa yang dilakukan berupa meninggalkan ibadah fardhu, maka wajib untuk mengqadhanya.

Sedangkan bila berhubungan dengan hak orang lain, maka wajib mengembalikan kepada pemiliknya atau meminta kerelaannya, bila pemiliknya sudah wafat, dilakukan kepada ahli warisnya. Hal ini bila berkaitan dengan materi, seperti hutang atau harta curian. Bila berkaitan dengan non materi, seperti menganiaya, menggunjing, mengadu domba dan lain-lain, maka wajib meminta kehalalan pihak yang dizalimi.

Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani menegaskan:

تَجِبُ التَّوْبَةُ مِنَ الذُّنُوْبِ فَوْرًا عَلَى كُلِّ مُكَلَّفٍ وَهِيَ النَّدْمُ وَالْإِقْلَاعُ وَالْعَزْمُ عَلَى أَنْ لَا يَعُوْدَ إِلَيْهَا وَالْاِسْتِغْفَارُ وَإِنْ كَانَ الذَّنْبُ تَرْكَ فَرْضٍ قَضَاهُ أَوْ تَبِعَةً لِآدَمِيٍّ قَضَاهُ أَوِ اسْتَرْضَاهُ.

“Wajib bagi setiap Mukallaf segera bertobat dari dosa, yaitu dengan menyesal, melepaskan diri dari dosa, bertekad untuk tidak mengulanginya dan beristighfar. Bila dosanya berupa meninggalkan ibadah fardlu, maka wajib mengqadlainya, bila berupa hak adami, maka wajib menunaikannya atau meminta kerelaannya,” (Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani, Syarh Sullam al-Taufiq, Maktabah al-Salam, hal.113).

Syekh Sayyid Muhammad Abdullah al-Jordani berkata:

وَيَتَأَكَّدُ الْاِسْتِعْدَادُ لِلْمَوْتِ أَيِ التَّأَهُّبِ لِلِقَائِهِ بِفِعْلِ الْأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ وَاجْتِنَابِ الْأَعْمَالِ الْقَبِيْحَةِ وَالْمُبَادَرَةِ إِلَى التَّوْبَةِ الْمُتُوَفِّرَةِ لِلشُّرُوْطِ وَهِيَ الْإِقْلَاعُ عَنِ الذَّنْبِ وَالنَّدْمُ عَلَيْهِ وَالتَّصْمِيْمُ عَلَى عَدَمِ الْعَوْدِ إِلَيْهِ وَرَدُّ الْمَظَالِمِ إِلَى أَهْلِهَا وَقَضَاءُ نَحْوِ الصَّلَاةِ وَالصَّوْمِ وَاسْتِحْلَالٌ مِنْ نَحْوِ غِيْبَةٍ وَقَذْفٍ.

“Sangat dianjurkan mempersiapkan diri menghadapi kematian dengan mengerjakan amal-amal saleh dan menjauhi perbuatan-perbuatan yang tercela, bersegera bertobat dengan memenuhi syarat-syaratnya yaitu melepaskan diri dari dosa, menyesal atas dosa yang dilakukan dan bertekad untuk tidak mengulangi serta mengembalikan kezaliman yang dilakukan kepada orang yang berhak, mengqadha semisal shalat dan puasa, serta meminta halal dari perbuatan semacam menggunjing dan menuduh zina.
(Syekh al-Sayyid Muhammad Abdullah al-Jordani, Fath al-‘Allam bi Syarh Mursyid al-Anam, Juz.3, hal.206, Dar al-Salam).

Demikian penjelasan mengenai tiga tips menghadapi kematian, semoga bermanfaat dan kita semua senantiasa dalam bimbingan hidayah dan taufiq-NYA.

Semoga Bermanfaat 🙏🙏🙏

Want your public figure to be the top-listed Public Figure in Bandung?
Click here to claim your Sponsored Listing.

Videos (show all)

Silahkan di simak

Category

Telephone

Address


Bandung

Other Writers in Bandung (show all)
Stonepaper Stonepaper
Bandung

Nepi Modar Moal Ingkar

Indra Maulana Yusup Kusumah Indra Maulana Yusup Kusumah
Jalan Cihampelas 186 Kav 18
Bandung

Pria Kelahiran Bandung ,24 November 1984 , menyelesaikan pendidikan diTK Kusumah - nataendah bandung

𝐈𝐒𝐋𝐀𝐌𝐈𝐂𝐓𝐇𝐄𝐓𝐈𝐂 𝐈𝐒𝐋𝐀𝐌𝐈𝐂𝐓𝐇𝐄𝐓𝐈𝐂
Bandung

☁️🪐˖ 𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐑𝐞𝐦𝐚𝐢𝐧 𝐍𝐮𝐦𝐛𝐞𝐫 𝐎𝐧𝐞 𝐈𝐧 𝐌𝐲 𝐋𝐢𝐟𝐞

MediaXenos MediaXenos
Ciumbuleuit
Bandung, 40142

Berita dan Informasi

Kata Kata Bijak & Motivasi Kata Kata Bijak & Motivasi
Bandung

Kata-kata afirmasi positif untuk kesehatan jasmani dan mental. Update setiap hari pukul 15.00 WIB

Syaiful Karim Syaiful Karim
Bandung

Mengenal Diri Sejati, Meningkatkan Kesadaran, Menjadi Sumber Keindahan, Cinta dan Sukacita untuk HAR

Hasna Shappire Health and Beauty Hasna Shappire Health and Beauty
Jalan Ahmad Yani
Bandung

Nana Aluna Top1toto Nana Aluna Top1toto
Bandung

.·:*¨ ✘♚✘ 𝙎𝙄𝙏𝙐𝙎 𝘼𝙈𝘼𝙉 𝘿𝘼𝙉 𝙏𝙀𝙍𝙋𝙀𝙍𝘾𝘼𝙔𝘼, 𝙋𝘼𝙎𝙏𝙄 𝘽𝘼𝙔𝘼𝙍 , 𝐓𝐎𝐏𝟏𝐓𝐎𝐓𝐎

Catatan dan Puisi Adrian Catatan dan Puisi Adrian
Bandung

Nikmatilah beberapa tulisan yang tak pernah terungkap oleh ucap

Curahan dalam HATI Curahan dalam HATI
Bandung

Hanya dengan cara berbicara bisa mendapat solusi hidup dan selalu untuk intropeksi.

kokom.hidayat kokom.hidayat
Bandung

pengalaman, guru yang paling berharga

Tan Eduka Tan Eduka
Bandung

Saya menyukai bidang kepenulisan dan gemar membaca buku. Selain itu, saya juga menerima jasa menjadi penulis lepas / content writer, backlink untuk blog, website, ataupun situs la...