After School

After School

You may also like

PINTA Sarawak
PINTA Sarawak

After School merupakan lembaga kursus pendidikan untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris untuk tingkat SD, SMP, dan SMA.

After School menerapkan metode multiple intelligence learning, power teaching method dan juga sistem buffett.

Cara Jitu Menumbuhkan Semangat Belajar Pada Anak 05/08/2014

Cara Jitu Menumbuhkan Semangat Belajar Pada Anak

Nah, ini adalah tema yang sering ditunggu-tunggu oleh orangtua dan juga sering banyak dikeluhkan orangtua. “Kenapa anak saya ngga senang belajar, maen aja seharian”, keluh seorang Ibu yang hadir diseminar saya. Para pembaca, percayakah Anda bahwa kehidupan sejati kita manusia adalah seorang pembelajar? Tapi kita sering memberikan perlakuan yang tidak menyenangkan saat anak belajar (secara tidak sadar) bahkan dulu kita pun mungkin diberikan stimulasi yang salah sehingga belajar itu tidak menyenangkan.

Misalnya, saat anak kita bayi dan berumur 1 tahun. Dia ingin memas**an semua barang yang dapat ia pegang ke dalam mulutnya, benar? Nah yang kebanyakan orang lakukan saat itu adalah berkata “eh… itu kotor, ngga boleh” sambil menarik barang tersebut. Sebenarnya ini adalah perilaku dasar pada saat seorang anak belajar. Kemudian saat dia mulai bisa berjalan, mulai ingin tahu lebih banyak tentang lingkungan sekitar, semakin banyak larangan yang dikeluarkan oleh orangtua ataupun pengasuh. Mungkin karena lelah menjaga anak seharian, sehingga banyak larangan yang dikeluarkan. Padahal ini adalah keinginan mereka untuk tahu (belajar) lebih banyak, mengisi database di otaknya yang masih kosong dan perlu diisi.

Saat mulai bisa berbicara, bertanya ini dan itu. “Ini apa? Kenapa?” Jawaban yang diterima “lha tadi sudah tanya, tanya lagi dasar cerewet” mungkin saat itu pengasuh dan orangtua sedang lelah juga saat menjaganya sehingga malas dan capek untuk memberikan penjelasan dan ini adalah proses belajar seorang anak. Ada barang baru dirumah dan anak ingin memegangnya atau mengetahui lebih dekat, maka kita orangtua dan pengasuhnya menjauhkan barang tersebut darinya, dengan dalih nanti rusak karena barang mahal.

Dari sepenggal contoh diatas dimana ini adalah pengalaman nyata dari saya dan beberapa klien, siapakah yang membuat anak menjadi malas belajar?



Berikutnya ada seorang anak berusia 8 tahun, sebut saja Aji. Orangtuanya sangat mengeluhkan, bahwa anaknya tidak s**a belajar dan sudah mendapat peringatan dari gurunya jika tidak ada perubahan sikap maka kemungkinan besar Aji tidak naik kelas. Saat bertemu, saya yakin Aji adalah anak yang luar biasa. Sesaat saya bertanya tentang hobi dan kes**aannya saat bermain, dengan cepat saya mengetahui anak ini luar biasa. Sebab setelah saya Tanya tentang hobinya ternyata sepak bola, dan tim kegemarannya adalah Arsenal (Liga Inggris). Dan Aji, hafal seluruh pemain inti dan cadangan Arsenal, berikut pelatih dan asistennya serta nomor punggung pemain, tanggal ulang tahun pemain serta daftar pencetak goal dan assist (pemberi umpan) dan point klasemen liga dan urutannya. Gila, luar biasa! (dalam hati saya) Ngga ada yang salah sama hardware (otaknya), tapi masalahnya sama Software.

Satu orang anak yang sama, otaknya kalau dibuat belajar pelajaran disekolah tidak berfungsi (berhitung, menghafal) tetapi hafal seluruh pemain Arsenal. Apa anak ini bodoh? Tentunya Anda sepaham dengan saya, jawabanya adalah tidak. Anak ini pandai luar biasa. Hanya saja salah perlakuan sehingga ia malas dan tidak s**a belajar.

Lalu apa yang saya lakukan untuk mengubah agar software menjadi baik dan membuat anak ini agar mudah belajar? Yang saya perbaiki orangtuanya dahulu, sebab untuk anak seusia Aji, jika terdapat masalah dalam hidupnya berarti orangtua yang akan membantu untuk mengatasi masalah anak tersebut. Saya mengajarkan bagaimana berkomunikasi dengan anak dan sifat dari pikiran anak, serta pentingnya menomor satukan cinta dalam mendidik anak, yang semuanya akan sangat panjang jika saya jelaskan disini.

Berikutnya adalah tips bagaimana agar, anak kita menjadi rajin dan mudah sekali belajar dan sekolah.

1. Saat pulang sekolah tanyakan “hai sayang, apa yang menyenangkan hari ini disekolah?” Otomatis otak anak akan mencari hal-hal yang menyenangkan disekolah dan ini secara tidak langsung akan memberitahu sang anak bahwa sekolah adalah tempat yang menyenangkan.

2. Saat anak tidur (Hypnosleep), katakan “makin hari, belajar makin menyenangkan”, “sama halnya dengan bermain, belajar juga sangat menyenangkan”, “mudah sekali bagimu untuk belajar (berhitung, menghafal dll)”.

3. Jelaskan manfaat dari pelajaran yang sedang dipelajari (sesuai dengan minat anak tersebut) misal: dengan mempelajari perkalian, maka saat liburan naik kelas nanti nanti kamu bisa menghitung berapa harga barang yang akan kamu beli di Singapore dan kamu bisa membandingkannya dengan harga di Indonesia. Jika kamu menguasai conversation dalam bahasa inggris maka kamu akan sangat mudah berkomunikasi dengan pelatih sepak bolamu yang dari Thailand.

4. Mintalah guru les pelajarannya (jika ada), sering-sering mengatakan bahwa anak kita adalah anak yang hebat dan luar biasa. Pujian yang tulus dan memompa semangatnya jauh lebih penting dari pada mengajarkan tehnik-tehnik berhitung dan menghafal yang cepat. Mintalah bantuan orang-orang sekitar termasuk guru untuk meningkatkan harga diri anak kita.

5. Jika anak kita masih kecil dan masih s**a dibacakan dongeng, bacakan dongeng dengan posisi memangku dia (dengan posisi yang nyaman, serta memudahkan kita orangtua untuk memberikan ciuman kasih sayang atau pelukan sayang) tujuannya agar anak mengkaitkan membaca buku dengan rasa cinta dari orangtua dan buku adalah hal yang sangat menyenangkan.

6. Gunakan surat rahasia dari orangtua kepada anak, kita bisa berkata “nak, Ibu telah meletakan surat rahasia buat kamu. Cuma kamu dan ibu yang tahu isinya. Ibu letakan dibawah bantal tidurmu, bacalah setelah makan ya”. Isinya bisa berupa kata-kata yang menyemangati anak dalam kegiatan belajar dan sekolahnya.

Sumber: http://www.pendidikankarakter.com/cara-jitu-menumbuhkan-semangat-belajar-pada-anak/

Cara Jitu Menumbuhkan Semangat Belajar Pada Anak Nah, ini adalah tema yang sering ditunggu-tunggu oleh orangtua dan juga sering banyak dikeluhkan orangtua. "Kenapa anak saya ngga senang belajar, maen

Pentingkah Masa Orientasi (Ospek) Bagi Pembentukan Karakter? 05/08/2014

Pentingkah Masa Orientasi (Ospek) Bagi Pembentukan Karakter?

Ospek (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus), lagi menjadi perbincangan. Seru dan heboh, setiap tahun belakangan ini memakan korban. Kesannya di Indonesia Ospek kurang baik. Cenderung salah tempat, kenapa ditempat yang berpendidikan diawali dengan sesuatu yang tidak berpendidikan bahkan tidak ada kaitannya. Apa ide baik dari ospek? Katanya pembentukan karakter (dari beberapa sumber yang kami baca), pembentukan karakter dibentuk dari kegiatan fisik yang berat dan melelahkan bahkan tidak diberi minum pada saat sangat membutuhkan, dibentak dan “siksaan ragawi”. Apakah hal ini dapat menimbulkan sakit hati dan ingin balas dendam atau malah merusak harga diri? Bahkan trauma sekolah?

Pembentukan Karakter yang terbentuk adalah karakter Dendam, Marah, Karakter Rendah Diri (harga diri rendah), Karakter Mudah Cemas dan Pesimis (penakut). Jika ada yang terbentuk keberaniannya hanyalah 10% dari populasi, itu pun paling banyak dan beraninya didasari sakit hati atau hal yang tidak sehat, bukan berani yang kesatria, bukankah banyak yang lebih berani mati daripada berani jujur? Banyangkan jika anda ditaruh dikandang singa, apa perasaan anda? Takut. Tetapi tidak semua orang takut, ada beberapa kaum minoritas yang mungkin hanya sedikit orang yang bisa lepas dari ketakutan dan mengambil langkah cerdas mengatasi ketakutannya dan melangkah keluar dengan gesit dan berani. Bisa jadi orang ini jika ditelusuri dia banyak melewati rintangan hutan jika sekolah waktu smp, tetapi tidak semua anak mengalami hal yang sama bukan?

Ospek (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus) dari namanya saja dan kepanjangannya seharusnya tidak berubungan dan berujung pada sengsara. Ospek sebenarnya adalah sebuah masa orientasi, masa pengenalan. Pengenalan seseorang di lingkungan yang relatif baru. Seseorang yang masih bingung kanan dan kiri. Seseorang yang butuh orang lain yang telah lebih dulu paham dan mengerti dunia baru yang akan diamasuki itu seperti apa. Dengan konsep “fun and learning”, bukan tugas dengan membawa telur dengan kuning yang terbelah, atau ikan goreng berkepala kucing, atau roti berbahan tepung serta semen, membawa pakaian ala hula-hula, yang laki-laki jadi perempuan dan sebaliknya. Lalu ada yang komentar “ini kreativitas”, kreativitas dalam dunia pendidikan selalu membawa dampak perbaikan hidup, bukan pembodohan hidup.

Kita semua ingin sukses bukan? Apakah ada yang bercita-cita gagal dalam kehidupan ini? Kita sekolah, inginnya sukses dan berhasil di sekolah serta di kehidupan setelah sekolah. Kami akan bagikan sedikit penelitian dari Thomas J. Stanley. Sukses secara umum ukurannya hanya 3. Apa itu? Populer (terkenal), Produktif (menghasilkan dan menciptakan sesuatu) dan Materi (kekayaan). Penuhi salah satu maka anda bisa disebut sukses.

Pada tahun 1999, Thomas J. Stanley melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan materi (uang), hanya orang yang punya kekayaan $1 juta dollar (sekitar 12 miliar rupiah) yang dapat diteliti dan mengikuti penelitian yang diadakan oleh beliau. Penelitian ini diikuti sekitar 800 orang lebih, dan ditemukan faktor pembentuk sukses orang yang meiliki uang sebanyak $1 juta dollar. Ada 30 aspek, tetapi kita akan belajar dari 5 hal saja, kelima hal tersebut adalah:

Bersikap jujur kepada semua orang
Mempunyai disiplin yang baik
Pintar bergaul
Mempunyai pasangan hidup yang mendukung (dijelaskan lengkap di ebook “Etika Berjatuh Cinta”)
Bekerja lebih keras daripada orang lain

Ini adalah penjelasan yang mudah, jika anda mau generasi tercinta dibawah kita sukses maka tanamkan kelima hal tersebut. Tidak usah melenceng jauh, bukankah setiap sukses meninggalkan jejak. Tidak perlu mengatasnamakan atau demi “kreativitas” yang ujung-ujungnya hanya pelecehan semata dan merusak harga diri peserta didik. Jika ingin membuat permainan, buatlah permainan yang sehat dan didasarkan pada fondasi suskses yang telah teruji.

Kelak setelah menyelesaikan kehidupan pendidikan mereka di bangku sekolah dan kuliah, mereka akan hidup di satu masa yang berbeda sama sekali dengan dunia mereka sebelumnya, dan mereka umumnya masih harus belajar dan beradaptasi dengan waktu yang cukup panjang, pikirkan itu. Persiapkan mereka setelah mereka selesai di kehidupan pendidikan mereka akan masuk di dunia yang mungkin tidak ada pengenalan seperti di sekolah yang ada masa orientasinya. Adalah baik jika pendidikan menyiapkan itu secara serius dan nyata, walau kita tahu slogan-slogan pendidikan adalah mempersiapkan generasi yang siap di jamannya. Kenyataanya di pertengahan Desember 2013 kami mendapat berita di headline salah satu surat kabar terkenal, bahwa terdapat pengangguran lebih dari 10.000 (yang terdidik) di satu propinsi dimana di propinsi tersebut ada lebih dari 1200 perusahaan. Alasannya adalah karena potensi dan kulaitasnya tidak siap, mengenaskan bukan?

Ada baiknya kita berkaca dari fakta nyata ini, gunakan masa orientasi dan ospek dengan benar, membangun sesuatu yang bermanfaat kelak. Tunjukan bagaimana belajar tentang jujur, disiplin, bersosialisasi dan komitmen terhadap tugas dalam sikap nyata mereka, bukan hanya teori. Mereka perlu merasakan dan melakukan itu. Nah dalam porsi ini gunakan kreativitaskita sebagai pendidik untuk memunculkan perilaku tersebut, inilah kreativitas yang membangun dan memperdayakan peserta didik.

Seandainya rumusan sederhana ini diterapkan di setiap institusi pendidikan di Indonesia, maka generasi kelak yang akan menduduki Indonesia adalah generasi yang berkelimpahan dan generasi yang masyur di mata dunia. Apakah anda memiliki ide yang baik buat mereka yang tercinta? Mulailah dari sekitar, perlakukan setiap orang dengan baik dan itu akan baik bagi generasi mendatang.

Sumber: http://www.pendidikankarakter.com/pentingkah-masa-orientasi-ospek-bagi-pembentukan-karakter/

Pentingkah Masa Orientasi (Ospek) Bagi Pembentukan Karakter? Sebelum kita bahas bersama, mari satukan ide kita bersama. Apa itu? Ide kenapa kita hidup di dunia ini adalah untuk kebaikan dan cinta. Lakukan yang

05/08/2014

Tahun ajaran baru udah mulai, Yuk, tunggu apalagi daftarin diri kamu untuk les di After School. Masih ada promo loh! Untuk informasi lebih lanjut, silahkan datang langsung ke Komplek Ruko 9 Kav. 3D - Jl. K. H. Sholeh Iskandar RT. 03/05 Kel, Kedung Jaya, Kec. Tanah Sareal, Bogor atau hubungi 0251 755-7259. Kami tunggu kehadirannya :)

Timeline photos 04/08/2014

Pimpinan dan Segenap Karyawan After School mengucapkan Selamat Idul Fitri 1435H Mohon Maaf Lahir dan Batin

Bagaimana Mengatasi Kecanduan Game Pada Anak 27/06/2014

Bagaimana Mengatasi Kecanduan Game Pada Anak?

Coba, pernahkah kita bertanya secara spesifik kenapa anak dan remaja bahkan orang dewasa kecanduan game? Mungkin jawaban sederhananya adalah game itu mengasyikan dan seru-seru model permainannya. Sekilas jawabannya baik dan masuk akal. Tetapi yang berkembang belakangan ini game sudah lebih jauh dari sekedar seru dan asyik. Ada apa disana dan kenapa lebih asyik? Karena sekarang disana ada kehidupan dan dunianya sendiri, atau mudahnya ada “alamnya” sendiri.

Kita akan pelajari kenapa anak dan remaja begitu keranjingan sesuatu yang namanya game, dan apa dampak bahaya secara psikologis dan masa depan anak bangsa.

Banyak orangtua mengeluh dan sudah tidak berkutik jika anaknya sudah nyandu yang satu ini. Disatu sisi orangtua juga ada enaknya, pada saat anak mereka main game mereka memilki waktu untuk diri sendiri dan seakan bisa bebas dari tugas dan rutinitas terhadap konsekuensi mengurus tugas anak. Tetapi tahukah bahwa ternyata ada banyak “alam” yang berbahaya di alam game dan itu nikmat bagi anak.

Baiklah kita pahami apa yang terjadi di alam dunia game, di alam ini anda yang bukan siapa-siapa bisa menjadi siapa-siapa. Maksudnya jika anda di dunia nyata anda adalah orang yang biasa, anak yang sekolahnya bermasalah dan kehidupan di dunia nyata bermasalah, bisa berubah total jika anda memainkan peran di alam Game. Misal anak anda yang sekolahnya bermasalah dengan nilai dan sikapnya, bisa saja di alam gamenya dia adalah seorang jagoan yang banyak menolong orang dan kuat serta dihargai. Dan ini bertolak belakang dengan dunia nyatanya bukan? Bahkan di dalam alam game atau dunia gamenya dia adalah seorang raja yang dihormati dan memilii banyak sekali kekayaan dan semua perintah dan keinginannya dapat dituruti.

Anak merasa bukan siapa-siapa di dunia nyata, tetapi dia adalah “Raja” atau orang yang berkuasa di alam gamenya. Dan ini nikmat baginya karena penghargaan dan penerimaan benar-benar dirasakan di alam game tersebut. Sedangkan di dunia nyatanya, dia tidak dihargai dan berbagai label tentang anak yang negatif sudah menumpuk pada dirinya. Mereka yang seakan menjadi pecundang di dunia nyata dan anak yang di “sia-sia”, bisa menjadi juara sejati di alam yang berbeda. Mereka mendapatkan penghargaan dan diterima, di elu-elukan merasa dibutuhkan, diinginkan dan itu semua berbeda dengan dunia yang nyata dalam kehidupannya. Paham bukan? Kenapa anak dan remaja bisa kecanduan game?

Sebagai orangtua atau pemerhati tumbuh kembang anak ada baiknya kita memahami hal ini dan memberikan perlakuan yang berbeda kepada anak kita, terima dia apa adanya dan bantulah agar berprestasi dan buat dia menjadi anak yang luar biasa hebat dalam bidang yang dia s**ai. Jika kita tidak mengambil tanggung jawab kita, maka sudah ada yang bisa mengambil alih dan kita tahu itulah game dan berbagai media sejenis yang siap menjadi guru dan pengaruh dalam kehidupannya.

Coba perhatikan, didalam permainan game sekarang ini sudah sangat memperhatikan banyak sisi psiokologis manusia, jelaslah karena pasar mereka adalah manusia. Tetapi yang ingin kita bagikan disini adalah mereka jauh lebih bisa mengerti manusia dari pada manusia sendiri kepada sesama manusia. Contoh, jarang sekali atau bahkan tidak pernah ditemukan di dalam dunia game ada kecaman dan makian saat seorang anak gagal memainkannya, yang ada adalah kata “coba lagi, ingin melanjutkan, dan sejenisnya” bandingkan dalam keseharian seorang anak atau kita orang dewasa, salah baru sekali atau dua kali sudah di cap tidak bisa dan tidak becus. Dan label atau cap tersebut melekat di benak kita dan anak kita yang artinya selamanya, padahal yang kita butuhkan hanyalah latihan dan pembiasaan, karena kita belum tahu dan mengerti. Di game tidak ada aturan seperti itu, mereka jauh lebih mengerti dan sabar daripada kita sesama manusia.

Game juga mengatasi banyak hal dalam kehidupan, beberapa waktu lalu ada seorang rekan yang setiap hari kecanduan game karena kesepian dan sulit berkomunikasi dengan keluarganya. Dia akhirnya bermain game bertema peternakan yang “mengikatnya”, setiap hari Ipad nya akan mengeluarkan bunyi suara sapi, jika belum diberi makan, dan dia bisa mengangapnya nyata “kasian belum makan sapi-sapiku” dan ada jam-jam tertentu dimana dia harus konsentrasi dengan gamenya tanpa boleh diganggu. Seakan-akan hidupnya seperti seorang profesional yang sibuk namun, hanya memberi makan sapi di gamenya, diceritakan sendiri kesehariannya dan kekonyolannya dengan terbahak-bahak.

Ada 5 tips yang akan kami bagikan dan bisa anda praktekkan dalam keseharian anda dan anak anda.
1. Sediakan waktu dan kebersamaan dengan anak lebih banyak, menemani anak di rumah. Jika Anda sangat sibuk, aturlah sedemikian rupa. Anggap saja anak anda sedang “sakit” dan perlu ditemani.
2. Mengembangkan cara berkomunikasi yang lebih enak dan nyambung dengan anak.
3. Berusaha memahami kebutuhan anak, termasuk bahasa anak. Menyelami game-game yang dimainkan supaya bisa menjadi pintu masuk anda bicara dengan anak.
4. Rencanakan waktu untuk makan bersama dan rekreasi bersama. Saat ngobrol dengan remaja yang enak adalah saat situasi mereka juga enak, saat makan dan santai.
5. Jangan bicara apalagi dengan marah-marah kepada anak saat mereka sedang main game. Hal itu justru membuat mereka bertambah terluka. Berusaha bicara dengan menatap anak dengan kasih sayang.

Sumber: http://www.pendidikankarakter.com/bagaimana-mengatasi-kecanduan-game-pada-anak/

Bagaimana Mengatasi Kecanduan Game Pada Anak Coba, pernahkah kita bertanya secara spesifik kenapa anak dan remaja bahkan orang dewasa kecanduan game? Mungkin jawaban sederhananya adalah game itu

27/06/2014

Belajar Pendidikan Karakter Dari Sepak Bola

Pendidikan karakter itu bukanlah sesuatu yang muluk-muluk atau sulit. Pendidikan karakter sebenarnya sudah ada dimana-mana. Sudah ada dikeluarga, di lingkungan sosial, sekolah, tempat hiburan dan lainnya. Tapi kali ini kita akan belajar sesuatu inti yang penting tentang pendidikan karakter dari sepak bola.

Ya, kenapa sepak bola karena kondisi atau contoh ini akan sangat mudah di analogikan (disamakan) dengan kondisi dan bagaimana mendidik karakter di dalam sekolah dan rumah. Pada dasarnya pendidikan karakter adalah memberikan aturan main dalam kehidupan dan lingkungan sosial disertai dengan konsekuensi yang berlaku didalamnya. Lalu hubungan dengan sepak bola? Mudah, dalam sepak bola sudah berlaku aturan yang sangat baku dan jelas. Ada aturan main dan konsekuensi. Jika melanggar ada kartu kuning (peringatan), kartu merah (keluar dari permainan), free kick, penalty, corner kick, bahkan denda uang bagi pemain dan team. Bahkan yang lebih “sadis” lagi jika team tersebut harus turun kasta ke liga yang lebih rendah lagi.

Sebagai pecinta sepak bola, saya sangat senang dan berulang kali menggunakan contoh ini kepada guru dan orang tua yang ingin tahu tentang bagaimana mendidik karakter anak dengan menggunakan contoh ini. Seorang anak perlu mengembangkan pemahaman yang benar tentang bagaimana dunia ini bekerja, mempelajari “aturan main” segala aspek yang ada di dunia ini dan “hidup” didunia ini. Nah, masalahnya anak pada saat lahir dia tidak memiliki “konsep sosial” didalam kepalanya, oleh karena itu anak perlu tahu bagaimana aturan – aturan yang ada didalam dunia ini. Inilah Pendidikan Karakter, mudah kan?

Supaya tidak kena kartu kuning, jangan melanggar. Jika melanggar lagi ya kartu merah. Sehingga banyak dari pemain sepak bola jika kesal terhadap team lawan selalu berusaha menjaga sikap dengan berusaha menghormati wasit dan tetap mengeluarkan uneg-uneg nya. Ya inilah dunia manusia, terkadang ada yang sesuai dan tidak tetapi diperlukan aturan untuk membuat semuanya teratur.

Dalam permainan sepak bola pemain inti dalam sebuah pertandingan adalah wasit. Bayangkan jika bermain tidak ada wasit maka kemungkinan besar bukan pertandingan sepak bola lagi yang kita lihat. Tetapi UFC (Ultimate Fighting Championship) di lapangan sepak bola, alias tarung bebas dilapangan sepak bola. Sama dalam dunia pendidikan di sekolah perlau ada figure yang berperan seperti wasit dalam pertandingan sepak bola yang menjadi “penjaga” aturan di sekolah. Dan seringkali hal inilah yang menjadi kelemahan, wasit di sekolahnya tidak berfungsi dengan baik. Sama halnya dirumah, orang tua kurang dapat menjadi wasit dengan baik. Sehingga pendidikan karakter kurang dapat berjalan dengan maksimal.

Perlu kita ketahui semua, pendidikan karakter bukan semata-mata memberikan pengetahuan semata tetapi menetapkan aturan dan konsekuensi dilingkungan sekolah dan dirumah. Dalam peraturan sekolah misal: anak tidak bawa buku pelajaran maka konsekuensinya mendapatkan tugas tambahan. Ini harus jelas dan konsisten, serta dikomunikasikan kepada semua pihak termasuk orang tua.

Jika kita melanggar aturan lalu lintas maka jelas kita kena tilang, dan kita bisa pilih mau slip merah atau biru. Merah bayar di tempat, jika biru kita bayar di tempat yang ditunjuk untuk mengurusi tilang (Bank BRI). Dan ini konsisten dan semua masyarakat Indonesia yang menggunakan kendaran bermotor sudah tahu. Inilah dasar dari pendidikan karakter. Ada aturan yang jelas dan konsekuensi.

Berikutnya, memang sebaiknya seorang yang bertanggung jawab dibidang pendidikan karakter adalah seorang yang memiliki minat, dalam dunia “kemanusian” tidak mesti psikolog. Kenapa sebab ini berkaitan dengan menata aturan dan konsekuensi bagi anak didik. Tentunya aturan ini harus ditata berdasarkan jenjang dan usia dan skala pelanggaran. Misal: hukuman anak yang mencuri atau merusak dengan sengaja property sekolah tentunya akan berbeda dengan anak yang lupa membawa alat tulis, atau tidak membawa catatan.

Nah, yang terpenting bagi kita semua bahwa pendidikan karakter bukanlah sesuatu yang rumit. Ini sangat mudah dan ada banyak sekali contohnya disekitar kita, tinggal kita mau apa tidak. Perlu upaya untuk menerapkan ini, kita perlu mengetahui dan belajar tentang seluk beluk manusia dan bagaimana mengatasinya. Sebab manusia saat dilahirkan tidak disertai manual book-nya, lain seperti Black Berry yang kita beli dan sudah disertakan manual book-nya dan ada petunjuk bagaimana menggunakannya.

Sumber: http://www.pendidikankarakter.com/bagaimana-belajar-pendidikan-karakter-dari-sepak-bola/

18 Nilai dalam Pendidikan Karakter Bangsa | Rumah Inspirasi 02/05/2014

18 Nilai dalam Pendidikan Karakter Bangsa

Ada 18 nilai-nilai dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa yang dibuat oleh Diknas. Mulai tahun ajaran 2011, seluruh tingkat pendidikan di Indonesia harus menyisipkan pendidikan berkarakter tersebut dalam proses pendidikannya.

18 nilai-nilai dalam pendidikan karakter menurut Diknas adalah:

1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

5. Kerja Keras
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

9. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

10. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

11. Cinta Tanah Air
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

12. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

13. Bersahabat/Komunikatif
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

14. Cinta Damai
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

15. Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

16. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

17. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

18. Tanggung Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Sumber: Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa, oleh Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, 2010, http://rumahinspirasi.com/18-nilai-dalam-pendidikan-karakter-bangsa/

18 Nilai dalam Pendidikan Karakter Bangsa | Rumah Inspirasi Ada 18 nilai-nilai dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa yang dibuat oleh Diknas. Mulai tahun ajaran 2011, seluruh tingkat pendidikan

Want your school to be the top-listed School/college in Bogor?
Click here to claim your Sponsored Listing.

Telephone

Address


Jalan K H Sholeh Iskandar
Bogor
16164

Other Specialty Schools in Bogor (show all)
SLB Mentari Kita Kota Bogor SLB Mentari Kita Kota Bogor
Jalan Janaka 3 No. 25 Perumahan Indraprasta 2 Kel. Tegal Gundil Kec. Bogor Utara Kota Bogor
Bogor, 16152

SLB Mentari Kita menyelenggarakan pendidikan khusus bagi anak berkebutuhan khusus di wilayah Kota Bogor dan sekitarnya SLB Mentari Kita berdiri sejak tanggal 1 Maret 2007

HEC Academy HEC Academy
Bogor Icon Central Office Lt. 2, Tanah Sareal
Bogor, 16168

Halaman resmi HEC Academy - sekolah vokasi khusus dibidang hospitality yang bisa buat kamu bekerja dengan pendidikan singkat hanya 3 bulan dan OJT 6 bulan.

Hafidz Junior Bogor Hafidz Junior Bogor
Taman Yasmin Jalan Cemara 1 No 17
Bogor

Program tahfidz dan tahsin Anak Usia Dini

SLB Negeri Bogor SLB Negeri Bogor
Bogor, 16913

Rumah Belajar Rumah Belajar
Jalan Paus No. 61, Loji
Bogor, 16117

Rumah Belajar adalah sebuah lembaga kursus yang berfokus pada pendidikan dan pengajaran seni dan sastra. Pertama di Bogor--bahkan mungkin di Indonesia.

LIA BOGOR JALAN BARU LIA BOGOR JALAN BARU
Jalan KH. Sholeh Iskandar
Bogor, 16164

Telah 58 tahun setia melayani pelanggan dan memiliki 70 gerai yang tersebar di 18 Propinsi

Rochi Herbacare Rochi Herbacare
Taman Pagelaran Jalan Nilem Blok DD5 No. 1-2 Ciomas
Bogor, 16611

Menjual produk herbal retail dan grosir. Klinik Herbal Untuk Konsultasi Seputar Kesehatan Dengan Kon

Barnet Komputer Kursus Komputer Cibinong Barnet Komputer Kursus Komputer Cibinong
Karadenan
Bogor, 16913

HUB. Telp. 021-87911339 -hp--08777--0643--219 KURSUS KOMPUTER OFFICE MS WORD & EXCEL BIAYA Rp.900