Puri Ageng Pemayun Kesiman
Puri Ageng Pemayun Kesiman adalah salah satu Puri di Bali yang terletak di Kota Denpasar.
Suasana Banjar Kedaton Kesiman, Pura Agung Petilan, dan Puri Pemayun Kesiman pada masa lalu.
-----------------------------------------------------------------
Dudonan Karya Angasti Puja Atma Wedana Maligia Punggel ring Puri Ageng Pemayun Kesiman.
-----------------------------------------------------------------
Ida Ratu Pemayun Cakraningrat adalah gelar dari pendiri Puri Ageng Pemayun Kesiman, Kyai Agung Ngurah Pemayun. Nama tersebut adalah nama yang diberikan setelah prosesi Maligia atau penyucian beliau sebagai Ida Bhatara Raja Dewata. Ida Ratu Pemayun berstana di dua tempat, yakni di Merajan Puri Agung Kesiman dan di Merajan Suci Puri Pemayun.
Gelar tersebut memiliki sebuah makna, dimana Pemayun selain merupakan nama asli beliau, juga dapat diartikan sebagai Pemahayu yang berarti mensejahterakan. Kemudian Cakraningrat yang jika diuraikan memiliki dua kata, yaitu cakra dan ningrat. Cakra adalah sebuah senjata berputar yang memiliki bentuk menyerupai roda, dalam konteks kebangsawanan dan kekuasaan, cakra sering melambangkan kekuasaan atau pengaruh yang luas, karena cakra dianggap sebagai simbol kekuasaan yang terus berputar dan meliputi segala sesuatu.
Sedangkan kata Ningrat berasal dari akar kata "rat", yang berarti "dunia" atau "alam semesta," dan "ing," yang merupakan partikel yang menunjukkan kepemilikan atau yang termasuk di dalamnya. "Ningrat" secara harfiah berarti "yang dari dunia" atau "yang termasuk dalam dunia bangsawan", dengan konotasi kebangsawanan atau status tinggi. Jadi, Ratu Pemayun Cakraningrat memiliki makna yaitu seorang raja yang bertanggung jawab dalam mengatur dan mensejahterakan rakyatnya.
-----------------------------------------------------------------
Awal mula berdirinya Merajan Gede dan Merajan Suci di Puri Ageng Pemayun Kesiman.
Diceritakan bahwa setelah berdirinya Puri Agung Kesiman pada sekitar awal abad ke-19 (sekitar tahun 1800-an), yang disertai dengan dibongkar dan dipindahkannya pamerajan Puri Pemayun Kesiman, sebagian masyarakat kemudian memohon kepada I Gusti Alit Ngurah, salah satu putra Puri Pemayun Kesiman yang sempat menetap di Penatih, untuk berkenan kembali ke Puri, mengingat Puri Pemayun Kesiman perlu dibangun kembali. I Gusti Alit Ngurah berkenan untuk kembali dan membangun Purinya tersebut yang kini menghadap ke selatan.
Setelah selesai membangun kembali Puri Pemayun Kesiman, beliau kemudian mendirikan sebuah pamerajan baru yang diberi nama Merajan Gede, dimana yang melinggih adalah Ida Ratu Made Agung dan Ida Ratu Pemayun Putra beserta para leluhur-leluhur Puri yang lainnya.
Diceritakan kemudian, keluarga Puri Agung Kesiman sering mengalami permasalahan dan hambatan yang seharusnya tidak bisa terjadi. Atas petunjuk dari patapakan mangku di merajan Puri Agung Kesiman, maka diadakan perundingan di antara para penglingsir kedua puri tersebut di atas. Dari perundingan tersebut dibuatlah kesepakatan agar merajan yang tadinya telah dipindahkan ke Puri Agung Kesiman dibangun kembali di Puri Ageng Pemayun Kesiman sebagaimana mestinya. Merajan itulah yang kemudian disebut dengan Merajan Suci.
Yang melinggih (berstana) di Merajan Suci adalah Ida Ratu Pemayun Cakraningrat (Kyai Agung Ngurah Pemayun), pendiri dari Puri Ageng Pemayun Kesiman.
(disarikan dari berbagai sumber)
-----------------------------------------------------------------
Potret bangunan Pamerajan Suci Puri Ageng Pemayun Kesiman pada sekitar tahun 1990-an, sebelum dilakukan perubahan bentuk bangunan dan pelinggih seperti yang sekarang.
Pamerajan Suci merupakan salah satu komplek merajan yang berada di Puri Ageng Pemayun Kesiman dan merupakan tempat berstananya Ida Ratu Pemayun Cakraningrat (Kyai Agung Ngurah Pemayun), pendiri dari Puri Ageng Pemayun Kesiman. Awal mula berdirinya Pamerajan Suci ini adalah sebagai berikut :
Dikisahkan bahwa seiring berjalannya waktu setelah dibangunnya Puri Agung Kesiman pada tahun 1800-an yang disertai dengan pemindahan Pamerajan Puri Pemayun Kesiman, keluarga puri yang satu ini sering mengalami permasalahan dan hambatan yang seharusnya tidak bisa terjadi. Atas petunjuk dari patapakan Mangku di Pamerajan Puri Agung Kesiman, maka diadakan perundingan di antara para penglingsir kedua puri tersebut di atas. Dari perundingan tersebut dibuatlah kesepakatan agar pamerajan yang tadinya telah dipindahkan ke Puri Agung Kesiman dibangun kembali di Puri Ageng Pemayun Kesiman sebagaimana mestinya. Pamerajan itu kemudian disebut dengan Pamerajan Suci. Dengan demikian, di Puri Ageng Pemayun Kesiman terdapat dua Pamerajan Utama yaitu Pamerajan Suci dan Pamerajan Agung.
Sumber : Darmanuraga, A. A. Ngurah Putra. 2011. "Perjalanan Arya Damar dan Arya Kenceng di Bali". Denpasar: Tim Sejarah Yayasan Kerti Budaya.
-----------------------------------------------------------------
Ida Nararya Oka Pemayun (atau yang bernama asli Ir. I Gusti Bagus Oka, MT.) adalah penglingsir di Puri Ageng Pemayun Kesiman. Beliau lahir pada tanggal 30 September 1945 dari pasangan I Gusti Ketut Gede Ngurah dan Gusti Ayu Ari dari Bangli. Ia menikah dengan seorang perempuan asal Jero Peguyangan bernama I Gusti Ayu Wiryani dan dikaruniai 3 orang putri dan 1 orang putra.
Sebelum menjadi seorang penglingsir, I Gusti Bagus Oka berprofesi sebagai seorang arsitek. Selama menjalani profesi tersebut, ia turut serta dalam merancang beberapa bangunan-bangunan Pura di Bali dan beberapa daerah di Indonesia, contohnya Pura Menjangan dan Pura Gunung Salak. Ia juga diketahui sempat ikut dalam perancangan dan pembangunan Pura Alas Purwo bersama dengan mantan Gubernur Bali saat itu, Dewa Made Beratha. Selain itu, ia dulunya juga merupakan seorang dosen Fakultas Teknik di Universitas Udayana.
I Gusti Bagus Oka resmi dinobatkan menjadi penglingsir puri melalui upacara ngemadegang penglingsir yang telah dilaksanakan pada tanggal 28 Februari 2011 lalu. Upacara ini dipuput oleh Ida Pedanda Gede dari Griya Gede Tegal Asah Sanur dan Ida Pedanda Buddha Sukawati di Pamerajan Agung Puri Ageng Pemayun Kesiman. Setelah prosesi ini dilaksanakan, ia resmi menyandang gelar "Ida Nararya Oka Pemayun". Beliau mengatakan bahwa upacara ini bukan untuk menonjolkan diri atau kelompok, melainkan sebagai bagian dari dresta di Kesiman yang perlu dilestarikan, namun tetap disesuaikan dengan kondisi zaman. Upacara ini untuk menjaga dan meningkatkan kebersamaan di kalangan semeton warih Ratu Pemayun dan masyarakat di Kesiman sehingga semuanya berjalan harmonis.
--------------------------------------------------------
Click here to claim your Sponsored Listing.
Videos (show all)
Category
Telephone
Address
Jalan WR Supratman No. 213-215, Kesiman, Kec. Denpasar Tim
Denpasar
80237
Jalan Mayor Wisnu
Denpasar, 80232
Museum Bali adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebudayaan Propinsi Bali yang mempunyai tu
Jalan Tukad Badung XVIII A No. 11 Denpasar
Denpasar
AMIDIS adalah air minum distilasi yang diproses melalui penyaringan Reverse Osmosis ( R.O ) dan melalui sistem penyulingan dengan suhu 110 Celcius, serta melalui sistem ozonisasi s...