Majelis Dzikrullah Arwahul Muqadazah Rosullulloh SAW, Surabaya Videos

Videos by Majelis Dzikrullah Arwahul Muqadazah Rosullulloh SAW in Surabaya. Majelis Dzikrullah adalah sebuah wadah untuk pengembangan agama Islam , dengan mengutamakan cinta damai dan mengasihi terhadap apapun dan siapapun makhluk nyata maupun tak nyata yang ke semua nya itu adalah ciptaan Allah SWT .

Wasilah bukanlah amal ibadah (shalat, puasa, zakat dll) seperti yang ditafsirkan secara syariat, karena seluruh amal ibadah hanyalah bentuk dari proses penyembahan terhadap Allah. Shalat, Puasa dan lain-lain hanya akan menjari ritual hampa, menjadi tradisi dan budaya saja kalau tidak mempunyai ruh dari ibadah itu sendiri. Ibadah mempunyai unsur zahiriah dan bathiniah dan keduanya harus ada agar ibadah diterima disisi Allah. Secara zahir anggota badan kita harus mengikuti aturan-aturan yang telah disampaikan Allah kepada Rasul-Nya tanpa melebihkan dan menguranginya. Aturan itu sudah menjadi standar sebagai contoh bentuk gerakan shalat, jumlah rakaat shalat, aturan-aturan puasa, itu semua sudah baku dan tidak bisa ditambah atau dikurangi. Disamping aturan aspek zahir, ibadah memiliki aspek bathin dan ini merupakan hal yang sangat pokok.

Fisik manusia harus diajarkan cara menyebut nama Allah begitu pula rohani manusia, harus diajarkan cara menyebut nama Allah. Di dunia ini sangat banyak orang yang bisa mengajarkan cara fisik manusia untuk menyebut nama Allah, dalam hal ini kita tidak kekurangan Guru, akan tetapi Guru yang bisa mengajarkan rohani kita untuk menyebut nama Allah itu sangat langka. Fisik manusia bisa diajarkan oleh Guru fisik, gerakan shalat, aturan puasa dan lain sebagainya, sementara rohani manusia harus diajarkan oleh rohani pula. Tidak mungkin rohani manusia diajarkan oleh Guru Jasmani, keduanya mempunyai unsur dan sifat yang berbeda. Rohani manusia diajarkan oleh rohani Rasulullah SAW yang telah berisi Kalimah Allah yang berasal dari sisi Allah. Unsur Kalimah Allah yang ada dalam diri Muhammad bin Abdullah inilah yang menyebabkan pangkat Beliau bisa menjadi Rasul. Nur Allah yang diberikan kepada Rasul dan orang-orang yang dikehendaki-Nya itulah yang kemudian disebut sebagai Wasilah.

Disinilah sebenarnya letak perbedaan antara pengamal tarekat/tasawuf dengan orang yang hanya memahami Islam secara syariat saja. Pengamal tarekat untuk bisa menapaki jal

Other Majelis Dzikrullah Arwahul Muqadazah Rosullulloh SAW videos

Wasilah bukanlah amal ibadah (shalat, puasa, zakat dll) seperti yang ditafsirkan secara syariat, karena seluruh amal ibadah hanyalah bentuk dari proses penyembahan terhadap Allah. Shalat, Puasa dan lain-lain hanya akan menjari ritual hampa, menjadi tradisi dan budaya saja kalau tidak mempunyai ruh dari ibadah itu sendiri. Ibadah mempunyai unsur zahiriah dan bathiniah dan keduanya harus ada agar ibadah diterima disisi Allah. Secara zahir anggota badan kita harus mengikuti aturan-aturan yang telah disampaikan Allah kepada Rasul-Nya tanpa melebihkan dan menguranginya. Aturan itu sudah menjadi standar sebagai contoh bentuk gerakan shalat, jumlah rakaat shalat, aturan-aturan puasa, itu semua sudah baku dan tidak bisa ditambah atau dikurangi. Disamping aturan aspek zahir, ibadah memiliki aspek bathin dan ini merupakan hal yang sangat pokok. Fisik manusia harus diajarkan cara menyebut nama Allah begitu pula rohani manusia, harus diajarkan cara menyebut nama Allah. Di dunia ini sangat banyak orang yang bisa mengajarkan cara fisik manusia untuk menyebut nama Allah, dalam hal ini kita tidak kekurangan Guru, akan tetapi Guru yang bisa mengajarkan rohani kita untuk menyebut nama Allah itu sangat langka. Fisik manusia bisa diajarkan oleh Guru fisik, gerakan shalat, aturan puasa dan lain sebagainya, sementara rohani manusia harus diajarkan oleh rohani pula. Tidak mungkin rohani manusia diajarkan oleh Guru Jasmani, keduanya mempunyai unsur dan sifat yang berbeda. Rohani manusia diajarkan oleh rohani Rasulullah SAW yang telah berisi Kalimah Allah yang berasal dari sisi Allah. Unsur Kalimah Allah yang ada dalam diri Muhammad bin Abdullah inilah yang menyebabkan pangkat Beliau bisa menjadi Rasul. Nur Allah yang diberikan kepada Rasul dan orang-orang yang dikehendaki-Nya itulah yang kemudian disebut sebagai Wasilah. Disinilah sebenarnya letak perbedaan antara pengamal tarekat/tasawuf dengan orang yang hanya memahami Islam secara syariat saja. Pengamal tarekat untuk bisa menapaki jal

JANGAN BERHITUNG DENGAN ALLAH SWT. Apapun yang berhubungan dengan Allah (MUTLAK) itu selalu tidak terukur, tidak terdifinisi dan tidak tergambarkan. Yang terukur, terdifinisi, dan tergambar itu PASTI BUKAN ALLAH. Ridho, Rahmat, karunia, Rizki, syafaat PASTINYA SEMUA TIDAK BISA DIBAYANGKAN. karena limit Allah adalah limit tak terhingga. Maka dari dimensi manusia yang relatif dalam beradaptasi dengan Allah adabnya JANGAN BERHITUNG, TOTAL SAJA BERNIAGA, TANPA HITUNG-HITUNGAN. MAKA AKAN BERLAKU RUMUS MUTLAK. Maka rumusnya akan berubah menjadi; Ridho, Rahmat, karunia, Rizki, syafaat BAGAIKAN HUJAN TURUN DARI LANGIT. Manusia yang telah mencapai MAQOM itu hidupnya akan selalu KECUKUPAN, BERLIMPAH, DAN TIADA AKAN KEKURANGAN. Bahkan tidak lagi terikat akan hukum dunia Tentang rizkinya. Tidak bergantung dari pekerjaan, dari urusan DUNIA. AYATNYA; AKAN AKU DATANGKAN RIZKI DARI JALAN YANG TIDAK ENGKAU SANGKA-SANGKA. Bentuk rizkiNya tidak tergambarkan Jalan lewat nya juga tidak tergambarkan Nilainya juga tidak tergambarkan Kapan datangnya juga tidak tergambarkan. RIZKI YANG BENAR-BENAR DARI ALLAH AKAN SELALU TIDAK TERUKUR, TIDAK TERIKAT RUANG DAN WAKTU, TIDAK BISA DIGAMBARKAN, JUGA TIDAK BISA DIBAYANGKAN. Kuncinya adalah TOTALITAS MASUK DALAM SISTEM KETUHANAN. DAN JANGAN BERHITUNG SAMA TUHAN*. BAKTIKAN SAJA, KORBANKAN SAJA SEMUA SEMATA-MATA KARENA BAKTI DAN PERSEMBAHAN. Maka manusia itu AKAN DIJAMIN RIZKINYA. DAN ITU HANYA DIKETAHUI ANTARA DIA DAN TUHANNYA SAJA. Makanya jangan kaget banyak pelaku sufi yang seolah-olah tidak beraktifitas akan keduniaan tetapi rizkinya SENANTIASA BERKECUKUPAN. KARENA DIA TELAH BERADA DI MAQOM ITU. DIA TIDAK LAGI DIPERBUDAK DUNIA. dan dunia mengemis dikakinya. Dia kerja atau tidak SAMA SAJA.... Dia telah TIDAK TERIKAT LAGI DENGAN HUKUM DUNIA. 🙏🙏🙏 Monggo di sruput kopinya dengan mesra nggeh ...

Jangan membayangkan menuju Allah itu mudah lho ya.... Tapi SANGAAAT SULIT. karena fluktuatif iman yang naik turun. Jika mudah pasti gak akan dibilang nabi seperti MEMEGANG BARA API. Menuju Allah itu LEWAT PERJUANGAN DAN PENGORBANAN MATI2AN. WALAUPUN TELAH KETEMU METODOLOGINYA, KITA TETAP MESTI MATI2 AN. GAK ADA CERITA SETENGAH HATI, ASAL2AN, ATAU SAMBIL LALU. Dan itu SISTEM. Yang tidak bisa dihindari. Sayangnya banyak yang mau tau METODOLOGI AGAMA tapi belum siap konsekwensinya yaitu mesti RELA BERJUANG DAN BERKORBAN HABIS2AN.... sampai dirinya benar2 NOL. Gak ada cerita mau modal asal2an dapatnya yang tak terhingga. MESTI TOTALITAS. HABIS2AN... MATI2AN. BERTARUH DENGAN SEGALA RESIKO DAN ADAPTASI NYA HANYA ITU SAJA.

Gak usah bingung dengan adanya tawaran pengetahuan ma'rifat atau pelajaran ma'rifat. Yang bicara macam2 banyak... Variatif. Tapi prinsipnya, ma'rifat adalah hubungan dengan Allah telah tersambung. Maka logikanya bisanya terjadi hanya lewat jalan Ruhani dan bukan JASMANI lagi. Maka tidak sembarang orang bicara ma'rifat itu Benar2 MA'RIFAT SUNGGUHAN. Kalo sekedar TEORI NYA GAMPANG DAN BANYAK... Sekedar wacana nya mudah didapat dari bacaan mana2. Ahli ma'rifat yang asli, pasti dia telah melewati alam kematian, alam kubur, alam barzah, alam malakut, alam jabarut dan alam robbani sampailah dia KETEMU GELOMBANG ALAM MUTLAK TUHAN. Dan kalo benar2 pelaku tharekat pasti bisa menceritakan walaupun dengan kalimatnya sendiri. Dan apabila memang ahlinya, PASTI DIA BISA MENYAMPAIKAN SEMUANYA DENGAN DETAIL...DENGAN RUMUS, HUKUM, TEORI, GAYA PARAMETER, VARIABEL FASE2 NYA juga bisa menjelaskan dengan terang benderang. Mau tanya apa saja PASTI BISA MENERANGKAN DENGAN GAMBLANG Atau ada pula yang STROOMNYA masih kecil sehingga masih belum ke buka hal yang demikian. Sekedar pelaku TAPI TIDAK BISA MENCERITAKAN apa2. Sebatas diam saja. Kalo yang cuma komentar, menilai, membully, sok2 an ya biar saja KARENA MEREKA KAN MASIH SEBATAS PENGETAHUAN MA'RIFAT AKALNYA SAJA. Itu masih PENGAMAT MA'RIFAT. Bukan pelaku ma'rifat. Mereka ya bebas mau bicara apa saja ya bebas. Kan masih sebatas pengamat saja. PELAKU RUH ITU PASTI ORANGNYA TELAH PERNAH DIMATIKAN DAM DIHIDUPKAN LAGI. (di matikan dan di hidupkan itu ada metode nya brow) PASTI !!!!! Karena adanya ilmu ruh itu orangnya mesti DIMATIKAN dulu JASMANINYA.. Alam ruh itu adanya diatasnya KEMATIAN. Maka WAJIB MUTLAK pernah DIMATIKAN. Sebagaimana sabda nabi MAUTU QOBLA ANTA MAUT. Sedangkan orang2 yang masih tenggelam hidup di dunia, mana bisa mengerti Pengetahuan di alam DIBALIKNYA KEMATIAN ??? Itu kan ma'rifat cerita saja. Sebatas pengetahuan akal. Mereka mati, hilang akal sadarnya, maka pengetahuannya semuanya AKAN OTOMATI

Al-Anfal Ayat 35 Dan salat mereka di sekitar Baitullah itu, tidak lain hanyalah siulan dan tepuk tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu. Menerangkan ayat diatas☝️ Jika sholat yang tidak memakai teknik dan wasilahNya, dianggap Allah hanya siulan dan tepuk tangan. Maka diazab Allah dan DIANGGAP KAFIR. Karena mustahil bisa MI'RAJ atau bisa tegak sholatnya. Karena tidak beserta dengan TEKNIK nya. Tidak mungkin bisa Praktek iftitah sholat nya. Tidak mungkin bisa zikir tegak sholatnya. Hanya angan2 akal dan gerak jasmaninya saja

Masih belum jadi yang satu nya , msh dlam proses ... , stelah jadi akan di maharkan , guna pembangunan majelis dzikrullah Arwahul Muqadazah Rosullulloh SAW di surabaya.. Monggo di simak bagi yang paham , dan saran serta petunjuk nya , agar dapat membuat lukisan jauh lebih baik lagi , terima kasih.

Ingatlah, Keluhuran budi seseorang akan menebar wangi universal yg dapat dicium oleh semua orang, sekalipun ia berada di tempat kotor.

Sudah islamkah kita?? Hati",.....harus jeli melihat dari dimensi mana melihatnya. Manusia ada di 2 dimensi, yaitu jasmani dan Ruhani. Jasmani meliputi akal, pikiran, pancaindra, ilmu pengetahuan dll. Kita sejak kecil yang dilahirkan dilingkungan keluarga beragama Islam biasanya otomatis akan ngikut agama Islam juga. Dan sejak kecil kita belajar ngaji, baca buku atau senantiasa LOADING KEISLAMAN DARIMANA" ASALNYA. Tapi ingat, itu baru ISLAM JASMANINYA. Sudah syahadat, sudah sholat, puasa, zakat, mengaji, semuanya sudah cara Islam dan SYARI'AT ISLAM. Bahkan ada yang hapal Qur'an, atau pandai baca Qur'an. Masalahnya, tadi yang kitab bahas masih di dimensi AKAL JASMANINYA SAJA. LANTAS APAKAH ORANG YANG SUDAH ISLAM JASMANINYA APA OTOMATIS AKAN ISLAM RUHANINYA ?????!!!!! TIDAK !!!! ( belum tentu) Selama tidak kenal tuhan secara Ruhani, dengan HAQQUL YAQIN MA'RIFATULLAH,.... ORANG ITU BELUM ISLAM RUHANINYA. Itu masalah,.... Keislaman jasmani SEBATAS UMUR JASMANI DUNIA SAJA. Kita akan dianggap Islam sampai kita pun saat mati akan disholati dan dikuburkan SECARA ISLAM. Lantas, bagaimana setelah KEMATIAN ??? ISLAMNYA HANYA SEBATAS DUNIA SAJA. YANG BELUM KENAL TUHAN SECARA HAQQUL YAQIN MA'RIFATULLAH, MAKA DIA TIDAK ISLAM DI AKHERAT NYA. RUHANINYA BUTA TUHAN. SAMA SEKALI TIDAK AKAN KENAL TUHAN !!! Sekalipun hapal namanya, rajin menyembahnya dalam sholat, rajin mengaji secara zahiriyah jasmaninya tapi TIDAK BISA MENJANGKAU ALAM RUHNYA. Karena dimensi RUH lebih tinggi dari akal, maka seluruh ilmu akal dan seluruh pengetahuan, dan seluruh amal YANG MASIH DILAKUKAN DI ALAM AKAL TIDAK BISA DIPAKAI DI ALAM RUH. ARTINYA RUHNYA BELUM ISLAM. BELUM KENAL TUHAN Silahkan jujur saja,.... Apakah sholat jasmani seperti umumnya dikerjakan orang itu BISA MI'RAJ MENEMBUS ALAM RUH MASUK AKHERAT ??? Itu saja sudah bisa membuktikan APAKAH KITA MASIH ISLAM JASMANINYA ATAU TELAH ISLAM RUHANINYA. Islam jasmani belum tentu Islam juga ruhaninya. Tapi yang Islam ruhaninya, SUD

KEKUATAN BAY'AT ANTARA MURID DENGAN SEORANG WALI ALLAH YANG SEJATI. Sering kali kita membaca beberapa postingan sebagian dari para murid pengikut thariqat naqshabandiyah maupun para murid penganut thariqat sufi lain nya yang berasal dari sayyidina Ali bin abi thalib RA yaitu : “ Jika seorang murid telah berbay”at thariqat kepada guru mursyid nya dan telah menerima talqin dzikir di thariqat tersebut tapi seiring waktu si murid tersebut mulai meninggalkan dan melupakan amaliyah dzikir yang telah di talkin kan oleh guru mursyid nya di karenakan semakin meningkat nya kesibukan urusan duniawi dalam mencari nafkah untuk keluarga nya atau yang lebih parah lagi nafsu untuk mencari kesenangan duniawi jauh lebih besar dari iman nya kepada ALLAH dan hari akhirat..Apakah bay’at nya itu masih sah dan apakah masih di akui sbagai murid di thariqat tersebut..? Membaca pertanyaan tersebut marilah kita simak bersama nasehat dari seorang ulama besar dan Mursyid agung yaitu Mawlana syekh Muhammad nazim adil al haqqani (Allmarhum). Yaitu : “ Bismillahi rohmanirohim. Sesungguhnya orang-orang yang berjanji setia kepadamu (wahai Muhammad), sesungguhnya mereka berjanji setia hanya kepada Allah. Tangan Allah ada di atas tangan-tangan mereka. (QS al-Fath, 48:10) Ketika seseorang mengambil bay'at, kami mengikatkan tali ke kaki mereka. Bahkan jika mereka pergi ke sebuah pulau untuk bersenang-senang dengan ego mereka selama empat puluh tahun, kami akan menarik talinya dan membawa mereka kembali karena kami tidak akan mengabaikan para pengikut kami dan meninggalkan mereka pada ego mereka!”.. Hikmah dari shubhah nasehat syekh nazzim yaitu Bay’at itu bersifat “KEKAL” dan bay”at nya masih tetap sah dan masih tetap di akui sebagai murid guru mursyid tersebut bahkan sudah di anggap anak angkat dari guru mursyid nya tersebut meski si murid tersebut berusaha meninggalkan guru mursyid nya dan melupakan wirid thariqat nya . Karena ketika di penghujung usia nya si murid tersebu

Assalamu'alaikum wr wb Gak perlu sakti, gak perlu pinter, gak perlu alim, gak perlu kaya,.... Apa adanya saja, TAPI NGERTI TEKNIK BERTUHAN. NGERTI CHANEL NYA TUHAN. Ra usah kuatir,..... Hidup kekurangan dan penderitaan. Karena telah beserta Tuhan. Tidak perlu debat, tidak perlu teori, tidak perlu pendapat, tidak perlu belajar. Semua sudah BERPROSES BERADAPTASI DENGAN TUHAN. Tidak perlu pengakuan, tidak perlu penghargaan, tidak perlu dimengerti orang lain. ORANG MENGERTI, ORANG SADAR, ORANG KETEMU JALAN KEPASTIAN PASTINYA TIDAK RAGU2 LAGI. Sekalipun tidak seperti umumnya orang, dianggap aneh dan asing, tapi tidak membuat dirinya kecil hati, KARENA BESERTA YANG MAHA AKBAR. Tidak perlu belajar lagi,... Tidak perlu apa2 lagi,... Selain DIA SAJA.... PAHAM,.... MENGERTI,....KENAL,... BERHAMPIRAN... MENANG DUNIA, MENANG AKHERAT, TEMBUS SEMUANYA... Monggo di sruput kopi nya hehehee