Mengembalikan Kejantanan Pria Diatas 35 Tahun

ADA YANG SALAH DI BENAK KITA,
MAKANNYA REZEKI KITA HANYA SEUPRIT
( Untuk pengingat diriku ) dan belajar sama sama

Rezeki hanya seuprit.
Seuprit ternyata gak ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, hehe.. Artinya kata ini berasal dari bahasa daerah yang dijadikan bahasa pergaulan buat menjelaskan sesuatu yang sedikit. Ya.. seuprit = dikit pake banget.

Kalau terkait dengan rezeki, rezeki seuprit artinya rezekinya dikit banget, sampe mempengaruhi sendi-sendi kehidupannya. Bukannya lebay tapi kenyataannya memang rezeki yang seuprit itu gak mampu menopang kehidupannya. Hidupnya kembang kempis, gali lobang tutup lobang. Bukan tukang gali kubur ya.. maksudnya hidupnya dibangun dari utangan yang satu ke utangan lainnya. Hobinya tak lain dan tak bukan KASBON alias ngutang. Kenapa harus ngutang karena duit yang dia peroleh gak cukup buat memenuhi kebutuhannya.

Padahal dia kerja juga, punya pekerjaan tetap, penghasilan di atas UMR, tapi kok gak cukup-cukup ya..?? Kurang apa coba?
Apa anda sekalian mengalaminya..? Bohong kalo anda gak nanya pada diri sendiri, "Pasti ada yang salah, kok rezeki seolah gak pernah cukup, selalu kurang, padahal kuantitasnya setiap bulan sama aja? "Yang salah di mana ya..? Banyak yang cuma kerja serabutan tapi hidupnya fine-fine aja tuh! Yuk kita cari tahu !

Ternyata Kita Bertuhan Yang Salah.
Kesalahan terbesar kita adanya di otak, di pikiran, yaitu bertuhan yang salah. Anda boleh protes dan bilang kalo anda bertuhan Allah. Tapi bener gak anda menuhankan Allah, bukan yang lain?

Kita menganggap kekayaan dan rezeki itu hanya berupa duit. Wajar kita gak pernah cukup dan selalu merasa kurang. Agar cukup rezekinya, otak kita yang terbatas pun mulai bekerja, ya.. ikhtiar kudu dibanyakin, kerja kudu lebih keras. Akhirnya kita terus berikhtiar dan menuhankan ikhtiar itu. Kita memposisikan ikhtiar kita sebagai Tuhan, kita sangat meyakini ikhtiar lah yang membuat kita kaya, membuat duit kita banyak, membuat kita selalu cukup..!!! Astaghfirullah..

Ikhtiar memang perlu tapi jangan dijadikan sesuatu yang pokok, yang utama sampe melupakan esensi ibadah pada Allah. Shalat dimundurin sampe detik-detik terakhir, karena sibuk kerja. Dhuha ditinggalin karena ada rapat penting pagi-pagi. Sedekah diabaikan karena uangnya diinvestasikan buat dapet duit yang lebih banyak..

Salah memposisikan bisa bikin berantakan ibadah yang utama. Anda mikirnya hanya duit, duit, duit, kerja, kerja, kerja, demi pemenuhan hawa nafsu, akhirnya stres dan linglung. Cari duit ya.. cari aja. Kerja ya.. kerja aja tapi jangan sampe jadi keyakinan yang salah, kita menuhankan duit, menuhankan kerja, menuhankan ikhtiar. Kalo gak kerja, gak bakalan dapat duit buat beli makan, rumah atau mobil. Anda gak cukup kalo hanya ngandelin Allah, anda harus ngandelin yang lain juga, ya duit.. ya kerja... Baca deh artikel rezeki bukan dari hasil bekerja.

Siapapun butuh duit, butuh kerja, butuh teman, melakukan ikhtiar, tapi gak perlu dijadiin Tuhan. Jangan bergantung pada semua itu, jadi gak ada rasa kecewa kalo gak dapet. Rezeki banyak ataupun seuprit tetap disyukurin. Banyak sedikitnya rezeki gak ngaruh, kita tetap mendekatkan diri, menyembah dan berdoa padaNya.

Bisa berdoa saja sudah kekayaan lho, apalagi bisa menyembah Allah atau bisa dekat dan bersamaNya? Agar bisa berdoa kita butuh "waktu", artinya secara harfiah kita masih hidup, masih punya nafas, masih diperkenanNya melakukan amal kebaikan, yaitu BERDOA. Kalo nenek kita di kuburan mah udah gak dapat kesempatan istimewa ini. Ini kan spesial dan mahal banget ! Cuma kitanya aja yang gak nyadar. Kita terlalu fokus pada PENGABULAN DOA. Kok doa kita gak dikabulkan, gak dijawab Allah? Kok hidup masih sulit, rezeki seret, sekalinya dapet cuma seuprit? Padahal masih dikasi nafas aja harusnya udah syukur. Apa jadinya kalo Allah hentikan aliran nafas kita, sementara amal belum banyak, dosa dan maksiat masih doyan, belum minta ampun, belum tobat, belum memperbaiki diri???

Nafas itu mahal.. berapa duit dibutuhin buat menjaga organ pernafasan agar berfungsi dengan baik? Berapa banyak oksigen yang kita hirup secara gratis mulai dari bayi merah sampe sekarang? Sementara apa balasan kita? Dosa dan maksiat? Padahal waktu bikin dosanya sambil bernafas lho! Apa gak malu?? Kita hidup dapat hadiah kehidupan dariNya, tapi kita malah menyia-nyiakan hidup dengan dosa dan keburukan. Pantaslah kita diberi kesusahan, diberi masalah dan diberi rezeki yang seuprit. Kita dapetin apa yang pantas buat kita.

Pernah ke rumah sakit gak merhatiin para pasien yang terbaring lemah? Ada yang bergantung pada tabung oksigen, botol infus, alat-alat kedokteran yang canggih. Ada yang masih sadar tapi gak sedikit yang koma. Mereka yang koma ini masih hidup tapi udah kayak mati. Gak bisa menggerakkan tangannya, gak bisa buka mata, gak bisa komunikasi lagi dengan keluarganya, dan gak bisa ibadah lagi sama Allah, mungkin ajalnya pun sudah dekat. Sementara kita masih leluasa menggerakkan anggota tubuh, tapi itu masih buat kita mengeluh, hanya karena rezeki yang seuprit! DUH BETAPA KAYANYA KITA, sebenarnya.

Alih-alih mengeluh karena rezeki yang cuma seuprit, lebih baik bersyukur dengan apa yang diberiNya. Benahi keyakinan anda. Ikhtiar boleh tapi keridhaan Allah yang paling penting. Jangan ikhtiar karena meyakini itu bisa memenuhi kebutuhan anda, ikhtiarlah untuk mendapatkan keridhaanNya. Allah gak buta dan akan membalas kesungguhan anda berusaha, apalagi jika anda bergantung hanya padaNya, bukan pada ikhtiar anda? Paham kan? Yang gak punya Allah aja bisa sukses, apalagi kita?
Kita kudu berusaha, nyari duit, ikhtiar sebisa mungkin, kerja keras pun boleh, tapi jangan jadiin sebagai Tuhan. Shalat fardhu plus sunat seperti dhuha dan tahajud pun masih bisa disempatkan (baca keutamaan shalat dhuha untuk rezeki). Sebab ngapain capek nyari rezeki, kalo Pemilik Rezeki gak dicari? Katanya mo nyari dunia tapi Pemilik Dunia dicuekin?

Pagi-pagi kita udah menyebut nama Allah, memujiNya, bertasbih padaNya lewat dhuha, malam hari kita nangis memohon kasih sayangNya di atas sajadah saat melakukan tahajud. Ini kan bagus..Menyebut Allahu Akbar, Allah Maha Besar, bukan pekerjaan atau duit yang akbar heheehe..

Hingga saat ujian kesibukan datang kita udah tau mau bikin apa. Misalnya ada peluang dapet duit tapi harus ninggalin shalat, kita keukeuh untuk tetap shalat dan mengabaikan peluang itu. Sebab semua peluang itu gak ada harganya dibanding shalat kita. Lagian berapa lama sih kalo "sekadar" shalat? 5 menit aja cukup. Allah yang akan mengganti peluang yang kita lewatkan itu, bisa jadi peluang yang jauh lebih baik. Gak ada yang gak mungkin buat Allah kan?

Udah ngerti kan kenapa rezeki kita masih seuprit? Benahi kesalahan keyakinan yang udah rusak parah dalam otak kita. Kembalikan keyakinan itu pada tempatnya. Jangan menuhankan ikhtiar atau apa aja selain Allah. Praktekkan secara benar, insya Allah ada perubahan rezeki. Hasbunallahi wani'mal waqiil.. CUKUP ALLAH SEBAGAI PENOLONGKU. Gak ada yang lain.

Wallahu alam..

Ambeien Beres dalam 3 hari

“Idealnya berhubungan intim itu seminggu berapa kali?”

Admin,” Sebaiknya berhubungan intim itu Minimalseminggu 2-3 kali , dengan begitu ,kesehatan jantung terjaga “

Nyonya Heni setahun belakangan ini uring-uringan. Ini lantaran suaminya beristri lagi dan hari-hari sang suami senantiasa dihabiskan di rumah istri mudanya. Sengaja Nyonya Heni tidak minta cerai karena dia optimis bahwa suaminya bakal bisa dia rebut kembali dari cengkeraman istri muda. Berbagai upaya pun dilakukan Nyonya Heni untuk mendapatkan kembali mutiaranya yang hilang. Usahanya antara lain dengan menyewa mata-mata untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang kehidupan suaminya dengan sang istri muda, termasuk informasi rahasia ranjang mereka: kenapa sang suami sampai lengket betul dengan istri muda.

Selidik punya selidik, si mata-mata berhasil mendapatkan informasi yang sangat akurat tentang mengapa suami Nonya Heni begitu betah di kamar tidur istri muda. Rupanya, dalam setiap kali ritual hubungan biologis, si istri muda selalu mengawalinya dengan permainan yang mereka biasa sebut American Breakfast. Konkretnya, si istri muda menyediakan tubuh polosnya seperti sepotong roti dan di meja samping tempat tidur selalu tersedia berbagai jenis selai (ada selai nanas, selai srikaya, selai strawberi) dan juga messes coklat. Selanjutnya, sang suami tinggal menikmati "rotinya" dengan pilihan rasa sesuai selera pada hari itu.

"Silakan hero-ku kau mau sarapan roti dengan rasa apa, tinggal pilih saja," begitu rayu si istri muda. Jika pas sedang pingin rasa nanas, sang suami akan mengoleskan selai nanas di atas "roti" dan melahapnya habis-habisan. Di hari lain, sang suami pingin "roti" dengan selai srikaya bertabur messes, dan seterusnya.

Mendengar laporan mata-mata tadi, Nyonya Heni pun tidak mau kalah set. Dia sadar usianya sudah tidak muda lagi, namun rasa optimisnya mengalahkan kesadaran akan usia dan bentuk tubuhnya. Dibelinya berbagai macam selai dan messes di supermarket dan ditatanya dengan rapi di kamar tidur. Pas jadwal suaminya pulang ke sarang lama, Nyonya Heni pun segera mempersiapkan dirinya. Dilucutinya segala jenis pakaiannya dan jadilah dia sepotong "roti" di tempat tidur.

Begitu suaminya masuk kamar, Nyonya Henipun membuka acara "sarapan" dengan berkata:
"Silakan sayangku, kau mau sarapan roti dengan model dan rasa apa, tinggal pilih saja."

"Well" jawab suami, "hari ini kayaknya aku ingin roti itu dipanggang saja!"
Repost By Crysatal-X For Woman

Mengembalikan Kejantanan Pria Diatas 35 Tahun updated their address.

Mengembalikan Kejantanan Pria Diatas 35 Tahun updated their business hours.

Mengembalikan Kejantanan Pria Diatas 35 Tahun updated their phone number.