ASNLF/AM Koeta Radja

(VIDEO) Perih Tak Berujung: 25 Tahun Tragedi Pembantaian Tgk Bantaqiah Beserta Santrinya

Pidie - Sekelompok warga sipil Aceh berkumpul di sebuah Masjid untuk memperingati solidaritas 25 tahun tragedi pembantaian Tgk Bantaqiah. Dalam suasana penuh duka dan keharuan, warga menegaskan pentingnya mengenang momen kelam hari ini agar generasi baru sekarang tidak melupakan sejarah tragis yang pernah terjadi di tanah Aceh.

Momen apakah itu? Hari ini, tepatnya seperempat abad lalu, luka batin akibat peristiwa tragis ini belum juga sembuh. Bagi warga Aceh tersebut, mereka sedang mengenang tragedi Beutong Ateuh sebagai bentuk kepedulian terhadap nasib bangsa dan sebagai bukti nyata pelanggaran hak asasi manusia yang serius.

Dalam sambutan berbahasa Aceh oleh salah seorang warga setempat, beliau menyatakan dengan hati nurani duka yang mendalam bagaimana Tgk Bantaqiah, seorang guru pengajian tradisional yang dihormati, ditembak di depan murid-murid dan istrinya tanpa senjata di tangan. Pembantaian tersebut terjadi bukan dalam kondisi perang melainkan terhadap warga sipil yang tak berdaya.

"Sungguh sangat zalim. Hampir serupa seperti manusia Jahiliah zaman nabi saat menanam anak bayi perempuan dalam keadaan hidup-hidup," ungkap beliau sambil terisak penuh keduakaan.

Lebih dari itu, 34 orang ditembak mati ditempat secara membabi buta di kawasan pesantren Tgk Bantaqiah, sementara 23 orang lainnya yang cedera dibuang ke dalam jurang. Tragedi ini adalah bukti nyata pelanggaran HAM berat yang tak bisa dilupakan begitu saja.

Peristiwa ini juga mencatatkan sejarah kelam militer Indonesia. Hingga kini, penanggung jawab pembantaian tersebut, Letnan Kolonel Sujono, masih belum ditemukan. Keluarga Tgk Bantaqiah dan seluruh bangsa Aceh bertekad untuk menuntut keadilan, bahkan hingga akhirat nanti.

Hari ini, warga Aceh tidak hanya memperingati tragedi tersebut sebagai hari duka, tetapi juga sebagai pengingat bagi dunia akan pentingnya keadilan dan kemanusiaan.

Semoga peringatan ini membawa kita lebih dekat pada keadilan yang sejati dan memastikan bahwa sejarah kelam seperti ini tidak akan terulang kembali.

Sekelompok warga sipil Aceh tersbeut juga tidak lupa melakukan samadiah do'a bersama untuk almarhum Tgk Bantaqiah beserta santri-santrinya.

Do'a bersama sesama Muslim oleh mereka patut diapresiasi karena meskipun sudah berlalu 25 tahun lamanya namun masih tetap ada rasa solidaritas persaudaraan Muslim di hati mereka.

Selengkapnya:

https://youtu.be/GkWlx0tON8w

Perih Tak Berujung: Tragedi Pembantaian Tgk Bantaqiah Beserta Santrinya , , (VIDEO) Perih Tak Berujung: 25 Tahun Tragedi Pembantaian Tgk Bantaqiah Beserta SantrinyaPidie - Sekelompok warga sipil ...

Warga Aceh di luar Negeri Peringati 25 Tahun Tragedi Beutong Ateuh

Warga Aceh di luar Negeri Peringati 25 Tahun Tragedi Beutong Ateuh - Gana News Gananews ( Ketua Aceh Sumatra Kultur (ASK), Elva Susila, menyampaikan pernyataan sikap

LAGU KEGEMBIRAN 1 MUHARAM 1446 H FROM DENMARK

LAGU KEGEMBIRAN 1 MUHARAM 1446 H FROM DENMARK

AIR MANDREÉT DI SUKAI OLEH WARGA DENMARK

AIR MANDREÉT DI SUKAI OLEH WARGA DENMARK *(VIDEO) Diaspora Aceh Di Denmark 🇩🇰 Sajikan Bu Leumak Dan Kuah Tuhe Di Festival Multikulturalisme*Lagi, Pemerintah Lokal Di Denmark Yang Dikuasai Oleh Par...

SYEHKY MEMBONGKAR APA TUJUAN MALEK MAHMUD CS SEBENARNYA

SYEHKY MEMBONGKAR APA TUJUAN MALEK MAHMUD CS SEBENARNYA

(Tepat hari ini, 88 tahun lalu--26 Juni 1936--ia mati, kemudian dikenang sebagai orientalis-indolog yang sangat menguasai seluk-beluk Islam di Hindia Belanda)

Berkunjung ke Bekas Rumah Snouck Hurgronje

BANGUNAN di kiri dan kanan sepanjang jalan pusat Kota Leiden Centraal itu tidak ada yang istimewa. Namun, bagi mereka yang berasal dari nusantara, mungkin akan merasa istimewa bila pertama kali melewati Jalan Rapenburg ini dipastikan akan memaling sesaat di nomor 61.

Bukan karena arsitektur bangunannya tetapi karena di depan atas pintu masuknya itu terukir sebuah nama dengan huruf kapital "SNOUCK HURGRONJE".

Meskipun tidak pernah berjumpa fisik, tapi siapa yang tidak mengenal dia. Di luar dari pro dan kontra terhadap "jasanya" terhadap Aceh, sebagai manusia asal Aceh rasanya saya ingin membunuh rasa penasaran yang selama ini menggayut dalam hati untuk melihat langsung bagaimana isi rumah Snouck Hurgronje itu.

Dalam sejarah Aceh, nama besarnya sering dikutip di hampir setiap buku sejarah, termasuk dalam lika-liku sejarah di nusantara. Kesempatan berkunjung kerumahnya itu pada akhir Maret lalu tepatnya saat liburan hari Paskah di seluruh Eropa.

Terbang dari Swedia yang sebelumnya sudah menginap beberapa hari tinggal di sebuah hotel di Den Haag. Menumpang kereta api menuju Leiden pada siang harinya, persis habis disiram hujan gerimis, saya pergi sendiri dari Leiden Centraal dengan menyewa sebuah sepeda mencari alamat Rapenburg 61.

Tidak sulit mencarinya. Apalagi bila menanyakan kepada setiap orang arah mana jalan menuju Univeristas Leiden. Univeristas tertua di Belanda itu beralamat di Rapenburg 70 yang jaraknya hanya dua kali lemparan batu dari rumah Snouck Hurgronje.

Di depan rumahnya terbentang kanal mini dengan sesekali dilalui perahu wisata. Selain sepeda yang sangat banyak, ini adalah pemandangan biasa di negeri kincir angin itu.

Nah, bila pertama kali berkunjung dan masih ragu maka sangat mudah bila melihat gambar ruas jalan tersebut dari udara dengan bantuan Google Map. Kebetulan hari Selasa (29/3/2016) kala itu sudah dibuka aktivitas perkantoran p***a liburan p***ah.

Saya datang tanpa membuat appointment meskipun sebulan sebelumnya sudah pernah mengirim email menanyakan kepada Leids Universiteits Fonds (LUF) untuk memastikan hari apa dimulai lagi kerja setelah liburan p***ah pada akhir Maret.

Oya, rumah itu sebenarnya kini sudah disulap menjadi sebuah kantor yang dalam bahasa Melayu disebut Yayasan Dana Universitas Leiden. Namun, entah karena untuk menghargai nama besar bekas pemilik rumah bersejarah terebut, nama Snouck Hurgronje dengan huruf kapital masih terpahat di depan atas pintu masuk rumah yang mempunyai tiga tingkat itu.

Setelah memencet bel keluar seorang wanita paruh baya menebar senyum menyapa dengan bahasa Belanda yang artinya mempersilahkan masuk. Saya tebak demikian karena bahasa Belanda ada sedikit kesamaan beberapa kata dengan bahasa Swedia namun tetap saya sampaikan

"I'm Sorry, I can't speak Dutch" ujar saya.

"Where are you from?" tanya dia ramah.

Saya terangkan bahwa saya sebagai turis. Kamera merek Nikon berwarna merah dan tas punggung yang dijinjing saya perlihatkan untuk meyakinkannya.

Setelah berbasi basi sejenak sambil menjelaskan bahwa rumah tersebut adalah sebuah kantor, dia meminta maaf bahwa tidak bisa mempersilahkan masuk tanpa ada temu janji sebelumnya.

Sambil memelas saya meminta sekali lagi agar diizinkan masuk sesaat saja karena sudah terbang jauh dari Swedia, bahkan hendak memperlihatkan paspor sebagai buktinya.

Tiba-tiba terdengar oleh seorang pria perlente berkacamata dan dasi biru ikut nimbrung bertanya. Kebetulan sedang jam istirahat, dia ingin keluar kantor untuk mencari makan siang.

Lalu wanita setengah baya yang kemudian saya ketahui namanya, namun meminta agar tidak ditulis namanya dan dipotret itu berbicara dengan koleganya tersebut dalam bahasa Belanda. Beruntung, pria necis itu yang saya duga atasannya tadi mempersilahkan saya untuk melihat-lihat sejenak dengan dituntun tetapi hanya di tingkat satu saja, tidak naik ke tingkat dua dan tiga.

Sambil mengucapkan terima kasih dalam bahasa Belanda saya berusaha untuk bercanda. Langsung saya dituntun ke lorong koridor menuju ruang utama sebelah kanan. Lantai koridornya bukan semen tetapi batu marmer warna kelabu.

"Ini ruang utama yang kerap digunakan untuk rapat", ujar wanita itu dalam bahasa Inggris.

Disamping terlihat balkon belakang rumah, dasarnya sudah dipenuhi lumut yang biasa tempat Snouck Hurgronje dulu beristirahat.

"Nah itu dia orangnya," sambil menunjuk foto orang yang dimaksud.

Karena saya datang sendiri, terpaksa saya meminta tolong petugas Leids Universiteits Fonds itu agar mengambil foto saya dengan latar belakang pigura Abdul Ghaffar atau di Aceh dulu disebut Teungku Puteh.

Dia menjelaskan siapa sosok orang tersebut meskipun sudah saya katakan bahwa saya sudah tau singkat siapa itu Christiaan Snouck Hurgronje.

Selain ilmuwan, tampaknya Snouck juga seorang pencinta seni. Ada beberapa lukisan besar yang diperkirakan sudah tua. Bahkan muka pintu yang dari kayu tebal bagian atas juga diukir menjadi lukisan bayi.

Bila saya bandigkan dengan foto hitam putih yang ada di internet, memang terlihat ada reparasi cat dan plester dinding rumahnya. Kemudian, ada beberapa buah sal disitu. Meskipun persis seperti ruang tamu sebuah rumah tapi tidak ada TV dan sofa disana. Persamaan dengan rumah adalah adanya rak buku yang berisi penuh buku tebal.

Juga, lukisan di dinding beserta gaya arsitektur desain interior khas Eropa. Karya Snouck dalam bentuk buku bisa diketahui sangat mudah dengan bantuan mesin Google, bahkan ada yang sudah diterjemahkan sehingga bisa diunduh secara gratis melalui http://acehbooks.org

Nama Snouck tidak bisa dilupakan dalam sejarah Aceh. Dia punya saham yang sangat menyakitkan bagi rakyat Aceh yang tidak mungkin bisa dilupakan dengan alasan sejarah pahit itu sudah lama berlalu.

Begitu juga dengan pemerintah Belanda. Selama seminggu saya di negeri bekas penjajah itu, lebih daripada cukup bila saya bisa membuktikan bahwa mereka sudah melupakan dengan apa yang moyang mereka lakukan terhadap Aceh.

Bahkan pemerintah mereka sekalipun tidak mau bertanggung jawab sama sekali, meskipun dengan tanggung jawab moral. Faktor utama itu dikarenakan warga Belanda khusunya ramai tidak mempercayai agamanya atau minimal agnostik yang cenderung hipokrit.

"Kepercayaan" utama mereka mayoritas bersikap pragmatis sehingga perasaan bersalah tanpa ada tanggung jawab moral itu akan sirna bila sejarah masa lalu dilupakan. Oleh karenanya, mungkin kali terakhir inilah saya berkunjung ke negeri bekas penjajah itu.

Hampir tidak ada beda cara pandang generasi dulu dan kini yang semuanya bersembunyi dibalik kata "Masa lalu sudah berlalu dan sudah dilupakan". Di alamat Rapenburg 61 inilah dulunya Snouck menghabiskan masa tuanya hingga menjemput ajal pada 26 Juni 1936.

Tanggal ini sesuai dengan yang terukir di batu nisannya. Snouck disemayam pada komplek tempat pemakaman umum (TPU) yang kuburanya terletak tidak jauh dari universitas Leiden. Sebelum meninggalkan bekas rumahnya itu, saya diberi izin untuk mengambil beberapa potret lagi yang akan saya pajang di galeri foto Facebook saya.

Meskipun bisa dicomot dari Google, isi foto dan suasana rumahnya akan berbeda bila melihat langsung dengan menginjak kaki ke dalam rumahnya, termasuk kunjungan saya selanjutnya ke lokasi kuburan Snouck Hurgronje. (*)

Sumber:
http://aceh.tribunnews.com/2016/04/27/berkunjung-ke-bekas-rumah-snouck-hurgronje

Berkunjung ke Bekas Rumah Snouck Hurgronje - Serambinews.com Bukan karena arsitektur bangunannya tetapi karena di depan atas pintu masuknya itu terukir sebuah nama dengan huruf kapital 'SNOUCK HURGRONJE'.

https://vt.tiktok.com/ZSYYBJe2H/

⚔️🎖☪ą℘ɬ💥λƈɛ⚔️🎖 is LIVE | TikTok Check out ⚔️🎖☪ą℘ɬ💥λƈɛ⚔️🎖 LIVE videos on TikTok! Watch, follow, and discover the latest content from ⚔️🎖☪ą℘ɬ💥λƈɛ⚔️🎖.

(VIDEO) BANJIR ALAT SADAP, YAKIN HP KALIAN AMAN?

TEMPO.CO - Penelusuran Tempo bersama sejumlah media luar negeri menemukan pemerintah Indonesia acap mengimpor berbagai alat sadap menjelang pemilihan umum. Sejumlah aktivis dan jurnalis menjadi target penyadapan. Bagaimana alat sadap Pegasus asal Israel bekerja?

https://www.youtube.com/watch?v=-SxI_qFa9DE

Bagaimana dengan HP orang Aceh dan Papua?

Banjir Alat Sadap di Indonesia. Benarkah untuk Kepentingan Pemilu? | Bocor Alus Politik Laporan jurnalistik berkualitas dan enak dibaca. Untuk berlangganan Majalah Tempo, klik di sini: https://s.id/enakdibacaBaca di sini: https://majalah.tempo.c...

ASNLF LAGI LAGI AKTIF

World Uyghur Congress Hosts General Assembly in Munich

This weekend, hosted by the World Uyghur Congress, the General Assembly took place in Munich. It was an honor to have so many diverse communities, voices, and perspectives, working towards inclusivity and representation.

A heartfelt thank you to everyone who participated and engaged during the General Assembly this weekend. Your passion and commitment to amplifying diverse voices made this event truly impactful. Special gratitude to the World Uyghur Congress for their gracious hosting.

KUNJUNGAN ASNLF DENMARK KE SWEDEN || ADA APA ?? 👇👇

KUNJUNGAN ASNLF DENMARK KE SWEDEN “ ASNAWI ALI || ADA APA ??

World Uyghur Congress Hosts General Assembly in Munich

This weekend, hosted by the World Uyghur Congress, the General Assembly took place in Munich. It was an honor to have so many diverse communities, voices, and perspectives, working towards inclusivity and representation.

A heartfelt thank you to everyone who participated and engaged during the General Assembly this weekend. Your passion and commitment to amplifying diverse voices made this event truly impactful. Special gratitude to the World Uyghur Congress for their gracious hosting.

Dengan Bio Arabasta – Saya baru saja diakui sebagai salah satu penggemar berat mereka! 🎉

MUHAMMAD HANAFIAH ( KOORDINATOR ASNLF DENMARK ) SAKSI HIDUP TRAGEDI SIMOANG KKA ACEH

MUHAMMAD HANAFIAH ( KOORDINATOR ASNLF DENMARK ) SAKSI HIDUP TRAGEDI SIMOANG KKA ACEH

(VIDEO) Peringatan 1/4 Abad Tragedi Simpang KKA Oleh Diaspora Aceh Di Denmark

Pada 3 Mei 2024, tepatnya 25 tahun setelah tragedi Simpang KKA, komunitas diaspora Aceh di kota Bønderslev, Denmark, bersama dengan anggota organisasi Acheh Sumatra National Liberation Front atau (ASNLF) serta organisasi budaya, Acheh Sumatra Kultur, berkumpul untuk memperingati peristiwa kelam yang mengerikan tersebut.

Sebagaimana diketahui, meskipun sudah seperempat abad lamanya, tragedi pembantaian rakyat sipil Aceh di Simpang KKA, Aceh Utara itu belum juga mendapat penyelesaian hukum yang berkeadilan.

Sementara itu, Muhammad Hanafiah, koordinator ASNLF Denmark, mengungkapkan harapannya agar seluruh diapsora Aceh agar tidak melupakan hari-hari penuh tragedi di kampung halamannya.

Berikut ini laporan video yang dirangkum oleh crew Atakana TV di Denmark:

Peringatan 1/4 Abad Tragedi Simpang KKA Oleh Diaspora Aceh Di Denmark 3 Mei 2024, tepatnya 25 tahun setelah tragedi Simpang KKA, komunitas diaspora Aceh di kota Bønderslev, Denmark, bersama dengan a...

JAWA ADALAH KUNCI!

1. Sepintar apapun kamu, secerdik apapun kamu, semahir apapun kamu berpidato, setinggi apapun kamu kuliah ke luar negeri hingga ke bulan sekalipun, bahkan sebanyak apapun pundi-pundi Rupiahmu, namun Jawa adalah kuncinya! Jawa adalah semua dari jawabannya!

2. Tidak perlu pintar, tidak perlu cerdik, tidak perlu mahir berpidato, tidak perlu kuliah hingga ke S4 sekalipun, tidak perlu banyak uang, bahkan meskipun mempunyai catatan pelanggar HAM berat seperti Prabowo, pastikan nama kamu ada unsur o o o o nya. NKRI Jawa Harga Mati!

3. Tapi jangan lupa satu lagi. Kamu harus ada nilai plusnya yaitu lahir dari benih "air keris" Jokowi. Meskipun "benih" itu anak ingusan kemarin sore dan juga lahir dari anak haram (mahkamah) konstitusi, maka kamu pasti akan menang. Itulah Indonesia! NKRI Mati Harga!

4. Saya sudah menjelaskan pada 4 Desember lalu pada link ini:

https://www.youtube.com/watch?v=MxtOo3nLXI0&t=98s

Semuanya sudah terbukti. Atau yang lebih empiris baca buku "Demokrasi Untuk Indonesia" karangan Tgk Hasan di Tiro yang telah dicetak sejak tahun 1958 itu masih relevan dengan Indonesia kontemporer ini.

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Jumat, 3 Mei 2024 16:26 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah besar produk spyware dan surveillance Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia, kata Lab Keamanan Amnesty International ketika merilis laporan investigasi terbaru bekerja sama dengan mitra media – Tempo, Haaretz, Inside Story, kelompok riset WAV, dan Woz.

Dalam rilis yang disiarkan Kamis, 2 Mei 2024, Amnesty menyebutkan bahwa melalui intelijen sumber terbuka, termasuk database perdagangan komersial dan pemetaan infrastruktur spyware, Lab Keamanan menemukan bukti penjualan dan penyebaran spyware sangat invasif dan teknologi pengawasan lainnya ke perusahaan dan lembaga negara di Indonesia antara tahun 2017 dan 2023.

Entitas tersebut termasuk Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Badan Siber dan Sandi Negara. Polri dan BSSN belum menjawab surat permintaan wawancara Tempo hingga Jumat, 3 Mei 2024.

Hasil liputan investigasi selengkapnya akan dimuat di Majalah Tempo yang terbit hari Minggu, 5 Mei 2024 untuk edisi digital, sedangkan edisi cetaknya terbit pada Senin, 6 Mei 2024.

Penjualan dan pengalihan teknologi spyware dan surveillance ini dimungkinkan melalui ekosistem vendor, pialang, dan pengecer pengawasan dengan struktur kepemilikan yang kompleks.

Vendor yang teridentifikasi termasuk Q Cyber Technologies SARL yang berbasis di Luksemburg (terkait dengan NSO Group), konsorsium Intellexa, Wintego Systems Ltd dan Saito Tech yang berbasis di Israel (juga dikenal sebagai Candiru) dan Raedarius M8 Sdn Bhd yang berbasis di Malaysia (terkait dengan FinFisher).

Investigasi juga mengidentifikasi broker dan reseller yang berbasis di Singapura dan Indonesia.

Disengaja atau tidak, jaringan perusahaan yang tidak jelas dan tidak transparan ini dapat menyembunyikan sifat pengawasan ekspor, sehingga pengawasan independen menjadi tantangan bagi otoritas peradilan nasional dan internasional, serta regulator dan organisasi masyarakat sipil.

Lab Keamanan juga mengidentifikasi nama domain berbahaya dan infrastruktur jaringan yang terkait dengan beberapa platform spyware canggih, yang tampaknya ditujukan untuk menargetkan individu di Indonesia, demikian diungkap Transparency.

"Domain berbahaya yang terkait dengan spyware Candiru dan Predator Intellexa telah meniru outlet media berita utama nasional dan regional, partai politik oposisi, dan berita media terkait dengan pendokumentasian pelanggaran hak asasi manusia," kata rilis lembaga internasional ini.

Situs serangan seperti ini biasanya dipilih oleh operator spyware untuk mengelabui target yang dituju agar mengklik, sehingga menyebabkan perangkat berpotensi terkena virus. Dari sini, pemasang bisa mengumpulkan informasi dari individu atau pengguna perangkat tertentu.

Surveillance merupakan tindakan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi dari individu atau pengguna perangkat tertentu dengan interception yaitu tindakan untuk menangkap dan mengubah jalur komunikasi secara diam-diam tanpa sepengetahuan pengguna perangkat. Tindakan ini memungkinkan terjadi akses secara ilegal terhadap data rahasia

Atau dengan cyber weapon dan malware, yaitu alat dan perangkat lunak untuk menyusup ke perangkat digital seseorang dengan tujuan menyedot semua data dari aktivitas perangkat digital. Baik itu lewat metode one click maupun zero click.

Meskipun Amnesty telah menemukan bukti baru yang signifikan mengenai sistem spyware dan pengawasan yang dipasok ke Indonesia, penelitian ini tidak melibatkan penyelidikan forensik atau upaya untuk mengidentifikasi individu tertentu yang mungkin menjadi sasaran alat pengawasan tersebut.

Alat spyware yang sangat invasif ini dirancang untuk meninggalkan jejak sesedikit mungkin, sehingga sangat sulit untuk mendeteksi kasus penyalahgunaan alat ini secara melanggar hukum. Sebaliknya, penelitian ini berfokus pada penjualan dan transfer beberapa alat spyware yang sangat invasif.

Lab Keamanan Amnesty International mengklaim telah minta tanggapan dan klarifikasi mengenai temuan investigasi ini dari dua puluh satu entitas yang dirujuk dalam investigasi tersebut.

Menurut Amnesty International, penyalahgunaan teknologi pengawasan, serta penggunaan teknologi yang tidak sesuai dengan hak asasi manusia, seperti spyware, adalah beberapa dari banyak taktik yang digunakan di seluruh dunia untuk mempersempit ruang sipil.

Sumber:
https://bisnis.tempo.co/read/1863609/investigasi-tempo-dan-amnesty-international-produk-spyware-israel-dijual-ke-indonesia

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

"Siang Jahanam Di Simpang KKA"

1. Berikut ini adalah salah satu video yang mendokumentasikan momen tragis pembantaian warga sipil Aceh oleh si baju loreng Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang terjadi dalam tragedi simpang KKA pada tanggal 3 Mei 1999 lalu.

2. Melalui video ini mengingatkan kita pada peristiwa serupa pembantaian Santa Cruz di Timor Timur tanggal 12 November 1991.

3. Perilaku kebiadaban TNI dalam video dibawah ini sebanding dengan perilaku manusia PKI yang tidak percaya pada Tuhan. Selain berasaskan Pancasila, doktrin yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka adalah menjunjung tinggi semboyan pedoman hidupnya yaitu: "NKRI Harga Mati!"

4. Gambaran biadab itu mulai terlihat setelah menit 2:30. Bila tidak sanggup melihat pemandangan sadis sebaiknya hiraukan saja link Youtube dibawah. Sebagai gantinya, unduh sebelum hilang dan simpan sebagai dokumentasi untuk pembuktian kepada anak cucu nanti.

Simpang KKA Tragedy Tragedi Simpang KKA, juga dikenal dengan nama Insiden Dewantara atau Tragedi Krueng Geukueh, adalah sebuah peristiwa yang berlangsung saat konflik Aceh pada ...

Teuku Umar
(1854 - 11 Februari 1899)

Pahlawan asal Aceh yang berjuang dengan cara berpura-pura bekerja sama dengan Belanda dan terkenal akan strategi perang gerilyanya. Ia melawan Belanda ketika telah mengumpulkan senjata dan uang yang cukup banyak. Bagaimana Kabar Pahlawan MOU Helsinki? 😁

(VIDEO) Aktivis ASNLF Ikut May Day Di Swedia Sambil Kibarkan Bendera Bintang Bulan

Sejumlah Aktivis ASNLF Dari Berbagai Wilayah Di Negara Skandinavia Mengikuti Pawai Hari Buruh Sedunia Sambil Membawa Spanduk Dalam Bahasa Inggris Dan Mengibarkan Bendera Bintang Bulan Ikut Pawai Memperingati Hari Buruh Internasional Atau May Day Yang Digelar Di Jalan Swedia Tepatnya Di Pusat Kota Stockholm 1 Mei 2024.

Aktivis Pro kemerdekaan yang menamakan diri Acheh-Sumatra National Liberation Front (ASNLF) ini juga mengusung spanduk yang menolak MoU Helsinki yang menjadi landasan perdamaian antara Gerakan Aceh Merdeka dan Republik Indonesia.

Selain itu para diaspora asal Aceh dan juga putra-putri Aceh kelahiran negara Skandinavia itu juga menyampaikan orasi tentang berbagai pelanggaran HAM yang terjadi di Aceh dan menyerukan kemerdekaan untuk Aceh.

Salah seorang perwakilan ASNLF Denmark, Nasir Usman, yang secara khusus datang ke Swedia untuk ikut berpartisipasi mengambil hari buruH nasional sebagai momen untuk menyuarakan kepentingan Aceh di kancah internasional mengatakan bahwa ASNLF akan tetap memanfaatkan setiap momen yang ada untuk memperjuangkan kepentingan politik Aceh yang ingin Merdeka seperti bangsa lain di dunia ini.

Berikut ini laporan selengkapnya:

https://youtu.be/gX5c-t8mMc0?si=kpL12VOYfIroXw8x

Aktivis ASNLF Ikut May Day Di Swedia Sambil Kibarkan Bendera Bintang Bulan Sejumlah Aktivis ASNLF Dari Berbagai Wilayah Di Negara Scandinavia Mengikuti Pawai Hari Buruh Sedunia Sambil Membawa Spanduk Dalam Bahasa Inggris Dan Mengiba...

https://www.pwdpiaceh.com/2024/04/tulisan-aceh-merdeka-dan-referendum.html

Tulisan Aceh Merdeka dan Referendum Tertulis di Tembok Jembatan pwdpiaceh.com merupakan situs web berita mempunyai menyuguhkan berita berkualitas dan informatif mengenai isu masyarakat dan demokrasi di Indonesia.

Peukara geutanyoe jitamong surat haba Canada lam basa Peurancih.

“Bagi beberapa orang Asli, berbicara di PBB datang dengan harga tinggi. Mengambil lantai di instansi internasional tidak tanpa konsekuensi bagi beberapa orang Asli: risiko balas dendam, intimidasi, atau bahkan tidak bisa kembali ke tanah air mereka. Kasus-kasus dan tingkat parahnya meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Sekitar 2.000 orang Asli berkumpul di Forum Tetap PBB tentang Masalah-Masalah Asli. Beberapa orang sangat menyadari konsekuensi dari kehadiran dan kata-kata mereka.

Eskender Bariiev, seorang Tatar dari Krimea, telah hidup di pengasingan di Kiev sejak 2015 karena penganiayaan. Meskipun ada bahaya, ia terus berbicara, termasuk di forum PBB. Baginya, penting untuk terus berbicara untuk menginformasikan perwakilan orang-orang Asli, yang berjumlah lebih dari 470 juta orang di seluruh dunia dan dapat mempengaruhi pemerintah dan organisasi internasional mereka.

Bagi Muhammad Krueng, seorang Asli dari Aceh, berbicara di PBB berarti pengasingan: ia tidak akan bisa kembali ke pulau di utara Indonesia. Dia datang untuk berbicara atas nama Front Pembebasan Nasional Sumatra Aceh untuk mencari dukungan untuk kemerdekaan dari Indonesia.

John Anari, seorang Papua, telah hidup di pengasingan di Amerika Serikat selama beberapa tahun. Dia adalah pemimpin salah satu sayap politik Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat dan telah meminta suaka. Dia mengecam kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh tentara dan polisi Indonesia di Papua.

Perwakilan orang-orang Asli menjadi target di PBB. Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi peningkatan laporan intimidasi dan balas dendam terhadap individu yang bekerja sama dengan PBB. Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia telah mencatat peningkatan tindakan intimidasi dan pelecehan dalam PBB, terutama terhadap perwakilan orang-orang Asli.

Morses Caoagas Flores, seorang petugas program di Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, mengonfirmasi bahwa berbicara datang dengan risiko balas dendam. Dia menunjukkan bahwa banyak orang lebih memilih untuk tidak berbicara karena takut akan pembalasan.

Amina Amharech, seorang aktivis Amazigh dari Maroko, juga menghadapi risiko dengan berbicara. Dia telah berkampanye untuk hak-hak orang-orangnya, termasuk hak untuk menentukan nasib sendiri. Dia menunjukkan bahwa berbicara datang dengan tanggung jawab berat, karena harus selalu memperhatikan konsekuensi potensial bagi diri sendiri dan komunitasnya.

Ferhat Mehenni, pendiri Gerakan untuk Otonomi Kabylie, telah ditangkap dan dihukum beberapa kali oleh pemerintah Aljazair. Dia telah hidup di pengasingan di Prancis sejak 2008. Meskipun ada risiko, ia terus berbicara, termasuk di forum PBB, di mana ia baru-baru ini menyatakan kemerdekaan Kabylie.

Kesimpulannya, berbicara di PBB datang dengan harga tinggi bagi beberapa orang Asli, yang menghadapi risiko balas dendam, intimidasi, dan bahkan pengasingan. Meskipun ada risiko ini, banyak orang terus berbicara untuk memperjuangkan hak-hak orang-orang mereka dan komunitas."