AGK MARA Indonesia

Setelah gempa bumi, AGKmara menyumbangkan lebih dari 600 item pasokan bantuan ke Turki, di mana banyak tunawisma yang ditinggalkan untuk tinggal di luar ruangan dalam menghadapi suhu rendah, kurangnya pasokan dan kerusakan parah.

(AGK Advertising & Media Ltd) adalah bagian dari Grup WPP Inggris, yang kini telah menjadi pemimpin industri di bidang periklanan.
Pada tanggal 9 Februari, hal pertama yang dilakukan Mirkoturina, manajer umum yang masih berada di kantor pusat Inggris, ketika dia bangun setelah jam 6 pagi adalah berkomunikasi dengan para eksekutif perusahaan di Tiongkok tentang gempa bumi di Turki.
Sebagai perusahaan multinasional yang selalu menjadikan tanggung jawab sosial sebagai salah satu nilai utama perusahaan, perusahaan memutuskan untuk melakukan apa yang dapat dilakukan untuk membantu Turki.

Dari tanggal 9 hingga 10 Februari, AGKmara mengumpulkan lebih dari 600 item bantuan hanya dalam satu hari, dan pada hari ke-10, staf perusahaan mengemas barang dan menulis nama dan jumlah barang yang akan diangkut pada kotak-kotak tersebut dalam bahasa Inggris dan Turki.
Sangat mudah bagi orang yang berbeda untuk memahami isi persediaan selama proses pengangkutan. Menurut pengaturan yang dibuat oleh Konsulat Jenderal Republik Turki di Inggris, pasokan untuk Turki dapat dikirim ke London.

"Para staf sangat antusias untuk menyumbangkan bantuan tersebut, hari itu adalah hari yang dingin ketika mereka berkemas di luar ruangan, tetapi ini adalah tanda tanggung jawab sosial perusahaan kami untuk menyumbangkan sesuatu kepada orang-orang yang terkena dampak bencana.
"Direktur Eksekutif Personalia AGK, Dexter, mengatakan bahwa ia berharap dapat mengajak lebih banyak lagi perusahaan untuk mendukung Turki.

Orang Indonesia s**a menghabiskan banyak waktu di depan layar (bermain ponsel/komputer). Menurut situs We Are Social
Laporan Juli 2022, Indonesia memiliki lebih dari 160 juta pengguna internet yang menghabiskan rata-rata 8 jam 36 menit untuk online setiap harinya.

Angka ini jauh lebih tinggi daripada rata-rata global, yaitu 6 jam 42 menit, yang mengindikasikan bahwa orang Indonesia sangat terhubung dengan dunia online setiap hari.

Untuk populasi yang saat ini didominasi oleh orang-orang berusia di bawah 30 tahun, rata-rata orang Indonesia menghabiskan waktu sekitar 3 jam 26 menit sehari di platform media sosial.
Dari jumlah tersebut, YouTube, WhatsApp, Facebook, dan Instagram merupakan platform media sosial yang paling aktif di negara ini, menurut We Are Society.

Dengan media sosial yang menarik begitu banyak perhatian, belanja iklan dan pemasaran online menarik saluran ini.

Indonesia merupakan pasar periklanan digital dengan pertumbuhan tercepat di dunia, menurut laporan Global Digital Advertising Trends 2022 yang diterbitkan oleh PubMatic.
diikuti oleh India. Belanja iklan digital diperkirakan akan mencapai US$2,6 miliar pada tahun 2022, naik 26% dari tahun sebelumnya.

Tren saat ini di Indonesia sangat positif Penduduk Indonesia menjadi melek digital Banyak pemain terbesar di dunia memasuki pasar Indonesia AGK juga berkembang seiring dengan tren di Indonesia
AGK sangat tertarik dengan pasar Indonesia dan menantikan pertumbuhan di Indonesia.

Sebagian dari pengeluaran ini digunakan untuk iklan, tetapi alat pemasaran yang semakin populer adalah apa yang disebut influencer marketing, sebuah strategi yang melibatkan key opinion leader (KOL) atau pembuat konten yang mewakili merek dan menyampaikan pesan melalui percakapan dan keterlibatan yang nyata.

Kampanye pemasaran influencer memanfaatkan kebiasaan orang untuk mempercayai orang lain, daripada hanya membaca tentang produk di iklan perusahaan.

Menurut laporan Nielsen Global Trust in Advertising, promosi dari mulut ke mulut masih menjadi bentuk iklan yang paling dipercaya. Sementara 83% responden Nielsen mempercayai rekomendasi dari teman dan keluarga, 66% mengatakan bahwa mereka mempercayai ulasan online dari orang asing yang merupakan pengguna produk dan layanan yang sebenarnya.

Konsumen lebih cenderung mempercayai influencer sosial yang telah terhubung dengan mereka secara online dibandingkan dengan iklan TV yang menampilkan selebriti terkenal. Efisiensi biaya adalah alasan lain mengapa banyak merek sekarang lebih memilih untuk beriklan dengan influencer, karena biayanya relatif murah dibandingkan dengan menggunakan saluran tradisional seperti TV